Rabu, 10 November 2010

Gubernur Jambi Minta Aparat Ungkap Provokasi di Senyerang

Penembakan Warga Oleh Brimob Polda Jambi

Jambi, BATAKPOS

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus meminta jajaran Polda Jambi untuk mengusut tuntas kasus aksi penghadangan kapal milik PT Wira Karya Sakti (WKS) dan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPPI) yang dilakukan ratusan warga Senyerang yang berakhir ricuh. Seorang warga, Ahmad Adam (40) tewas setelah peluru bersarang di kepalanya, Senin (8/11/2010).

Gubernur juga meminta warga untuk tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang mengingkinkan Provinsi Jambi tidak kundunsif. Aparat kemanan juga diminta melakukan tindakan persuasive dalam menangani kasus yang melibatkan massa.

Hal itu dikatakan Hasan Basri Agus, Selasa (9/11) menyusul terjadinya anarkisme antara warga dengan Brimob Polda Jambi di Sungai Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Senin lalu.

Gubernur Jambi juga meminta pihak PT WKS dan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPPI) mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan sengketa lahan dengan warga yang berbuntut pada penghadangan kapal milik kedua perusahaan tersebut.

Kapolres Tanjung Jabung Barat AKBP Mintarko melalui Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, Selasa (9/11) mengatakan, tembakan peringatan dilakukan saat warga berupa mengejar kapal. Penembakan dilakukan akibat aksi anarkis masyarakat yang berusaha menghalang-halangi kapal saat melintas.

Aksi blokade ratusan warga Senyerang terhadap kapal melintas di Sungai Pengabuan sejak lima hari lalu menelan korban. Korban yang diketahui bernama Ahmad Adam (40) tewas usai peluru bersarang di kepalanya.

Kejadian tersebut berlangsung Senin (8/11) sekitar pukul 14.00 WIB saat warga berusaha menghentikan laju kapal TB Perdana VIII. Mengetahui kapal melintas, sekitar 25 pompong dengan kapasitas lima hingga 10 orang mengejar kapal.

Pengejaran dilakukan karena kapal menembus blokade jalur sungai. Blokade dilakukan dengan menggunakan tali kawat yang melintang dari sisi kiri dan kanan sungai, serta dijaga sekitar 30 pompong dan ratusan warga. Gagal mengejar kapal, massa akhirnya kembali ke dermaga.

Sekitar 15 menit berselang, kapal tongkang pun melintas. Warga yang telah emosi kembali melakukan pengejaran, meski kapal dikawal aparat polisi. Saat warga mendekat, aparat kemudian mengeluarkan tembakan peringatan. Warga yang marah, akhirnya melempari TB Perdana VIII dengan bom molotov. Bahkan warga sempat naik ke kapal untuk meminta kapal berbalik arah.

Mengetahui rekannya terkena peluru, pengejaran pun urung dilakukan, sekaligus berupaya menyelamatkan korban. Bahkan, korban yang beralamat di RT 04, Jalan Harapan Desa Senyerang sempat dilarikan warga ke puskesmas.

ABK TB Perdana VIII, Fredy (45) mengatakan, saat melintas warga melempari kapal dengan bom molotov. Mengetahui aksi anarkhis warga, bersama empat rekannya kemudian masuk ke dalam ruangan dan mengunci pintu rapat-rapat. Bahkan, aksi tersebut menyebabkan ABK Dodi Saputra terluka pada bagian kaki akibat serpihan bom molotov.

Kapal Terbakar

Aksi pelemparan bom Molotov oleh warga terhadap kapal TB Perdana VIII menyebabkan sejumlah pelalatan kapal terbakar. Bom Molotov dilempar menggunakan botol dan bambu . Selain melempari kapal, warga juga sempat menaiki kapal sekaligus meminta ke ABK kapal untuk memutar haluan.

Kapala Tongkang, Perdana VIII, Fredy (45) mengatakan, saat melintas warga melempari kapal dengan bom molotov. Mengetahui aksi anarkhis warga, bersama empat rekannya kemudian masuk ke dalam ruangan dan mengunci pintu.

Bahkan, aksi tersebut menyebabkan ABK Kapal, Dodi Saputra terluka pada bagian kaki akibat serpihan bom molotov. Warga membakar kapal kami, dan meminta kami memutas haluan.

Humas PT LPPI, Hermawan mengatakan, kapal dengan panjang sekitar 20 meter itu hendak menuju Batam, usai mengantar 3000 ton solar milik PT LPPPI. Aksi blokade warga, menyebabkan kapal terhenti selama enam hari. Kerusakan kapal, kata pria berdarah Manado ini telah dilaporkan ke pihak perusahaan, PT CPT di Batam.

Pasca kejadian itu, kapal dengan nomor lambung GT 40.NO 245/GGD masih bersandar sekitar satu kilometer dari lokasi blokade. Pihak kepolisian telah memintai keterangan atas peristiwa tersebut sekaligus mengumpulkan barang bukti.

Disebutkan, adanya aksi pelembaran kapal dengan bom molotov juga menyebabkan dua PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPI) tidak jadi berangkat. Kapal pengangkut bubur kertas dan tissue dengan kapasitas 7.200 ton ini menunggu hingga situasi kondusif.

Recananya, kapal Marcopolo XI, dan Sando Perkasa akan mengirim bubur kertas dan tissue menuju Surabaya, dan Kerawang, Riau. Ulah brutal warga Senyerang menyebabkan dua kapal tongkang batal di berangkatkan.

“Kami telah dirugikan, karena masyarakat bertindak anarkhis. Dua kapal kami batal berangkat,”kata Hermawan.

Kronologis

Insiden berawal dari dihadangnya tugboat Sindo Perkasa II, Marcopolo II dan Union Star 27 saat menarik tiga kapal, Sindo Ecean Marine, Marcopolo 90 dan Sejahtera yang mengangkut solar dari Tebing Tinggi ke Kuala Tungkal, Tanjab Barat, Kamis (4/11).

Sejumlah orang yang mengaku masyarakat Senyerang, Tanjab BaratWarga memblokade jalur sungai Pengabuan dengan cara tali kawat melintang dari sisi kiri dan kanan Sungai. Saat kapal Tanker melintas, warga mengejar dengan kapal pompong.

Tidak berapa lama, melintas kapal Tongkak, warga kembali mengejar. Brimob Polda Jambi yang mengawal, mengeluarkan tembakan peringatan.

Warga pun melempar kapal dengan bom Molotov, hingga fasilitas kapal terbakar. Warga menarik diri, aksi tembak masih berlanjut. Kepala Ahmad terkena peluru, saat berada di pompong dengan jarak sekitar 100 meter.

Kapasitas masing-masing 25 pompong, memuat 5 hingga 10 orang. Jarak antara tongkang dengan pompong sekitar 100 meter. Korban langsung rebah di pompong, usai peluru mengenai kepala korban. Warga mundur dari pengejaran, usai aksi penembakan. ruk

Tidak ada komentar: