Jambi, Bute Ekspres
Kematian dua siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi
diminta agar diusut tuntas. Salah satu orang tua siswa yang tewas yakni Altur
Tampubolon orang tua Hottua Halomoan
Tampubolon, siswa yang meninggal saat mengikuti pendidikan di SPN Jambi,
mengaku sangat tidak percaya dengan musibah yang di alami anak ketiga dari
empat saudara itu.
Altur yang di wawancarai sejumlah wartawan, Senin
(24/6/13) mengaku mengetahui anaknya kabur dari SPN Jambi setelah ia mendapat
kabar setelah di telpon warga namanya Alimin hari Sabtu lalu. “Saya dapat kabar
Sabtu kemarin(22/06), dari tetangga saya namanya alimin,”katanya.
Kata Altur, Alimin bilang bang sudah dapat kabar
belum Hottua kabur dari SPN, setelah dapat telpon itu saya dan istri langsung
pulang kerumah bersiap - siap untuk berangkat ke Jambi.
Rintih Altur yang di dampingi istrinya saat menunggu
proses otopsi di RS Bhayangkara Jambi. Altur mengungkapkan, selain tidak
menyangka dengan kejadian ini, lanjutnya ia juga tidak mempunyai firasat buruk
kalau anaknya tersebut meninggal.
“Saya tidak menyangka, saya juga tidak ada firasat
apa-apa, kalau anak saya akan terjadi seperti ini. Setelah tiba di Jambi, saya
juga ikut melakukan pencarian terhadap anaknya. Saya sengaja ikut pencarian
karena takut kalau anak kita tak berani pulang ke SPN,”ujarnya.
Altur kaget setelah hari Minggu siang mendapat kabar kalau anak ketigannya itu
telah ditemukan, tapi ia tidak mendapatkan kabar jika sudah meninggal. “Saya
berharap masalah ini cepat diusut tuntas. Karena pada saat ditemukan hidung
anak saya dalam kondisi masuk kedalam dan sudah membengkak, kalau luka-luka
saya tidak mengerti, saya mengizinkan kalau anak saya di otopsi asal anak saya
tidak kurang satu apa pun,”ujarnya.
Informasi di dapatkan bahwa jenazah Hottua siwa asal
Polda Metro tersebut dibawa oleh pihak keluarga Senin (24/6/13) pukul 18.00
wib. Jenazah akan diterbangkan ke Jakarta usai otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik
dari Palembang.
Sebanyak 11 orang siswa SPN Jambi hingga Senin
(24/6), masih menjalani perawatan disejumlah rumah sakit yang ada di Kota
Jambi. Sebelumnya, para siswa SPN tersebut harus dilarikan ke rumah sakit usai
mengikuti giat pelajaran ketangkasan lapangan dengan rute 6 km, Jumat (17/6)
lalu.
Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, saat
dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (24/6), mengatakan dari 11 orang siswa
SPN Jambi yang dirawat tersebut, 2 orang dirawat di Rumah Sakit DKT Jambi,
sedangkan 9 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.
“Hingga hari ini, 11 orang masih dirawat, 2 orang di
DKT, dan 9 lainnya di Bhayangkara. Awalnya (Jumat lalu, red) yang dirawat 6
orang, kemarin (Sabtu, red) dirawat 1 lagi, dan hari ini bertambah lagi 4
orang,”kata Almansyah.
Saat ini tim dari Polda Jambi dan Mabes Polri masih
melakukan penyelidikan terkait masalah ini. “Kalau memang karena faktor cuaca,
maka kebijakan pimpinan, kegiatan fisik akan dikurangi," ujar Almansyah.
Sementara Ferry Wahyudi, calon bintara yang sedang
mengikuti pendidikan di SPN Pondok Meja tewas. Dua calon bintara lainnya dalam
kondisi kritis dan saat ini dirawat secara intensif di ICU RS Bratanata.
Cross country ini menempuh jarak sekitar 6 km. Lebih
kurang 1 km menjelang finish, tiga calon bintara terjatuh lalu kejang-kejang
dan pingsan. Lalu, ketiganya dibawa ke RS Bhayangkara.
Namun, nyawa Fery Wahyudi tidak tertolong. Ia
meninggal dunia ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara,
dua temannya Dwi Agung Wicaksono dari Jakarta dan Bambang Heru Purnomo dari
Bungo berhasil diselamatkan namun kondisinya saat ini kritis. Saat ini,
keduanya dirawat intensif di ICU RS Bratanata. (srg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar