Jambi, Simantab
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi berencana untuk membebaskan pajak (tax holiday) selama kurun waktu tertentu guna menarik minat investor berinvestasi di Provinsi Jambi. Langkah itu dilakukan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jambi, termasuk mematangkan rencana pemberian insentif fiskal kepada investor.
Pemberian insentif fiscal berupa pembebasan pajak (tax holiday) selama kurun waktu tertentu, khususnya kepada investor sektor industri hilir dengan serapan tenaga kerja besar. Secara legal, Pemprov Jambi juga merencanakan penyusunan Perda Investasi sebagai koridor aturan main berinvestasi di Jambi, termasuk memberdayakan pemain ekonomi lokal.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) dalam acara Coffee Morning pengusaha dan kalangan perbankan di Rumah Dinas Guber Jambi, rabu (15/1/13) malam.
Menurut HBA, soal pembebasan pajak masih dalam kajian. Nantinya pemberian dalam kurun waktu tertentu. Namun insentif fiskal itu menjadi pelengkap kebijakan investasi lainnya, termasuk penyiapan infrastruktur pendukung. Selain peningkatan jalan, Pemprov Jambi juga terus menggesa pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung.
Disebutkan, pembangunan menjadi langkah awal pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Tanjab Timur. Hal itu dikuatkan ungkapan Kepala Bappeda Provinsi Jambi Fauzi Ansori sewaktu paparan kepada pengusaha dan kalangan perbankan.
Disebutkan, pembebasan lahannya sebesar Rp 8 Miliar. HBA mengaku belum bisa memastikan model kawasan ekonomi khususnya kelak. Pemprov Jmabi masih terus mendiskusikannya dengan tim ahli pendamping.
Disebutkan contoh seperti Batam, termasuk kondisi terakhir yang belum beranjak, meski secara legal telah memiliki payung hukum. HBA dengan optimis berjanji mengawal mesin proyek pertumbuhan di Tanjab Timur itu.
“Nanti risiko (seperti di Batam) itu juga akan menjadi pertimbangan. Kita juga sedang kaji model pengelolaannya kelak, termasuk apakah dengan BUMD sebagai pengelola," katanya.
Disebutkan, Batam selama ini digadang-gadang bisa mengimbangin Singapura, dan berperan seperti Shenzen di Cina. Pengembangan KEK diharapkan memantik kalangan dunia usaha, dan penanaman modal baik dalam negeri maupun asing, masuk.
Kepala Bappeda Provinsi Jambi Fauzi menambahkan, master plant pendukung rencana itu, termasuk desain rekayasa pengembangan (DED) telah rampung. Bahkan, telah menjadi Perda RTRW. Nantinya KEK Tanjab Timur sebut Fauzi pada sebuah kesempatan menjadi rumah bagi industri hilir di Jambi.
Kebijakan itu merespon desakan sejumlah kalangan agar Jambi menjadikan keunggulan komparatif sawit dan karetnya menjadi komoditas berdaya saing, dan bernilai tambah.
Kata HBA, industri hilir menjadi pintu masuknya. Pemprov kata HBA, telah menjajaki kerja sama dengan kalangan pengusaha luar Jambi. Pengusaha lokal juga diharapkan ikut membantu mempercepat realisasinya.
“Saya mendorong pengusaha lokal berinvestasi di industri hilir di Jambi nantinya. Saya mengajak kalangan perbankan, bersinergi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, yakni skema pembiayaan,”ujarnya.
Ajakan merujuk kondisi makro ekonomi Jambi, yakni bertumbuh di atas 7 persen setahun. Belum lagi potensi perbankan yang ada. Berdasarkan penjelasan Marlison Hakim, Pemimpin BI Jambi.
Disebutkan, kinerja 2012 perbankan Jambi mengkilap. Bahkan, Jambi menjadi pasar pelaku perbankan berbagai kue industri perbankan. Terbukti, jumlah bank bertumbuh menjadi 330, dengan 25 penambahan kantor cabang baru.
“Postur perbankan juga mengkilap, dengan aset Rp 24 T, naik 14,3 persen, dengan DPK Rp 17,7 T. Hebatnya, rasio penyaluran kreditnya (LDR) menembus 106 persen. Merespon serapan kredit sedemikian besar, kalangan perbankan berusaha menarik dana segar dari luar menambal permintaan likuiditas fungsi intermedediasi,”kata HBA. (rosenman manihuruk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar