Sri Purnamasyam mendapmpingi Mak Jamila dalam pertunjukan Seni Bekuwao |
Banyak
yang tidak mengenal kesenian tradisi Bekawau. Kesenian tradisi ini ternyata
kini hanya satu nenek yang masih bisa memerankannya. Baru-baru ini Taman Budaya
Jambi (TBJ) menggali kesenian tradisi ini melalui menggelar dua kegiatan di
bulan April 2014, yaitu kegiatan Festival Teater Remaja (FTR) se-Provinsi Jambi
dan Apresiasi Sanggar Seni (ASS). Namun ada yang membuat miris dan prihatin
dari pertunjukan itu, yakni dengan terancam punahnya kesenian tradisi Bekwau
yang berasal dari Kabupaten Merangin.
Dengan
wajah lusuh oleh balutan kulit keriput, tampak seorang nenek dengan piawai
memainkan kesenian tradisi asli Jambi asal Kabupaten Merangin yang namanya
Kesenian Bekuwau. Penampilannya yang memukau, membuat si nenek tak sadar kalau
dirinya usianya sudah uzur.
Namun
karena kecintaannya terhadap seni
budaya daerahnya, si nenek ini terus dengan semangat memainkan kesenian Bekuwau hingga memukau penonton. Namun, tak semua mengenal si nenek ini, adalah satu-satunya di Provinsi Jambi yang masih bisa memainkan kesenian tradisi Bekuwau.
budaya daerahnya, si nenek ini terus dengan semangat memainkan kesenian Bekuwau hingga memukau penonton. Namun, tak semua mengenal si nenek ini, adalah satu-satunya di Provinsi Jambi yang masih bisa memainkan kesenian tradisi Bekuwau.
Adalah
Mak Jamila, nenek yang sudah menginjak usia 74 tahun ini, tetap tegar dan sehat
waluu usianya sudah uzur. Militansi seniman yang ditunjukkannya, membuka mata
penontonnya agar mencintau budaya daerah itu sendiri.
Mak
Jamila yang berasal dari Desa Pulau Aro, Kabupaten Merangin ini, seolah
mengajak masyarakat Jambi untuk tidak membiarkan kesenian tradisi Bekawau punah
di Negeri sendiri.
Sri Purnama Syam Mendapmingi Mak Jamila. |
Penampilan
yang dibawakan oleh Mak Jamila, memberikan sebuah inspirasi baru oleh Taman
Budaya Jambi (TBJ). Kesenian ini membutuhkan sebuah perjuangan yang dilakukan
oleh TBJ untuk mencari kesenian Bekuwao.
Dengan
kesempatan ini maka TBJ sengaja mendatangkan Mak Jamilah untuk memperlihatkan
kesenian Bekawao itu masih ada di Provinsi Jambi.
Menurut
Kepala TBJ, Sri Purnamasyam, dengan waktu yang cukup lama, akhirnya pecarian
kami mendapatkan hasil yang memuaskan. “Mendapakan sebuah kesenian tradisional
bekawau membuat team TBJ sangat puas dan senang,” katanya.
Kesenian
Bekuwao masih sering dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan adat, seperti
pindah rumah, sunatan anak dan sebagainya. Yang melakukannya hanya Mak Jamilah yang
bisa.
Kepala
Desa Pulau Aro, Ramdhan menguatkan, dirinya sengaja ikut mendampingi Mak
Jamila. “Bekawao ni masih sering dilakukan, hanya saja yang bisa itu cuma Mak Jamila,”
ujar Ramdhan.
Dengan
kesenian yang terancam punah ini, memberikan sebuah motivasi TBJ, untuk selalu
berupaya agar kesenian ini tidak punah. Pada kesempatan itu pula Mak Jamilah
merupakan salah satu Maestro Kesenian Tradisi Jambi yang harus mendapatkan
sebuah penghargaan oleh pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten
Merangin.
“Untuk
dapat melestarikan kesenian tradisi Bekuwao. Dengan kesenian Bekuwao ini, maka
kita akan berupaya agar kesenian ini, bisa mendapatkan sebuah penghargaan oleh negara
dengan dijadikannya sebagai Warisan Budaya tak benda dan kita akan mengupayakan
itu,” kata Sri Purnama Syam.
Selain
itu, Staf Ahli Bupati Merangin, Nurdin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Merangin
akan selalu berupaya agar kesenian tradisi Bekuwao selalu di lestarikan.
Kesenian Tradisi
Jambi
Mak Jamila |
Hampir
ratusan bahkan ribuan, kesenian tradisi Jambi yang belum terungkap. Oleh karena
itu, hal ini merupakan tugas TBJ, untuk selalu mencari agar kesenian tradisi
yang belum ditemukan bisa ditemukan dan dikembangkan.
“Oleh
karena itu, TBJ akan selalu mencari kesenian tradisi Jambi yang belum terungkap.
Karena saya yakin masih banyak kesenian Jambi yang tidak diketahui, ratusan
malah mungkin mencapai ribuan,” kata Sri Purnama Syam.
Dengan
berbagai kegiatan yang telah maupun yang akan dilaksanakan TBJ. Tentunya TBJ
membentuk sebuah misi yaitu, mendukung promosi dan propaganda daerah, agar
kelembagaan budaya dapat dikenal masyarakat luas.
Sri
Purnamasyam pun juga menegaskan bahwa, TBJ akan selalu memberikan ruang agar
para generasi muda, tidak berhenti berkesenian,
baik kesenian popular, tradisi maupun juga kesenian kontenporer.(*ANDRI MUSTARI,
Jambi /lee) (HARIAN JAMBI EDISI SELASA 29 APRIL 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar