Jambi, Batak Pos
Ratusan suku anak dalam (SAD) atau lebih dikenal dengan sebutan orang rimba yang bermukim di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) kini membutuhkan guru untuk mengajar membaca, menulis dan berhitung.
(Teks Foto : Butet Manurung saat mengajari anak rimba di Jambi.)
Komunitas SAD juga meminta agar guru-guru itu bersedia mengajari mereka di alam bebas seperti kebiasaan hidup SAD di hutan. Demikian dikatakan Temenggung (Kelapa Suku) Tarip saat menerima kunjungan Menteri Kehutanan RI MS Kaban ke TNBD di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Sabtu (3/5).
"Kami butuh guru untuk mengajar anak-anak SAD. Dengan demikian, ke depan kami dapat merasakan pendidikan seperti masyarakat lainnya di negeri ini", kata Tarip.
Menurut Temengung Tarip yang pernah mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden SBY tahun 2006 bidang lingkungan ini, sekitar 300 KK warganya sekitar 10 tahun lalu sudah mulai mengenal tulis baca setelah diajarkan tenaga pengajar yang diberikan LSM Komuntas Konservasi Indonesia warung Informasi (KKI Warsi).
"Sebagian besar anak usia sekolah sudah mengenal tulis baca. Kegiatan belajar itu dilakukan di bawah pohon dengan waktu yang tidak ditentukan secara tetap. Kami sangat bersyukur dengan adanya perkembangan ini,karena dulu nenek moyang kami sangat melarang masuknya budaya luar, namun kini sudah menerima hal tersebut," kata Tarip.
Disebutkan, dengan mengenal baca tulis, warga SAD tidak bisa dibohongi lagi bila mau membeli atau menjual hasil hutan ke pasar.
Hal senada juga dikatakan Temenggung Majid dan Temenggung Wira. Menurut mereka, pihaknya bangga atas kunjungan menteri Kehutanan yang melihat langsung keberadaan mereka di TNBD. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar