Senin, 07 Maret 2011

Gerakan Pecinta Bola Jambi Tolak Nurdin Halid

Jambi, BATAKPOS

Kelompok aktivis Gerakan Pecinta Bola Jambi (GP BOJA) menggelar aksi unjukrasa menuntut revolusi ditubuh PSSI dan menolak Nurdin Halid jadi Ketua Umum PSSI. Pengunjukrasa juga mendesak revolusi PSSI dengan “membuang” Nurdin Halid dan kroninya dari tubuh PSSI.

“Kami menolak pencalonan Nurdin Halid karena selama kepemimpinannya menggawangi PSSI, timnas tidak pernah mendapat juara. Kepemimpinan Nurdin Halid dan kroninya tidak becus dan harus dibuang dari tubuh PSSI,”kata Kordinator Lapangan GP Boja, Perijal Black dalam orasinya di Bundaran Tugu Juang Kota Jambi, Kamis (3/3).

Pecinta bola Jambi juga menduga dan membeberkan 10 dosa dan kesalahan yang dibuat Nurdin Halid dalam memimpin PSSI. Nurdin dinilai menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua Umum PSSI pada November 2003 dengan Soemaryoto dan Jacob Nuwawea.

Kemudian, Nurdin mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua wilayah dengan memberikan promosi gratis kepada 10 klub sepakbola, yakni, Persegi Gianyar, Persiba Balikpapan, Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan, Persema Malang, Persijap Jepara, Petrokimia Putra, PSPS Pekabaru, Pelita Jaya, dan Deltras Sidoarjo.

Ada indikasi jual beli tropi sejak musim 2003 lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik, karena ketua atau manager klub yang bersangkutan akan bertarung pada Pilkada.

Bobroknya prestasi Timnas ditandai tiga kali gagal ke semifinal SEA Games 2003, 2007, dan 2009. Pada 2005 timnas lolos ke semifinal, tetapi PSSI saat itu dipimpin oleh Agusman Effendi yang merupakan pejabat sementara karena Nurdin Halid masih berada dibalik jeruji besi penjara.

Kemudian membohongi FIFA dengan menggelar Munaslub di Makassar pada 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya. Laporan keuangan tidak jelas terutama dana Goal Project dari FIFA yang diberikan setiap tahun.

“Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang melibatkan petinggi PSSI, seperti Kaharudinsyah dan Togar Manahan Nero. Tidak punya kekuatan melobi polisi, sehingga pertandingan sering kali pertandingan tidak mendapat izin atau digelar tanpa penonton,”ujar pengunjukrasa.

Kemudian doasa lain yakni Nurdin merupakan satu-satunya Ketua Umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dibalik jeruji besi. Nurdin terlalu banyak intervensi terhadap keputusan-keputusan Komisi Disiplin sebagai alat lobi untuk kepentingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai ketua umum. GP BOJA juga mendukung upaya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). ruk

Tidak ada komentar: