Jambi, Batak Pos
Anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jambi, H Soewarno Soerinta mendukung dan menfasilitasi sekitar 300 karyawan korban pemutusan hubungan kerja PT Loka Rahayu Plywood melakukan unjuk rasa sekaligus menduduki secara paksa pabrik milik perusahaan yang terletak di Desa Kunangan, Kabupaten Muarojambi.
Aksi tersebut akibat uang tolak dan gaji senilai Rp 3,1 miliar untuk 550 orang karyawan mereka selama tiga tahun tak kunjung dibayar. Soewarno Soerinta bersama ratusan karyawan itu mendesak pihak perusahaan agar dipenuhi tuntutan eks karyawan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Forum Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia Jambi, Ismail AB yang juga sebagai coordinator lapangan dalam orasinya, Rabu (15/10) mengatakan, pihaknya akan tetap menduduki dan menguasai pabrik dan mess milik PT Loka Rahayu ini hingga tuntutan mereka dipenuhi pihak manajemen.
Eks karyawan itu yang berunjukrasa tersebut dipasilitasi Soewarno Soerinta yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi. Para pendemo menuntut uang pasangon dan gaji selama tiga tahun yang tidak kunjung dibayar pihak perusahaan sebesar Rp3,1 miliar untuk 555 karyawan.
Sebelum aksi pendudukan secara paksa tersebut sempat terjadi ketegangan antara para pendemo dengan sejumlah orang yang dipercaya manajemen PT Loka Rahayu, menjaga aset perusahaan.
Aksi kian memanas ketika Soewarno Soerinta, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu melakukan pengusiran terhadap para penjaga aset perusahaan tersebut. Walau sempat melakukan perlawanan, akhirnya para petugas memilih meninggalkan lokasi pabrik, karena para pendemo tampak semakin beringas.
Menurut pengunjuk rasa, PT Loka Rahayu milik Mister Tan, warga Negara Taiwan, tidak mampu membayar gaji selama tiga tahun dan tidak mampu memberi pesangon kepada karyawannya yang terkena pemutusan hubungan kerja tersebut, akibat perusahan mengalami devisit, setelah kesulitan mendapat bahan baku.
Sementara itu, Soewarno Soerinta, kepada wartawan mengemukakan, pihak manajemen PT Loka Rahayu tidak lagi punya hati nurani, karena tidak mau memberi hak para pekerja.
“Ini adalah bentuk penyiksaan dan tidak lagi memiliki rasa manusiawi, karena para pekerja merupakan wong cilik yang sepantasnya untuk diperhatikan. PDIP komit untuk membela kaum buruh khususnya wong cilik. Kita tetap membela rakyat yang tertindas,”katanya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar