Jumat, 25 September 2015

Penanggulangan Asap Gagal, Warga Jambi Frustrasi

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/891442972803.jpg
Warga Kota Jambi terpaksa menggunakan masker ketika melakukan aktivitas di luar rumah, menyusul munculnya kembali asap tebal di kota itu, 22 September 2015. (Suara Pembaruan/Radesman Saragih)


UDARA KOTA JAMBI KAMIS 24 SEPT 2015
Jambi - Sebagian besar warga Kota Jambi mengaku frustrasi menyusul gagalnya upaya pemerintah menanggulangi bencana asap. Rasa frustrasi tersebut muncul, karena sudah tiga bulan warga kota itu terpapar asap. Bencana asap yang masih terjadi hingga Jumat (25/9) di kota itu menyebabkan semakin banyak warga yang terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Proses belajar siswa di sekolah terganggu dan kegiatan usaha ekonomi warga pun terhenti. Sementara, pemerintah sama sekali tidak bisa memberikan kepastian mengenai keberhasilan penanggulangan asap, kebakaran hutan, dan lahan.

Albert (53), seorang sopir taksi di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Kota Jambi, mengatakan sangat frustrasi akibat bencana asap yang melanda kota itu selama tiga bulan terakhir. Asap tebal yang melumpuhkan penerbangan di Jambi membuat usahanya lumpuh total. Dia bersama puluhan sopir taksi di bandara setempat sudah dua bulan tidak bekerja, karena tidak ada pesawat yang beroperasi. Padahal kebutuhan belanja keluarga meningkat, akibat naiknya harga kebutuhan pokok selama kemarau.

Selain itu, biaya sekolah anak-anak yang sekolah di sekolah swasta juga sangat mendesak. Asap tebal yang melanda Jambi hingga Jumat (25/9) juga membuat anggota keluarga Albert terkena ISPA, batuk dan demam.

“Yang lebih memprihatinkan, sekolah anak-anak sangat terganggu. Sudah hampir satu bulan penuh anak-anak tidak sekolah. Padahal beberapa pekan mendatang anak-anak sudah mau ujian. Kami bingung juga, karena tidak ada kepastian yang bisa diberikan pemerintah kapan bencana asap ini bisa ditanggulangi,” katanya, Jambi, Jumat (25/9).

Berdasarkan pantauan di lapangan pagi ini, asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti kota itu masih sangat tebal, sama seperti kondisi Kamis (24/9). Asap tebal membatasi jarak pandang, sehingga hanya di bawah 500 meter (m) saja. Selain itu, asap juga menyebabkan seluruh sekolah di Kota Jambi kembali diliburkan.

Menurut Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Abubakar, wali kota Jambi menginstruksikan seluruh sekolah di Kota Jambi libur kembali mulai Jumat (25/9), karena asap tebal menyebabkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) di kota itu mencapai 300 partikel per mikron (ppm).(Sumber: Suara Pembaruan
Radesman Saragih/FAB
Suara Pembaruan

Tidak ada komentar: