Gubernur Jambi HBA Mengaku Kerja Fokus untuk Rakyat Kecil
JAMBI, MR-Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus menyatakan bahwa pengalaman
hidupnya yang dimulai dengan keprihatinan membuatnya memfokuskan program
kerjanya bagi kehidupan rakyat kecil.
Pernyataan ITU disampaikan hba dalam dialog dengan salah
satu televisi lokal Jambi dalam dalam program 60 menit bersama HBA bertempat di
Rumah Dinas Gubernur Jambi, Selasa (19/5/15) lalu.
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan, program
Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) merupakan program unggulan Provinsi Jambi
demi pengentasan rakyat miskin.
Sasaran pembangunan Samisake guna menuntaskan masyarakat
yang sangat miskin di Jambi sebanyak 34180 Kepala Keluarga (KK). “Kehidupan saya
yang sulit, bagaimana saya harus berjuang terutama untuk meraih pendidikan dimana
saya sekolah sambil bekerja membuat diri saya berpikir bagaimana saya dapat membangun
dan membantu masyarakat Provinsi Jambi, terutama masyarakat yang miskin. Untuk makan
saja susah apalagi untuk mengenyam pendidikan. Untuk itu dalam program Samisake
selain bedah rumah kita programkan beasis wa mulai dari tingkat SD sampai perguruan
tinggi,” kata HBA.
Gubernur Jambi juga menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya
sebagai pimpinan harus dilakukan dengan ikhlas demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya memang dituntut dan diminta masyarakat untuk memberi pelayanan.
Saya sadar untuk itu, tapi yang jelas hati saya betul-betul ikhlas melaksanakan
tugas pemerintahan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jambi
kedepan. Sebenarnya saya tidak ingin menjadi Gubernur Jambi untuk periode kedua
tetapi dengan dorongan masyarakat yang menginginkan saya maju kembali, maka saya
kembali mencalon kan diri,” katanya.
Masa Kecil HBA
Pada awal perbincangan Gubernur Jambi HBA memberikan dengan rinci siapa dirinya
dan bagaimana masa kecilnya serta perjuangannya dalam meniti karir.
HBA lahir di Sungai Abang, Sarolangun 31 Desember 1953,
beristrikan Yusniana seorang mantan perawat Rumah Sakit Umum Daerah Jambi. “Sebenarnya
tanggal 31 Desember bukan tepat tanggal kelahirannya. Saya juga tidak tahu kapan
tepatnya tanggal kelahiran saya. Tanggal itu dibuat sesuai dengan peraturan
yang berlaku hanya tahunnya yang tepat,” jelasnya.
Anak sulung dari pasangan H. Agus. D dan Hj Mo’ah dalam mengenyam
pendidikan dasar (SD) tahun 1969. Hasan panggilan akrabnya di kampung adalah anak
pertama dari 10 bersaudara.
Dengan kopiah kesayangannya Hasan Basri Agus kecil selalu rajin
membantu orang tuanya . Bahkan menjaga adik-adiknya. Sepulang sekolah beliau memasak
nasi, mengangkat air sampai ketika Ayah dan Ibunya pulang dari kebun.
“Sejak kecil saya memang diberitanggungjawab oleh orang tua dan
saya sudah bisa memasak nasi sejak kelas 4 SD, kenangnya.
Sikap kepemimpinan sudah beliau tampakan sejak kecil dan ini
memberi arti tersendiri pada keluarganya. Tidak cukup sampai disitu, diam-diam Hasan
berkeinginan kuatu ntuk melanjutkan sekolahnya di Kota Jambi.
Keinginannya untuk maju itu cukup jarang dimiliki oleh anak-
anak sebayanya di kampung halaman. Keinginannnya untuk mendalami ilmu agama,
sehingga tahun 1975 HBA masuk ke Madrasah Tsanawiyah As’ad Olak Kemang seberang
Kota Jambi.
Pagi, siang, sore dan malam ia habiskan menuntut ilmu agama.
Dengan menempati pondok dari bambu yang berukuran 3x3m yang berada di pulau kecil
(daratan kecil pinggir Sungai Batanghari) dimana sekolah As’ad dan posisi pondok
dipisahkan oleh sungai kecil, namun Hasan tetap bersemangat belajar bahkan menjadi
ketua kelas.
“Saya memang sangat bersemangat untuk sekolah dan saya tidak
pernah membolos karena bagi saya pendidikan itu sangat penting dalam kehidupan kita.
Dan saya sangat berterimakasih kepada orang tua, keluarga yang telah mendukung saya
sepenuhnya,” kata HBA mengakhiri. (Lee).(BACA EDISI CETAKNYA DI MEDIA REGIONAL JAMBI EDISI 90)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar