Minggu, 19 Februari 2012

Pesta Bona Taon Jadi Akomodasi Politik Praktis

Jelang Pemilukada Walikota Jambi 2013

Jambi, BATAKPOS

SY Fasya saat menghadiri salah satu Pesta Bona Taon marga di Kota Jambi baru-baru ini. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Sejumlah perkumpulan marga-marga di Kota Jambi kini menjadikan kegiatan tahunan seperti Pesta Bona Taon (syukuran awal tahun) jadi akomodasi politik praktis. Hal itu dimanfaatkan calon kandidat Walikota Jambi pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2013 mendatang. Bahkan pengurus marga-marga tidak segan-segan mengundang calon kandidat menghadiri pesta bona taon hanya untuk mendapatkan sejumlah sumbangan.

Pesta Bona Taon jadi akomodasi politik praktis sudah berjalan dua tahun terakhir. Sejumlah kumpulan marga sudah ada yang menghadirkan calon kandidat peserta pemilukada hadir pada pesta bona tahun. Sumbangan yang diperoleh dari calon kandidat itu mencapai Jutaan Rupiah.

Berdasarkan catatan BATAKPOS, calon kandidat walikota yang kerap hadir pada pesta bona taon marga-marga di Kota Jambi yakni SY Fasya (Ketua Angkatan Muda Partai Golkar-AMPG) Provinsi Jambi. Sejumlah pesta bona taon yang sudah dihadiri Fasya seperti Pesta Bona Taon Marga Simanjuntak, Pasaribu, Sihombing, Siregar, Sinaga dan marga-marga lainnya.

Pengurus kumpulan marga juga kerap “menjual” tumpuan kepada calon kandidat hanya dengan iming-iming sumbangan. Hal ini kerap terjadi disetiap ada Pemilukada di Provinsi Jambi. Bahkan masyarakat Batak di Provinsi Jambi kerap terkotak-kotak akibat politik praktis yang masuk ke kumpulan marga-marga lewat Pesta Bona Taon.

Tokoh muda Batak di Jambi, Nalom Siadari ME kepada BATAKPOS, Jumat (17/2) mengatakan, Pesta Bona Taon jangan dijadikan sebagai ajang politik praktis oleh pengurus-pengurus marga.
Pesta Bona Taon dijadikan akomodasi politik praktis oleh calon kandidat, akan berdampak buruk bagi masyarakat Batak di Kota Jambi.

“Masyarakat Batak di Jambi sudah pengalaman saat Pemilukada Gubernur dan Walikota Jambi. Ternyata kandidat yang rutin hadir di Pesta Bona Taon masyarakat Batak tidak menang di Pemilukada. Dampaknya masyarakat Batak yang tidak mendukung kandidat saat Pemilukada, kurang dihargai oleh pejabat yang menang di Pemilukada tersebut,”katanya.

Pengamalan tersebut harus bisa sebagai pembelajaran bagi masyarakat Batak, khususnya kumpulan-kumpulan marga-marga di Jambi, agar tidak menjadikan Pesta Bona Taon sebagai akomodasi politik praktis calon kandidat.

“Masyarakat Batak di Kota Jambi harus bersatu, jangan mau dikotak-kotakkan, sehingga nilai tawar masyarakat Batak di Kota Jambi jelang Pemilukada bisa diperhitungkan oleh kandidat. Orang Batak juga sudah pantas ikut Pemilukada Kota Jambi, minimal Wakil Walikota,”katanya.

Suhu Politik Mulai Panas

Suhu politik menjelang Pemilukada Kota Jambi periode 2013-2018 mulai memanas. Bahkan, aksi klaim di masing–masing tim pendukung sudah mulai ramie. Sejumlah partai politik sebagai partai pengusung sudah mulai menentukan sikap.

Pantauan BATAKPOS menunjukkan, terdapat sejumlah nama yang di sebut–sebut bakal maju di Pemilukada nanti, seperti dr Raden Bambang Priyanto (Walikota Jambi), Sum Indra (Wakil Walikota Jambi), Effendi Hatta (Ketua DPRD Provinsi Jambi), Nur Muhammad Agus (Birokrat), Sy Fasha (Ketua AMPG Provinsi Jambi), Hendry Mansyur (Anggota DPRD Provinsi Jambi), dan sejumlah nama lainnya.

Terkait munculnya nama–nama tersebut, dibalik itu muncul dari mereka yang mulai digadang– gadangkan untuk saling berpasangan. Misalnya, Bambang Priyanto berpasangan dengan Sy Hendry Mansyur sebagai Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota, Sum Indra yang merupakan politisi PAN Jambi berpasangan dengan Nur Muhamad Agus Atau Sum Indra dengan Hendri Mansyur.

Sedangkan Effendi Hatta (politisi Partai Demokrat) digadangkan berpasangan dengan Nur Muhammad Agus yang notabene adik kandung Gubernur Jambi Hasan Basri Agus yang merupakan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi. RUK

Tidak ada komentar: