Febrian Ruddyard Direktur Timur Tengah Kemenlu RI. IST |
JAMBI-Penyerapan
informasi dari luar negeri tidak bisa sepotong-sepotong. Harus dilakukan secara
menyeluruh agar tidak salah mengartikan.
Tak kalah
penting adalah informasi yang didapat harus bisa menjadi benteng diri agar
tidak gampang terpengaruh. Apalagi di era globalisasi dengan segala kecanggihan
gadget akan sangat memungkinkan semua warga termasuk para mahasiswa bisa
menyerap segala informasi.
Jangan
sampai informasi yang seharusnya bisa memunculkan manfaat besar justru malah
memecah belah persatuan di kalangan mahasiswa sendiri. Tak kalah penting
adalah, mahasiswa bisa menjadikan segala informasi itu sebagai bahan
pembelajaran tentang kebijakan luar negeri Indonesia.
Setidaknya
itu yang bisa dirangkum dalam seminar nasional oleh BEM STIE Muhammadiyah
kemarin. Seminar yang menghadirkan Direktur Timur Tengah Kemenlu RI, Febrian
Ruddyard kemarin.
Febrian,
sendiri mengatakan bahwa pihaknya inginmenyosialisasikan tentang kebijakan luar
negeri Indonesia di Timur Tengah. Yang kini paling disorot tentu saja masalah
Gazza dan Palestina. "Ini penting sehingga apa yang telah dilakukan
pemerintah dapat dipahami oleh mahasiswa dan kita juga memperoleh informasi
aktual terhadap apa yang terjadi di lapangan," katanya.
Selain itu pihaknya juga akan meminta masukan dari mahasiswa tentang kebijakan pemerintah Indonesia di luar negeri. Mulai dari dampak kebijakan pemerintah di luar negeri hingga perlindungan warga baik saat konflik atau yang ada hubungannya dengan ketenagakerjaan.
Selain itu pihaknya juga akan meminta masukan dari mahasiswa tentang kebijakan pemerintah Indonesia di luar negeri. Mulai dari dampak kebijakan pemerintah di luar negeri hingga perlindungan warga baik saat konflik atau yang ada hubungannya dengan ketenagakerjaan.
"Dari
seminar seperti inilah diharapkan kami bisa mendapat masukan kritis dari para
mahasiswa,"ungkapnya.
Sementara
itu Ketua STIE Muhammadiah, Hopyan Hasan mengatakan, seminar nasional Kebijakan
Luar Negeri Indonesia Timur Tengah dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa
selaku generasi muda. "Kami memberikan apresiasi kepada BEM yang telah
bekerja sama dengan Kemenlu RI untuk
mengadakan seminar ini. Seminar ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa selaku
generasi muda untuk tetap mempertahankan kearifan lokal," katanya.
Ditambahkanya, dengan mengikuti seminar ini diharapkan mahasiswa tidak menelan mentah-metah isu-isu yang dari luar negeri. "Sebab, setidaknya kita telah dibekali dengan pengetahuan terhadap hal tersebut," katanya.
Ditambahkanya, dengan mengikuti seminar ini diharapkan mahasiswa tidak menelan mentah-metah isu-isu yang dari luar negeri. "Sebab, setidaknya kita telah dibekali dengan pengetahuan terhadap hal tersebut," katanya.
Dia
sangat mengharapkan mahasiswanya tidak gampang terpengaruh isu dari luar
negeri. Apalagi menyangkut sentimen agama. "Sepertiisu ISIS yang saat ini
sangat gencar. Janganlah kita mudah terpancing,"harapnya.
Senada
dengan itu, Husni Jamal, staf ahli Gubernur bidang hukum dan politik yang
mewakili Gubernur Jambi mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi dengan
diadakannya seminar. "Sebenarnya seminar ini bagus karena mahasiswa dapat
mengetahui status kita di Timur Tengah, bagaimana ISIS, bagaimana Israel dan
mereka dapat menempatkan dirinya secara benar," katanya.
Dilanjutkannya, sebagai mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas dengan banyak mencari ilmu pengetahuan melalui seminar agar pengetahuan mahasiswa Jambi bisa mendunia. "Mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas, jangan mentang-mentang mahasiswa Jambi jadi wawasannya cuma seputar Jambi," katanya.(khr/ndr)
Dilanjutkannya, sebagai mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas dengan banyak mencari ilmu pengetahuan melalui seminar agar pengetahuan mahasiswa Jambi bisa mendunia. "Mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas, jangan mentang-mentang mahasiswa Jambi jadi wawasannya cuma seputar Jambi," katanya.(khr/ndr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar