Selasa, 09 Desember 2014

Pemerintah dan Dewan Abai Terhadap Korban Banjir di Jambi



NAIK: Debit Sungai Batanghari tampak naik berdasarkan Stasiun Duga Air Automatik (AWLR) Sungai Batanghari milik Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi di Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, Senin (8/12) sore,  menunjukkan, luapan Sungai Batanghari sudah mencapai 13,45 meter atau masuk status siaga. ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI


Lima Orang Warga Jambi Tewas Terseret Luapan Sungai Batanghari

JAMBI-Pemerintah daerah dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), baik tingkat kota maupun provinsi dinilai abai terhadap warga yang kini menjadi korban banjir. Hingga kini belum ada kunjungan Walikota Jambi dan Gubernur Jambi kepada warga korban banjir, meski belum ada yang mengungsi.
 
Sementara luapan air Sungai Batanghari semakin tak terkendali menyusul tingginya curah hujan di Provinsi Jambi selama dua pekan ini. Tidak terkendalinya luapan Sungai Batanghari tersebut membuat banjir melanda Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Banjir yang melanda daerah itu sepekan terakhir telah menelan lima orang korban jiwa, merusak ratusan hektare sawah, menghancurkan beberapa unit jembatan dan bangunan.


Pantauan Harian Jambi di Kota Jambi Senin (8/12) sore, ribuan rumah warga terisolir akibat banjir. Rumah warga yang terisolir akibat banjir tersebar di Kelurahan Tahtul Yaman, Kecamatan Pelayangan, Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Danauteluk, Seberang Kota Jambi serta Kelurahan Legok, Penyengat Rendah dan Sipin, Kecamatan Telanaipura.

Seluruh jalan lingkungan di empat kelurahan yang berada di dua kecamatan tersebut terendam banjir. Akibatnya warga harus menggunakan sampan untuk melakukan kegiatan di luar rumah.

Maryati (30), warga Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi mengatakan, Dia dan keluarga sudah sepekan menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas di luar rumah karena halaman rumah mereka terendam banjir.

Mereka belum mengungsi karena masih bisa bertahan di rumah bertiang atau rumah panggung. Namun kendaraan sepeda motor mereka sudah diungsikan. Kemudian keluarga Maryati juga sudah membuat balai-balai di dalam rumah mengantisipasi terus naiknya banjir.

“Banjir semakin tinggi akibat terus meluapnya Sungai Batanghari. Kami khawatir, banjir akan menggenangi rumah kalau luapan sungai naik rata-rata 5 centimeter setiap hari hingga akhir pekan ini. Karena itu kami mengungsikan sepeda motor dan membuat balai-balai di rumah untuk tempat barang-barang berharga. Kalau banjir sudah masuk rumah, kami harus mengungsi. Hingga kini belum ada kunjungan Walikota Jambi ataupun Gubernur Jambi. Mungkin kalau kami sudah terendam banjir dan mengungsi baru akan dikunjungi,”katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar di Jambi, Senin (8/12) menjelaskan, pihaknya sepekan ini meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana banjir. Kesiagaan tersebut dilakukan menyusul terus meluapnya Sungai Batanghari serta terus bertambahnya korban jiwa akibat terseret banjir di daerah itu
.
“Berdasarkan laporan yang kami terima dari BPBD kabupaten sepekan ini, sudah ada lima orang warga yang tewas terseret banjir. Satu korban tewas akibat banjir tersebut di Merangin, satu orang di Batanghari, satu orang di Kerinci dan dua orang di Bungo. Kemudian sedikitnya 250 hektare padi di Jambi gagal panen akibat banjir. Sedangkan kerugian akibat banjir bandang di Jambi sepekan terakhir mencapai Rp 4,5 miliar,”katanya.

Menurut Arief Munandar, BPBD Provinsi Jambi dan BPBD kabupaten/kota di provinsi itu sudah membentuk pos – pos komando (posko) penanggulangan banjir. Puluhan tenda pengungsi sudah disiapkan di setiap daerah rawan banjir. Kemudian BPBD Jambi juga sudah menyiapkan bantuan pangan, obat-obatan, pakaian dan dapur umum. Seluruh bantuan tersebut siap disalurkan jika warga mengungsi.

Sementara itu pantauan Harian Jambi di Stasiun Duga Air Automatik (AWLR) Sungai Batanghari milik Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Jambi di Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, Senin (8/12) sore,  menunjukkan, luapan Sungai Batanghari sudah mencapai 13,45 meter atau masuk status siaga. Luapan sungai itu meningkat 18 cm dibandingkan Rabu (3/12) sekitar 13,15 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jambim Ridwan mengakatan, bila luapan Sungai Batanghari naik menjadi 13,83 meter, kondisi banjir di Kota Jambi masuk status Siaga I. Bila banjir sampai mencapai status Siaga I, ribuan warga Kota Jambi yang kini terkepung banjir harus diungsikan.

“Mengantisipasi pengungsian warga, BPBD Kota Jambi sudah menyiapkan beberapa lokasi pengungsi, yakni di Telanaipura dan di Legok. Saat ini kami masih terus memantau permukiman warga yang terkepung banjir. Bila rumah warga terendam hingga ke dalam rumah, warga akan segera diungsikan,”katanya. (lee)

Tidak ada komentar: