Jumat, 30 Maret 2012

BEI Ajak Investor Daerah Masuk di Pasar Modal

Jambi, BATAKPOS
Turun Gunung : BEI kini turun gunung ke daerah guna menjaring investor daerah agar mau berinvestasi di BEI. (Kiri ke kanan) Kepala Divisi Hukum BEI, Dewi Arum P, Reynant Hadi, Mohammad Awaluddin, Fitri Ulinda br Hutabarat (moderator) pada acara workshop dengan insane wartawan di Abadi Suit Hotel Jambi, Kamis (29/3). Sedikitnya 30 wartawan liputan Jambi hadir pada acara itu. Foto batakpos/rosenman manihuruk


Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak investor yang berinvestasi di daerah untuk ikut berinvestasi di pasar modal. Pengenalan BEI kepada masyarakat di daerah kini tengah digalakkan, guna menghilangkan image (anggapan) bahwa pasar modal (BEI) hanya dinikmati kalangan atas.

Hal itu dikatakan Kepala Divisi Hukum BEI, Dewi Arum P pada acara workshop dengan insane wartawan di Abadi Suit Hotel Jambi, Kamis (29/3). Sedikitnya 30 wartawan liputan Jambi hadir pada acara itu. Penarasumber lainnya yakni Kepala Divisi Hukum, Komunikasi dan Umum PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Reynant Hadi, Kepala Unit Operasional Teknologi Informasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Mohammad Awaluddin.

Menurut Dewi Arum, workshop itu dilaksanakan untuk memperkenalkan prinsip-prinsip dasar seluk beluk investasi pasar modal di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak kurang lebih 220 juta jiwa, dengan Gross Domestic Product yang meningkat sebesar 33,3 persen selama lima tahun terakhir.

Angka itu tidak diragukan lagi bahwa saat ini Indonesia adalah Negara yang memiliki potensi investor local di Indonesia masih terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. BEI kini merambah ke daerah Jambi, karena prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup menjanjikan.

“Melalui media daerah, diharapkan para investor local mendapatkan informasi mengenai hal-hal terkait investasi di Pasar Modal sebagai salah satu alternative investasi. Kota Jambi merupakan salah satu pusat perdagangan dan pelayanan jasa utama di Provinsi Jambi. Kota Jambi juga menghubungkan lintas Tengah dan Timur Sumatera, sehingga berpotensi menjadi simpul perdagangan regional,”kata Dewi.

Sementara Reynant Hadi mengatakan, KPEI adalah perusahaan swasta yang mengerjakan pekerjaan pemerintah. KPEI berfungsi untuk melakukan kliring serta penjamin investor di BEI.

Menurutnya, saat ini transaksi di BEI setiap harinya mencapai 100 ribu transaksi. Namun hal itu masih didominasi investor di Jakarta dan Surabaya. Menurutnya, investor di daerah tidak perlu takut untuk berinvestasi di pasar modal karena dijamin oleh KPEI.

Jambi Sudah 1.121 Sub Rekening Efek


Kepala Unit Operasional Teknologi Informasi PT KSEI, Mohammad Awaluddin mengatakan,
PT KSEI merupakan perusahaan swasta sebagai tempat penyimpanan transaksi dan dana nasabah yang berinvestasi di BEI. Saat ini Provinsi Jambi memiliki 1.121 Sub Rekening Efek (SRE) di BEI dengan keberadaan Kartu AKses berjumlah 807 kartu.

Jumlah tersebut paling banyak di Kota Jambi dengan 1.038 SRE dengan 757 kartu AKses di KSEI. Kabupaten Bungo 21 SRE 6 kartu AKses, Kerinci 17 SRE 11 kartu AKses, Muarojambi 15 SRE 6 kartu AKses dan Tanjung Jabung Barat 9 SRE 8 kartu AKses, Batanghari 7 SRE dengan 7 kartu AKses, Sarolangun, Tanjabtim dan Tebo masing-masing 1 SRE.

Menurut Mohammad Awaluddin, Provinsi Jambi berpotensi untuk pengembangan investasi di BEI. Kota Jambi berdekatan dengan pusat pertumbuhan regional Batam, Singapura dan Johor. Masa yang akan dating Jambi diprediksi akan memainkan peran penting sebagai daerah pendukung utama.

“Guna memastikan dampak yang berkelanjutan, BEI secara konsisten berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di beberapa kota di Indonesia. Selain Jambi, BEI telah menyelenggarakan workshop wartawan di Aceh, Makassar, Lampung, Kediri, Malang, Lombok dan Bengkulu. Bangka akan dilaksanakan awal April 2012,”kata Sekretaris PT BEI Irmawati Amran.

Disebutkan, melalui sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan di berbagai daerah, jumlah investor pasar modal di Indonesia diharapkan dapat bertambah, sehingga memperkuat basis investor local dan semakin memajukan pasar modal Indonesia. RUK

Tidak ada komentar: