Jumat, 07 Juni 2013

OPPUNG TARALAMSYAH SARAGIH : Proud Of Inggou Simalungun

 
Foto: Sri Sultan Saragih, Br saragih (Putri Ke 11) Alm Bp Taralmsyah Saragih-Suhu Mohar Omtatok, Kamis 6 Juni 2013 Taman Budaya Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.
Sri Sultan Saragih, Br Saragih (Putri Ke 11) Alm Bp Taralmsyah Saragih, Suhu Mohar Omtatok, Kamis 6 Juni 2013 Taman Budaya Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.
 
 

Horas Oppung!  Saya menyebut Oppung dengan rasa hormat, pertama  karena marga Garingging adalah tondong bona saya, sebab ibu yang melahirkan saya boru Saragih Garingging ! Kedua, saya menyukai lagu inggou Simalungun dan bangga karena Oppung adalah seniman besar Simalungun.

Saya tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan seniman bernama Oppung Taralamsyah. Namun sejak lama saya mengenal Oppung Taralamsyah Saragih Garingging, melalui lagu-lagu karya beliau yang ber-inggou Simalungun. Ingatan masa kecil saya demikian membekas dengan lagu ciptaan Oppung.

Masa-masa SD- SMP di Pematang Raya (1974-1979), dalam usia belasan sebetulnya saya sudah diperkenalkan dengan lagu “Serma dengandengan”, “Deideng”, “Sihala Sitaromtom” , “Pining Anjei” ,”Ilah Nasiholan” ,”Poldung Sirotap Padan”,  “Eta Mangalop Boru” dan lagu serta  tarian “Sitalasari” atau “Haroan Bolon” (diiringi lagu Pining Anjei) .

Seingat saya, ketika itu guru tidak menjelaskan siapa pencipta lagu dan tari tersebut. Setiap menjelang tujuhbelasan lagu dan tari  tersebut di atas diperlombakan, dan saya menjadi salah satu pelaku, sehingga saya jelas mengingatnya. Dari demikian banyak ciptaannya, oppung juga menggubah ulang lagu-lagu rakyat ber-inggou Simalungun seperti “Haporas  Ni Sin Lokkung”  yang judul aslinya “Andeka”.

Setelah remaja dan dewasa barulah saya paham bahwa Oppung Taralamsyah adalah seniman besar Simalungun yang meletakkan dasar lagu dan tari, setidaknya merawat kesenian Simalungun. Di perantauan,  saya semakin kagum karena kerinduan mendengarkan lagu-lagu ber-inggou Simalungun bisa melalui karya-karya beliau. Beberapa seniman Simalungun generasi berikutnya juga banyak yang meneruskan dan memelihara inggou Simalungun. Meski tentu saja tak kurang yang mencoba keluar dan masuk dalam budaya populer demi mengikuti selera pasar.

PROSES KREATIF : LAGU, TARI dan BUKU


Dalam catatan yang dibuat oleh putra tertuanya, tulang Eddy Taralamsyah Saragih, Oppung pernah menjadi  duta budaya Indonesia dalam tour misi kesenian dalam pertukaran budaya Indonesia ke RRC(Beijing) tahun 1954 di mana beliau mementaskan tarian Sitalasari dan Pamuhunan. Ketika menjadi dosen Sejarah di Universitas Sumatera Utara (1968 –1970), bersama mahasiswa USU, beliau mengikuti tour Misi Kesenian Indonesia ke Johor Malaysia pada 1970 dan mementaskan tarian Makkail dan Haroan Bolon. Pada catatan yang sama Oppung menciptakan 14 tarian Simalungun dan 36 buah lagu Simalungun.

Lahir sebagai keturunan ningrat Raja Raya di lingkungan Rumah Bolon (Istana) di Pamatang Raya Simalungun, Sumatera Utara, 18 Agustus 1918 beliau terakhir bermukim dan wafat di Jambi pada 1993. Mulai mempelajari tari dan musik tradisi Simalungun pada tahun 1926. Antara tahun 1928-1935,  ia mempelajari alat-alat musik barat seperti biola, gitar dan lain-lain.

Sebagai pegawai pemerintah, nampaknya beliau berpindah-pindah, pernah tinggal di Jakarta, Medan, Pematang Siantar dan terakhir di Jambi , sungguh proses kreatif (penciptaan)  Oppung bukanlah sesuatu yang mudah. Boleh jadi,  justru di rantau Oppung lebih produktif karena kerinduan yang mendalam akan kampung halamannya.

Aktivitas Oppung  di dunia seni suara diantaranya menjadi pemimpin kelompok musik Siantar Hawaiian Band di Pematang Siantar.  Pernah rekaman yang menghasilkan 6 piringan hitam (ODEON), berisikan lagu-lagu daerah Simalungun dan Karo dan memimpin orkes keroncong di Pematang Siantar (1936-1941). Menjadi pemimpin musik pada kelompok musik Siantar Geki (1942-1946). Membantu musik tentara di Kutaraja (1949-1951).

Untuk menunjukkan kecintaannya kepada Simalungun, Oppung  juga mengadakan siaran berkala lagu-lagu daerah Simalungun di RRI Medan. Pada tahun 1959 ia membentuk Orkes Na Laingan untuk musik Simalungun dan merekam 2 piringan hitam di Lokananta yang berisi lagu-lagu Simalungun dan Karo.

Beliau juga melatih rombongan Sabang-Merauke untuk tari Haroan Bolon pada pembukaan Ganefo di Jakarta. Pernah diperbantukan dalam pembinaan kesenian, diantaranya membantu pembinaan kesenian Simalungun di Lubuk Pakam dan Pematang Siantar.

Oppung bukan hanya milik orang Simalungun, kiprahnya di pentas seni  Nasional ditunjukkan dengan keterlibatannya membantu pembentukan Sekolah Musik Indonesia di Medan. Membantu menyusun tari-tari Melayu seperti Kuala Deli, Mainang, Tanjung Katung, dan lain-lain (1952-1953).

Setahun setelah mengikuti misi kesenian RI yang pertama keluar negeri pada tahun 1954, ia melatih tari Melayu dan tari-tari daerah Sumatera Utara di Medan. Diperbantukan kepada pemerintah daerah Jambi oleh Pangkowilhan Sumatera Utara untuk membina kesenian setempat. Melatih dan membawa kesenian daerah Jambi pada pembukaan Jakarta Fair (1972).

Dua kali membawa rombongan kesenian Jambi ke Jakarta, untuk Festival Kesenian Mahasiswa se-Indonesia dan untuk pameran Visuil Pembangunan Indonesia (1973). Membawa rombongan kesenian Jambi ke Singapura (1974) dan ke Jakarta untuk pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (1975).

Membawa koor ibu mengikuti Festival Koor Ibu se-Indonesia dan memimpin tim penelitian musik dan tari daerah Jambi, proyek P3KD Dep. P dan K (1977), dan lain-lain. Bahkan beliau meneliti  seni musik dan tarian daerah Jambi yang diterbitkan menjadi sebuah buku (1978) yang masih berupa manuscript dengan judul  “Ensiklopedia Musik dan Tarian daerah Jambi”

Beliau juga menyusun buku berjudul  “Musik Gondrang Struktur dan Fungsinya di Simalungun” dalam bahasa Inggris  dan  diberikan kepada  Mr.Arlich Dietrich Jansen untuk mendapatkan gelar Doctor di University of Washington  (1980-1982). Di akhir hayatnya  terakhir  beliau menyusun kamus Bahasa Simalungun dan Sejarah Garingging  (1980 – 1993) namun tidak selesai.

INGGOU SIMALUNGUN


Simalungun mempunyai 5 nada yang disebut pentatonik dan hanya dimiliki oleh 2 suku di Indonesia yaitu Sunda dan Simalungun. Alunan nada yang berirama pentatonik menghasilkan alunan yg di sebut inggou.
Jika ada pertanyaan : sebutkan satu kata yang menunjukkan identitas seni budaya Simalungun maka jawaban saya : inggou. Inggou adalah cara bernyayni dengan irama khas Simalungun. Lagu dengan lirik bahasa Simalungun belum tentu ber-inggou Simalungun.

Begitu menyebut inggou, maka yang terlintas adalah lagu-lagu Oppung Taralamsyah! Artinya bahwa untuk mengenal inggou Simalungun dengarkanlah lagu-lagunya Oppung Taralamsyah. Tanpa bermasuk menisbikan pencipta lagu ber-inggou Simalungun lainnya, ini hanya untuk memudahkan pemahaman. Pernyataan berikutnya, jika simbalog  punya Nahum Situmorang, maka Simalungun memiliki Oppung Taralamsyah.

Namun inggou Simalungun bukan sekedar menunjukkan ciri khas atau  keunikan lagu atau nada musik Simalungun dibandingkan suku atau bangsa lainnya. Inggou dalam lagu Simalungun adalah roh yang menghidupkan lagu Simalungun.

Perhatikan kerapatan nada-nada dalam inggou Simalungun, sangat berbeda dengan nada-nada lagu Toba yang banyak dipengaruhi nada-nada  pentatonik dari Eropa.
Jika dikelompokkan maka jenis lagu Simalungun ada 2  yaitu : lagu inggou dan lagu populer. Ditengah derasnya terpaan budaya populer yang dengan mudah mengadopsi budaya luar termasuk nada dan lagu, ternyata lagu ber-inggou Simalungun masih banyak peminatnya. Tidak ada pula yang salah jika lagu-lagu populer Simalungun  generasi terakhir yang trend, dengan kemasan dangdut, hiphop, rock dsb menjauh dari inggou. Tuntutan dunia industri juga tidak dapat dielakkan.

INGAT RONDANG BITTANG, INGAT OPPUNG TARALAMSYAH


Dengarkanlah lagu-lagu Oppung, rasakan kerapatan nada-nadanya yang khas sebagai ciri lagu ber-inggou Simalungun. Sebagian orang yang mendengar dan menghayati kedalaman lagu-lagu Oppung mengatakan bahwa kita bisa  terbawa  suasana magic dalam lagu-lagu Oppung.
Di sisi lain, perhatikan liriknya , dalam beberapa lagu berulangkali beliau  menulis lirik tentang Bintang Na Rondang  pada lagu “ Ilah Nasiholan” dan “Deideng” seperti contoh di bawah.

Judul lagu : Ilah Nasiholan

 Deideng apuy ni par Sini Silou
 Bintang na rondang da manrarat
 Das hu Pagar Tongah ale
 Deideng buei na ipangan landak
 Bintang na rondang da i toruh
 Ni bulung hosaya ale

Judul lagu : Ilah Bolon*)

Deideng bintang na rondang, ou
bintang na rondang ou
Deideng bintang na rondang, ou
bintang na rondang ou

*)sering digunakan judul “Deideng”

Saya membayangkan ketika itu kegiatan kesenian kolosal bernama Rondang Bittang memang menjadi semacam kegiatan rutin paling ditunggu  dalam masyarakat Simalungun. Rondang Bintang juga menjadi ajang pesta seni sekaligus ajang  peluang mencari jodoh langsung bagi muda-mudi.

Rondang berarti terang benderang, melebihi terang yang biasa. Bintang adalah sumber cahaya penerang bumi, di mana pesta  rondang bintang dilakukan malam hari saat bulan purnama dan bintang juga bersinar terang. Pesta Rondang Bittang (PRB) menjadi agenda seni budaya tahunan Pemda Kabupaten Simalungun yang tahun 2012 merupakan yang ke-27, terakhir diselenggarakan di Balimbingan Kec. Tanah Jawa.
Jadi jika menyanyikan kedua lagu di atas, maka seharusnya kita ingat pencipta lagu dsb adalah Taralamsyah Saragih. Ingat Rondang Bintang, Ingat Oppung Taralamsyah.


MENGHARGAI PENCIPTA


Membaca kisah perjalanan hidup dan karier beliau, saya percaya Oppung tidak pernah berpikir komersial ketika menciptakan lagu dan tari. Beliau bukan seorang artis biasa, pantas kita menyebutnya seorang maestro, sang juara. Seniman komplit.

Dia bukan hanya seorang pencipta lagu dan menyanyikannya, tetapi juga menciptakan tari-tarian bernuansa Simalungun. Seniman lagu dan tari, sesuatu yang jarang saat ini. Dia juga seorang penulis buku tentang musik : “Gonrang  Music  : Its structure and functions in Simalungun Batak Society in Sumatra”  untuk tesis Doktor seorang Amerika bernama Aldrin Dietrich Jansen , juga buku sejarah “Saragih Garingging” leluhurnya.

Pepatah  gajah mati meninggalkan gading/manusia mati meninggalkan nama, sering tidak terjadi pada pencipta karya cipta lagu dan musik. Perhatikan video  lagu di Youtube, nama pencipta sering terlupakan. Ketika menciptakan sebuah karya, dulu mungkin seorang seniman jarang  berpikir untuk mendaftarkan karya ciptanya pada lembaga resmi.

Mereka hanya mencipta, mencipta dan mencipta. Sering pula terjadi silang sengketa tentang pencipta lagu sesungguhnya. Maka jika kita ingin menghargai jasa atas karya  para seniman terdahulu, banyak cara yang bisa dilakukan. Esensi paling sederhana atas kehadiran sebuah lagu, apakah dengan mendegarkan lagu-lagu dapat membuat seseorang terinspirasi melakukan sesuatu yang positif, menimbulkan rasa nyaman, kerinduan akan kampung yang mendorong berbuat sesuatu.

Banyak juga seniman atau penyanyi generasi terakhir yang memperoleh manfaat dengan menyanyikan lagu-lagu karya seniman terdahulu.
Mementaskan, merekam ulang dan menyiapkan atau mengurus royalti bagi keluarga jika sang seniman telah tiada, bisa dilakukan oleh keluarga itu sendiri, perorangan, lembaga swasta  maupun pemerintah. Pencipta lagu Bengawan Solo dan Jembatan Merah, Gesang adalah pencipta lagu yang diakhir hayatnya menikmati hasil karyanya bahkan hingga keturunannya. Kita banyak mendengar seniman dan pencipta lagu terdahulu yang diakhir hayatnya serba kekurangan. Lepas dari kekurangan maupun kelebihan sang seniman, tentu ada baiknya masyarakat penikmat karyanya melakukan sesuatu. Jadi lakukan sesuatu bukan karena belas kasihan, tetapi karena rasa hormat dan penghargaan !

PROUD OF INGGOU SIMALUNGUN


Membangun sebuah kebanggaan perlu proses dan kita harus masuk ke kedalaman lagu ber-inggou Simalungun. Musik dan lagu Simalungun adalah kazanah kekayaan seni budaya  Indonesia yang harus  terus dilestarikan oleh setiap generasi , tua dan muda. Upaya yang bisa dilakukan melalui pementasan, pendokumentasian secara digital, pendaftaran karya cipta, penyebutan nama pencipta pada setiap rekaman dalam bentuk apapun  dan penghargaan berupa royalty.

Memperkenalkan dan memperdengarkan lagu inggou Simalungun kepada anak-anak dan remaja  secara intensif merupakan cara efektif untuk melestarikan inggou Simalungun dari generasi ke generasi. Tidak saja unik,  inggou menjadikan  seni budaya Simalungun memiliki value yang tidak dimiliki oleh suku bangsa lain.
Bangga menyanyikan dan mendengarkan lagu ber-inggou Simalungun adalah bangga terhadap seni budaya dan bangga lahir sebagai bangsa Simalungun. Berbahagialah dan banggalah Simalungun memiliki Oppung Taralamsyah Saragih Garingging !

Horas ma. Akhir kata, mandoding ma hita :
Deideng bintang na rondang ou bintang/ na rondang ou/Deideng bintang na rondang ou bintang/na rondang ou
Olobhon ma tongon/ na marharoan bolon on/ganupan ningon dong/i juma Simalungun on
                                                                        *******

Penulis : James M Purba Tanjung
Par Sipinggan, Simpang Haranggaol, lahir di Medan, dibesarkan di Pematang Raya dan Pematang Siantar, saat ini tinggal di Bandung. Tulisan ini dibuat sebagai kontribusi kegiatan "Jambar Ni Loja" EHAMSI Jabodetabek.

===========

  • Simon Saragih Luar biasa do siminik nasadon..

  • Rosalyn Saragih marilah kt lestarikan adat, budaya, dan musik simalungun.

  • Edy Taralamsyah Saragih Garingging Terima kasih.... atas rangkuman sejarah nya,agar di kemudian hari dapat di lengkapi dan di sempurnakan...maju terus...

  • Mulia Poerba Dassssssyyyyyhhhaaaaattt jujur sbg putra simalungun aku malu,,,, jujur br tau yg sebenarnya,,, nyaris terlupakan,,,,
    Dlu zaman sy sekolah selalu mengatakan bahwa bansa yg besar adalah bangsa yg menhargai jasa leluhur dan pahlawannya,,,
    Buat almrhm oppung,,tenanglah di surgamu,,, horasss,,,

  • Simon Saragih Tenang do Oppung on.. Hebat do si Purba Tanjung IX James, harga do tumang ia martondong. Boru Garingging do namanubuhkon ia. Alani marga Garinging ai ma gatni Oppung TS tene ambia James. Ha ha ha..

    You are owesome.................. Saya optimis proyek ini

  • JJ Sipayoeng Luar biasa.

  • Purba Simalungun Tulisan seperti ini sangat perlu bagi kita generasi Simalungun sekarang ini.... - apalagi songon hanami na magodang i pasar, alias i perantauan, tidak adak 'ortu na dohor' na bori marturi-turian pasal sisonon on.

    Ternyata nama 'TS' begitu besar dan su
    dah mendunia.... saya secara pribadi hanya mengenal beberapa lagu-lagu nya diantarnya : Parsirangan (alias ida gambiri do nibotoh hinan), urdo-urdo, dan Deideng bittang na rondang, Haroan bolon.
    Lagu-lagunya lebih dikenal masyarakat daripada pribadi sang penciptanya.

  • Rasmi Saragih Mantap kali tulang ini memaparkan secara lengkap, aku jg suka kali inggou simalungun mengingatkan akan tanak kelahiranku dan mamaku yg bermarga purpa pula, semoga kita sebagai penerus bisa mempertahankan budaya simalungun kita ini, horas simalungun jaya...

  • Sarmedi Purba James M Purba Tanjung: tarima kasih ma sanina. Memang boru do tong na pabaggalhon tondongni, tene. Angga nahormati tondong songon Naibata na taridah, diri pe roh gijangni do, gari sedo napagijang-gijanghon. Simon Saragih: tambahi ham ma hunjin. Ai lape...Lihat Selengkapnya

  • Sarmedi Purba Inilah kaya pertama Taralamsyah Saragih di Medan tahun 60an waktu kami mahasiswa: http://www.scribd.com/doc/102079179/Irama-Simalungun-Inggou-Simalungun
    id.scribd.com
    Irama Simalungun berisi 15 lagu ciptaan Taralamsyah Saragih dengan not angka, disusun oleh Sarmedi Purba 50 tahun lalu dengan nama samaran S. Medy Poerba, diterbitkan Firma Sriwidjaja Medan milik Jisten Poerba. dokumen ini penting karena lagu ciptaan Taralamsyah sudah banyak dikenal dan dipertunjukk...

  • Purba Simalungun Suba ma gan i sigati nassiam use tading-tading ni oppung ondi....
    - ase boi itandai public dan generasi muda Simalungun khususnya.

  • John E Saragih Salut bani nassiam team publikasi ehamsi

  • Purba Tanjung IX James Ehe tene,malas uhur bani likes pakon balos ni nasiam...na hu surat on na ni onjar ni uhur do,halani sa dokah on karya ni oppung ai domma iahaphon hita.. nasiam pe iontang hita ganup ase manulis marhiteihon sudut pandang ni bei...ase jadi hon hita Buku Bunga Rampai...

  • Julvanal Sinaga Ternyata banyak dari inggou yang penciptanya dituliskan NN adalah karya Oppung Taralamsyah Saragih Garingging. Termasuk lagu kesukaan almarhum ayah kami, yang tadinya saya kira berjudul Suratan Ou, dan sempat dirilis oleh penyanyi Simalungun kebanggaan...Lihat Selengkapnya

  • Purba Tanjung IX James @simon : cucu mangihut ma tong bani ajar2 oppung..@rosalyn : diateitupa botou @tul Edy TS : malas uhur tulang ...santabi bamu pori adong na hurang bani tulisan panogolan mu on...

  • Julvanal Sinaga Elek-elek hubani Bapa Sarmedi Purba, anggo humbani ongkos download buku Irama SIMALUNGUN na ipangindo scribd.com lang dong bagianni siparhak bani buku in, dear ma namin upload ham deba i layanan file sharing gratis. Contohni http://wikisend.com

    Tabi
    wikisend.com
    Please note that files with 1 to 7 days lifetime will have primary status and fu...Lihat Selengkapnya

    Purba Tanjung IX James @JJ Sipayung : malas uhur lawei @ Purba Sim : berikutni tulisan ni ham ma tene..hehe...


  • Julvanal Sinaga Domma lunas "utangku" ibaen kommen hin kan Lawei Purba Tanjung IX James?

  • Purba Simalungun Lape adong bagas panandai onku pasal pribadi ni oppung TS on. Songon na husobut i babou, dos pakon lawei Julvanal Sinaga on do au, gati do ni tangar lagu-lagu ni ai... tapi lang bintoh ise pribadi na marloja-loja i pudi ni ai.
    Sonari on pe domma takkas.... halani domma ni idah langsung. Na dob manlembang do hape ganupan.

  • Purba Tanjung IX James @ Rami : diateitupa botou...@ Bapa Sarmedi : anggo ham tongon...dear bapatua...ham do sada kontributor tulisan si paima hon ...masa2 mahasiswa ai nasiam pkn op TS ai do homa porlu ibotoh generasi sondahan on....

  • Purba Tanjung IX James @Jhon ES : malas uhur lawei. @ Julvanal : berikut ni tulisan ni ham ma na tayang tene lawei...

  • Frans Purba Baiknya tulisan diatas dimasukkan dalam lembaran dokumentative resmi di EHAMSI JABODETABEK- dan semua postingan termaksud menjadi catatqan dan notules resmi masuk dalam kegiatan EHAMSI JABODETABEK..

  • Julvanal Sinaga Jadi, lang hape sukkup sonin tumang maksut mu ai Lawei Purba Tanjung James? Anggo ningun songon tulisan ni ham in do, manorah ma au Lawei... Lang mungkin ninuhurhu hubaen na sonin lengkap pakon jengesni...
    Ninuhurhu, niombahni Bapa @Mansen Purba ondi
    ...Lihat Selengkapnya

  • Sarmedi Purba Julvanal Sinaga Naimada, sanggah mahasiswa au i Medan hotop do marbuali pakon tulang ondi. Ai ma ge ase hutulis buku kumpulan lagu irama Simalungun naijia. Taun 80an hurohi do Tulang ondi i Jambi, malas uhurni bani parrohnami sekeluarga ibagas pardalan...Lihat Selengkapnya

  • Purba Tanjung IX James Frans Purba : dear amanggi, hasoman i jai ma na pamasukkon ati...halani lao adong dope piga2 hasoman na mambahen tulisan...tarlobih hasoman par EHAMSI...

  • Purba Tanjung IX James Dr Sarmedi Purba : marsuntabi . mohon izin bamu atap keluarga bapa Mansen Purba, tulisan ai ra holi i pamasuk bani buku ai...

  • Purba Tanjung IX James Sanina Purba Simalungun, Masrul Purba Dasuha, lawei Julvanal Sinaga...nasiam generasi muda in ma homa na boi jadi kontributor tulisan bani buku ai holi...kan lang pala maningon ongga pajuppah atap wawancara pakon Oppung TS...bebas do tulisan ai sesuai ...Lihat Selengkapnya

  • Purba Tanjung IX James Sanina MPD,bebas age piga lambar marhitei na ni onjar ni uhur...anggo ibukuhon hita ge,pahoppu ta holi pe boi mambasa...diatetupa ma bamu..

  • Chiko Saragih Garingging kita senang ini.. apalagi lahu oppung TS bersama oppung Jan Kadoek ILAH NASIHOLAN kita paling senang..

  • Asenk Lee Saragih Ijin Share Lawei Purba Tanjung IX James,Tks

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Selamat pagi bapak/ibu sekalian. Saya boleh minta lirik lagu Eta Mangalop Boru Cipt. Oppung Taralamsyah?
Saya Layouter Buku BIOGRAFI TARALAMSYAH SARAGIH ingin mengikutsertakan beberapa lagu dari Oppung kita ini. Mohon di share ya kepada saya untuk lirik lagu Eta Mangalop Boru ini saja.
Bisa kirim email kepada saya di:
rhoiimelodic@rocketmail.com
Trims.
Best Regards
Roy Bina Media