Siswa Diliburkan Sehari
Jambi, BATAKPOS
Siswa SDN 47 Kota Jambi yang bertaraf internasional
itu Selasa (6/11) diliburkan satu hari. Hal itu menyusul mewabahnya hepatitis A
di sekolah itu hingga menelan korban sakit 20 orang lebih. Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinkes Kota Jambi telah melakukan tes darah kepada siswa dan akan
melkaukan penyuluhan kepada orangtua tentang penyakit Hepatitis yang diderita
beberapa siswa SD 47.
Wakil Kepala Sekolah SDN 47 Kota Jambi, Nurmaida SPd
kepada wartawan, Senin (5/11) mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan Dinkes
Provinsi Jambi telah memeriksa lingkungan sekolah Senin. Pemeriksaan tersebut
dilakukan mulai dari situasi lingkungan, seperti
kondisi ruangan, tempat sampah, tempat jajanan, serta
menanyakan soal makanan yang dimakan siswa sebelum tanggal 30 Oktober lalu.
Disebutkan, undangan untuk orangtua sudah diberikan
kepada siswa. Selasa (6/11) pukul 8.30 wib, akan ada sosialisasi dan penyuluhan
tentang penyakit Hepatitis A. Dengan penyuluhan tersebut, nantinya diharapkan kepada
orangtua agar tidak cemas dan tidak berfikir jelek dengan
sekolah dan penyakit ini.
“Kata dokter, penyakit Hepatitis A ini memang cepat
menular. Namun penyakit ini juga cepat sembuhnya,”katanya.
Menurut Nurmaida, belum diketahui sumber
penjangkitnya, meski kejadian telah berlangsung
beberapa hari. Kondisi terungkap setelah banyak murid
tiba-tiba masuk rumah sakit. Sekolah mengetahui serangan penyakit menular itu beberapa
hari lalu.
Awalnya, sejumlah murid tidak masuk sekolah, dan setelah
dicek ke orangtuanya, mereka mengaku anaknya sedang sakit, dan sebagian malah
dirawat di rumah sakit. “Kami curiga. Kok anak-anak kami banyak yang tidak
masuk. Rata-rata anak yang sakit itu berasal dari kelas tiga dan empat yang
masuk sore hari,”katanya. Pihak sekolah langsung melaporkan ke Puskesmas
terdekat.
Ketua Komite SD 47 Kota Jambi, Bambang Bayu Suseno
(BBS), mengatakan, komite sudah sepakat dengan pihak sekolah, untuk meliburkan siswa
selama empat hari, dengan rekomendasi dokter, karena sifatnya menular.
Dikatakan, peliburan siswa bertujuan untuk
mengantisipasi semakin bertambahnya jumlah korban yang terjangkit virus
hepatitis A tersebut. Terkait rencana meliburkan siswa tersebut, BBS mengatakan
sudah dilaporkan kepada UPTD Dinas Pendidikan setempat.
“Dalam satu minggu belakangan ini ada peningkatan
(jumlah korban,red). Untuk itu kita berinisiatif meliburkan siswa, untuk
dilakukan pengecekan lebih lanjut biar tidak menyebar. Hal ini juga akan disampaikan
ke Dinas Kesehatan Kota Jambi,”katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Polisman
Sitanggang, menyayangkan keputusan libur yang diberlakukan pihak sekolah dasar
47 Kota Jambi. Menurutnya, keputusan
yang diambil pihak sekolah terlalu tergesa‑gesa tanpa ada koordinasi dengan
dinas kesehatan.
“Sebenarnya keputusan libur terlalu tergesa‑gesa
tanpa dasar yang kuat. Itu juga bukan KLB, jangan terlalu didramatisir. Pihak
kami sedang melakukan pengumpulan data untuk mengetahui sumber penyakit, namun
hal itu bisa dilakukan tanpa meliburkan murid, sehingga murid tidak perlu
ketinggalan pelajaran,”katanya.
Disebutkan, Dinkes Kota Jambi belum tahu itu
penyebabnya dari dalam atau luar sekolah. “Kita
sedang selidiki. Tapi sebenarnya nggak ada yang perlu
dikhawatirkan. Kami sudah mulai melakukan crosscheck data ke rumah sakit, dan
sesuai rencana, Senin telah mengutus tim ke
sekolah untuk melakukan penelitian.
Menurut Polisman, biaya perawatan pasien murid siswa
tersebut, bahwa pemerintah sejauh ini belum mengalokasikan dana karena kasus
yang menimpa murid dan guru di SD 47 bukan termasuk kategori KLB. Namun menurutnya
jika ada diantara korban yang berasal dari keluarga kurang mampu maka SKTM bisa
digunakan.
“Sejauh ini belum ada yang mengeluhkan soal biaya
perawatan. Mereka hanya minta penyebab penyakit segera ditemukan dan
dihentikan. Itu pasti akan kita lakukan. Namun bila ada korban yang berasal
dari keluarga kurang mampu bisa pergi ke puskesmas dengan membawa SKTM,”katanya.
Anggota Komisi D DPRD Kota Jambi Jefri Bintara
Pardede, meminta instansi terkait segera mengambil tindakan agar penyakit serupa
tidak menyerang lebih banyak orang. Ia juga meminta kepada pihak sekolah untuk
lebih menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
“Kita sempat lihat juga disana kan ada galon air
minum yang disediakan untuk murid dan guru. Mungkin gelas‑gelasnya
itu juga perlu diperhatikan kebersihannya,”katanya.
Tidak Bersih
Menurut Dr Hengky Indradjaja, pengamat kesehatan, pen
yakit hepatitis penyakit menular. Namun menularnya penyakit ini melalui proses
tertentu yang sangat erat kaitannya dengan tingkat kebersihan. Baik kebersihan
diri maupun lingkungan.
“Jika penyakit
ini menjangkiti beberapa orang di sebuah lingkungan, di sekolah misalnya, besar
kemungkinan lingkungannya tidak sehat. Yang paling besar kemungkinannya adalah
dari makanan yang tidak sehat. Bisa jadi dari warung di sekitar sekolah yang
menjadi tempat jajan anak-anak,”katanya.
Disebutkan, atau bisa jadi juga ada pihak lain yang
tangannya dalam kondisi tidak steril, menyentuh makanan, yang kemudian dibeli
dan dimakan orang lainnya, sehingga terjangkit.
Penyakit hepatitis menular dari cairan tubuh manusia.
Namun demikian, bukan berarti bersentuhan dengan orang yang mengidap penyakit
ini akan langsung tertular, tidak demikian.
“Meskipun bersentuhan atau bergaul dengan pengidap
penyakit hepatitis, namun belum tentu bisa tertular. Akan tertular apabila yang
pengidap, misalnya buang air besar atau buang air kecil, dan kemudian tangannya
tidak dicuci dengan baik,”ujarnya.
Menurut mantan Kadinkes Kota Jambi ini, melalui
inilah penyakitnya bisa menular dengan cepat. Intinya adalah harus bersih, baik
diri, lingkungan, dan terutama makanan. Karena itulah sangat dianjurkan mencuci
tangan dengan sabun. Karena apabila tidak dicuci dengan sabun, bisa jadi masih
banyak bibit penyakit yang tertinggal di tangan pasca beraktifitas. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar