Rabu, 21 Desember 2011

Petani Karet Jambi Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi

Manual: Petani karet di Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi hingga kini masih menggunakan teknologi sederhana (manual) dalam menggiling Slab (getah karet yang sudah dibentuk petak-petak) guna mengeluarkan kadar air pada slab tersebut. Tampak Slamet AT (kanan) dan Slamet KA (kiri) petani karet Dusun Suka Damai-Desa Pondok Meja saat menggiling slab di Unit Pengolahan Hasil (UPH) Budi Utoko A di Dusun Suka Damai, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong-Kab Muarojambi, Provinsi Jambi, Selasa (20/12).Foto batakpos/ rosenman manihuruk




Jambi, Batak Pos

Para petani karet di Kabupaten Muarojambi hingga kini masih kesulitan mendapatkan pupuk jenis urea dan TSP bersubsidi. Ditengarai pupuk bersubsidi banyak mengalir kepada perusahaan dan petani berdasi. Petani meminta Pemerintah Provinsi Jambi untuk menelusiri kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut.

Supriadi, petani karet Desa Suka Damai, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi saat ditemui BATAKPOS di kediamannya, Selasa (20/12) mengatakan, ratusan petani karet rakyat di Muarojambi masih kesulitan memperolah pupuk urea dan TSP bersubsidi tersebut.

“Walau harga beli petani Rp 125.000 per sak pupuk urea dan TSP bersubsidi, kami masih kesulitan mendapatkannya. Memasuki musim hujan kami petani karet butuh pupuk tersebut guna menghindari penyankit jamur putih pada akar karet. Penyakit jamur putih pada karet kerap membuat pohon karet mati,”katanya.

Supriadi mensinyalir pupuk bersubsidi untuk rakyat telah diselewengkan agen pupuk kepada perusahaan perkebunan karet atau kepada petani berdasi. “Kami berharap instansi terkait bisa mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut,”kata Supriadi.

Hal senada juga dikatakan Slamet AT dan Slamet AK, petani karet Dusun Suka Damai. Menurut mereka, kesulitan mendapatkan pupuk ure dan TSP bersubsidi tersebut sudah hamper 3 bulan lebih. Bahkan untuk membeli pupuk non subsidi juga petani sulit.

“Akibat langkanya pupuk urea dan TSP bersubsidi tersebut, mengancam ratusan hektar perkebunan karet rakyat terjangkit virus jamur putih pada karet. Selain itu, latex yang dihasilkan pohon karet juga berkurang karena tidak ada pemupukan,”kata Slamet AT.

Petani karet Desa Pondok Meja, Muarojambi juga meminta pemarintah daerah agar bisa memasok pupuk urea dan tsp bersubsidi kepada petani secara langsung tanpa melalui agen pupuk. Petani juga mengancam akan mendatangi PT.Pupuk Sriwijaya di Jambi jika kelangkaan pupuk tersebut terus terjadi. RUK

Tidak ada komentar: