Jambi, Batak Pos
Maraknya mobil truk pengangkut batu bara melebihi tonase di jalur jalan Bangko-Kerinci penyebab rusaknya jalan dijalur tersebut secara terus menerus. Selain itu juga akibat struktur tanah jalan di perbukitan yang rentan terhadap hujan, sehingga sering terjadi longsor.
Dalam waktu dekat DPRD Provinsi Jambi dan Gubernur Jambi serta instansi terkait akan meninjau jalan yang rusak di jalur Bongko-Kerinci. Memasuki musim hujan hingga Januari 2009 diperkirakan akan memperparah kondisi jalan Banko-Kerinci.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin didampingi Wakil DPRD Provinsi Jambi H Soewarno Soerinta di DPRD Provinsi Jambi usai Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jambi, Selasa (11/11) menjawab wartawan terkait dengan rusaknya jalan Bongko-Kerinci sepanjang puluhan kilo meter.
Menurut Gubernur Jambi daya tahan jalan provinsi tersebut hanya mampu menahan beban 20 ton, namun truk pengangkut batu bara melebihi hingga 30 ton. Pihaknya sudah mengintruksikan para bupati agar menyikapi serius kelebihan tonase truk-truk pengangkut batu bara di jalan provinsi, khususnya jalkur Bongko-Kerinci.
“Soal ini tidak semata-mata tugas Pemerintah Provinsi Jambi. Karena jalan tersebut berada di daerah mereka. Para kepala daerah harus menjaga jalan yang ada di daerahnya,”katanya.
Timbangan Tak Berfungsi
Masalah besar yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jambi dalam pengontrolan tonase kenderaan, karena tidak berfungsinya jembatan timbang kenderaan di Provinsi Jambi. Kemudian fasilitas tidak ada.
“Jembatan timbang yang mau dilaksanakan oleh pemerintah pusat, mau diserahkan kepada pihak swasta akan melihat realisasinya nanti. Apakah sesuai dengan undang-undang atau tidak,”ujarnya.
Disebutkan, setiap jembatan timbang di Indonesia ini, bukan hanya di Provinsi Jambi pada umumnya tidak berfungsi. Hal ini merupakan masalah Nasional yang harus diatasi bersama.
Kurang Pengawasan
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Jambi daerah pemilihan Kerinci, H Ir Sjafril Alamsyah kepada Batak Pos Selasa (11/11) mengatakan, pembangunan jalan Bongko-Kerinci kurang perencanaan dan kurang pengawasan.
“Pembangunan jalan Bangko-Kerinci yang menjadi masalah setiap tahun, harus ditinjau ulang bagian perencanaan dan pembangunannya. Hampir tiap tahun ada anggaran untuk jalan provinsi tersebut. Saya sudah sering menyuarakan hal tersebut. Perencanaan dan pembangunan jalan tersebut hanya terkesan tambal sulam sepanjang tahun,”katanya.
Menurutnya, kondisi jalan Bongko-Kerinci sepanjang sepanjang 192,53 kilometer merupakan daerah pegunungan dengan kondisi curah hujan tinggi. Sehingga tingkat kesulitan dalam penanganan cukup tinggi karena segmen rawan longsor.
Disebutkan, dibutuhkan peningkatan atau rekontruksi ruas jalan Sungai Penuh-Batas Sumbar/Tapan-Baongko agar dapat memperlancar mobilitas orang/barang dari Banko-Kerinci atau sebaliknya.
Menurut data dari Kimpraswil Provinsi Jambi, sepanjang 38,00 Km dari total 820, 40 km ruas jalan Nasional di Provinsi Jambi mengalami rusak berat. Sementara sepanjang 140,71 Km jalan Nasional rusak ringan.
Sedangkan rusak sedang 204,28 Km (24,90 persen) dan jalan kondisi baik 437,14 Km (53,31 persen).Dibutuhkan dana Rp1,5 triliun guna merehabilitasi seluruh jalan Nasional dan Provinsi yang rusak.
Kondisi jalan Provinsi sepanjang 1566,68 Km, 505,19 Km (37,07 persen) kondisinya baik, 424,00 Km (32,23 persen) kondisi sedang, 217,41 Km (10.26 persen) kondisinya rusak ringan dan 320,08 Km (20,44 persen) rusak berat. ruk
1 komentar:
Salam kenal bang.
Tulisannya mantap:-)
Horas
ANTONI PASARIBU
http://solfegio.wordpress.com/
Posting Komentar