Jumat, 17 April 2015

PM Norwegia Prihatin Orang Rimba Semakin Tersingkir

Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg (duduk tengah) didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (duduk nomor dua dari kanan) berdialog dengan komunitas adat terpencil Suku Kubu atau Orang Rimba, Rabu (15/4). Rosenman Manihuruk/Harian Jambi
Jambi - Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg mengunjungi komunitas adat terpencil, Suku Kubu atau Orang Rimba ,di kawasan hutan Dusun Senamat Ulu, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Rabu (15/4).

PM Norwegia langsung melihat lebih dekat kondisi kehidupan Orang Rimba di Jambi karena selama ini Pemerintah Norwegia sudah banyak memberikan bantuan untuk penyelamatan Orang Rimba di Jambi.

Pada kunjungan tersebut, PM Norwegia Erna Solberg yang didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengadakan dialog langsung dengan Orang Rimba.

Keluhan–keluhan Orang Rimba yang diterjemahkan Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi Konservasi (Warsi) Jambi, Rudy Syaf, mendapat respons serius dari Erna Solberg.

Erna Solberg mengaku sangat prihatin melihat kehidupan Orang Rimba di Jambi saat ini yang semakin tersingkir dari habitat mereka di hutan akibat kerusakan hutan dan konversi hutan yang semakin luas menjadi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI).

Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan terus agar Orang Rimba tidak sampai punah. Jaminan kehidupan untuk Orang Rimba yang masih hidup di hutan perlu diberikan karena belum semua Orang Rimba mau menjalani hidup secara menetap di perkampungan seperti warga desa biasa.

“Pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah di Jambi perlu bersikap proaktif melakukan upaya–upaya penyelamatan Orang Rimba yang masih tinggal di hutan. Salah satu di antaranya mengendalikan kerusakan hutan dan membatasi konversi hutan untuk kebun sawit dan HTI. Hutan yang alami perlu disediakan menjadi tempat hidup Orang Rimba agar mereka bisa tetap hidup eksis dengan mengandalkan sumber daya hutan,” katanya.

Sementara itu, Manajer KKI Warsi Jambi Rudy Syaf mengatakan jumlah komunitas Orang Rimba yang dikunjungi PM Norwegia di Dusun Senamat Ulu, Bungo, sekitar 57 kepala keluarga (KK) dengan jumlah warga sekitar sebanyak 137 jiwa.

Kehidupan Orang Rimba di daerah itu semakin sulit karena hutan kian menyempit akibat pembalakan liar, pembangunan kebun sawit dan pembangunan HTI.

“Upaya penyelamatan Orang Rimba yang masih hidup di hutan Bungo dan di hutan beberapa kabupaten di Jambi tarus dilakukan KKI Warsi melalui dukungan Pemerintah Norwegia. Kami berharap, melalui kunjungan PM Norwegia ke tempat Orang Rimba ini, perhatian, komitmen dan bantuan pemerintah daerah dan pusat untuk menyelamatkan Orang Rimba semakin meningkat,” katanya.

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan untuk menggalang dukungan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan HTI di Jambi menyelamatkan Orang Rimba, pihaknya sudah sering mengadakan pertemuan dengan pihak pengusaha perkebunan dan kehutanan terkait pemberian bantuan kepada Orang Rimba.

Baru-baru ini sudah ada perusahaan sawit di Jambi yang membangunkan lahan kebun sawit untuk Orang Rimba di Kabupaten Batanghari.

Untuk meningkatkan kepedulian pengusaha perkebunan dan HTI terhadap nasib Orang Rimba, lanjut HBA, pihaknya juga mempertemukan PM Norwegia, Erna Solberg, di Kota Jambi, Kamis (16/4).

Melalui pertemuan tersebut, para pengusaha perkebunan kelapa sawit dan HTI di Jambi diharapkan semakin peduli dan bersedia memberikan bantuan penyelamatan Orang Rimba. Baik itu bantuan pembangunan perkebunan sawit dan usaha tani kepada Orang Rimba maupun bantuan pelestarian hutan yang masih dihuni Orang Rimba. (*)
 
Gubernur Jambi HBA Sambut Baik Dukungan PM Norwegia Erna Solberg

Jambi-Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) menyambut baik dukungan dari Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg terhadap pemberdayaan komunitas Suku Anak Dalam (SAD) yang ada di Provinsi Jambi. Hal itu ditunjukkan Gubernur Jambi HBA saat mendampingi PM Norwegia Erna Solberg dan Menteri Kehutanan Siti Nurbaya, melakukan kunjungan kerja di Hutan Adat Desa Senamat Ulu, Kabupaten Bungo, Rabu 15 April 2015.


Gubernur Jambi HBA (paling kanan) mendampingi PM Norwegia Erna Solberg dan Menteri Kehutanan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya saat kunjungan kerja di Hutan Adat Desa Senamat Ulu, Kabupaten Bungo, Rabu 15 April 2015. Fotofoto Rosenman Manihuruk/Harian Jambi
Kunjungan PM Norwegia dan rombongan juga menjalin kerjasama Indonesia dengan Norwegia dalam rangka mengurangi emisi gas dan peninjauan Hutan Adat di Provinsi Jambi.

Gubernur Jambi HBA menyambut Kunjungan Kerja PM Norwegia  Erna Solberg, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya bersama Duta Besar Negara Norwegia Stig Traavik, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Yuwono A Putranto,  tiba di Bandara Bungo, Rabu (15/4/15). 

Kemudian Kamis 16 April 2015 pagi dilanjutkan pertemuan di Aston Hotel Jambi bersama Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jmabi Irmansyah, Direktur WARSI ( Wahana Konservasi Indonesia) Rahmat Hidayat, PM Norwegia  Erna Solberg, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Yuwono A Putranto, Greenpeca Bustar Maitar, Walhi Abednego Tarigan, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, Lembaga Cargil Jean Louis Guillou, Pihak Asia Pulp and Paper Aida Greenbury, Warsi Dikki Kurniawan, REDD Jambi, Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman, Danrem Gapu 042 Jambi Kol TNI Haryanto. 

Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar mengatakan, kunjungan PM Norwegia itu sebagai komitmen negara asing yang berbuat untuk SAD Jambi, khususnya warga dikawasan hutan adat di Provinsi Jambi. 

Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, PM Norwegia Erna Solberg menginginkan adanya One Map (peta acuan) untuk mengatasi konflik warga dengan perusahaan perkebunan di Jambi. Onemap itu sangat penting guna memetakan persoalan konflik lahan di Jambi.

Shinta mengatakan, pihaknya juga mengajak pengusaha perkebunan atau HTI untuk mematuhi aturan sesuai Onemap yang akan dibentuk segera. Hal itu guna mewujudkan pemberdayaan SAD atau masyarakat hutan adat dari donor seperti Negara Norwegia.

Disebutkan, kunjungan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg guna membahas kerja sama Indonesia dan Norwegia dalam rangka mengurangi emisi gas serta mempelajari upaya Pemerintah Provinsi Jambi dan pusat dalam mengurus SAD. (Lee)


Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar (paling kanan), Kadis Kehutanan Jambi Irmansyah dan Pihak REDD Jambi usai acara pertemuan di Hotel Aston, Kamis 16 April 2015.

Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman.

Danrem Gapu 042 Jambi Kol TNI Haryanto

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani saat wawancara.Foto Asenk Lee Saragih


Tidak ada komentar: