Halaman

Selasa, 04 Maret 2014

Kanker Serviks, Mengenali Penyakit Tanpa Gejala


PKBI JAMBI. FOTO DOK HARIAN JAMBI

Sebagai penyakit yang menyerang leher rahim, kerap tidak disadari oleh penderita sejak dini. Karena memang, penyakit ini hadir seolah tanpa gejala. Gejala baru akan dirasakan pada stadium yang tinggi. Padahal, penyakit ini tergolong berbahaya.

HESTI OKTAVIANI P, Jambi


Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim adalah sejenis kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang menyerang leher rahim. Untuk kasus kanker yang menyerang wanita ini, kebanyakan pasien datang ketika sudah stadium lanjut. Padahal sebenarnya, kanker serviks ini dapat dicegah sedini mungkin.

Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina. Tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan pap smear. 

Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50 persen atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi Human Papilloma Virus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operasi pada stadium awal dan kemoterapi atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.

Menurut Wahyu Setyaningsih Am Keb, Manajer Klinik Dara Jingga mengatakan. Bahwa  dengan pap smear tersebut, dapat mendeteksi serta mengetahui sel-sel yang abnormal yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Tanpa Gejala

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks antara lain perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).

Menurutnya, hal ini bisa juga diakibatkan oleh keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan yakni keputihan normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau dan tidak gatal. Biasanya juga sebelum dan sesudah menstruasi. 

Namun bila keputihannya berbau, menyebabkan gatal serta berwarna kekuningan hingga kuning kehijauan itu tandanya tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila mengalami keputihan yang tidak normal.



Penyebab Kanker Serviks

Ada Penyakit Menular Seksual (PMS), yang merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Ini adalah salah satu pemicu terjangkitnya kanker serviks. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin dan virus HPV. 

Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin dapat memicu penyakit ini. Karena dioksin pada pembalut, merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus dan lain-lain.

Selanjutnya, membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, bisa juga karena toilet-toilet umum yang tidak terawat dan air yang tidak bersih yang banyak dihuni oleh kuman-kuman, juga menjadi faktor tertular dan terjangkitnya penyakit ini.

Faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit kanker serviks ini menurut Wahyu adalah berhubungan seks pada usia yang terlalu muda. Namun hal yang paling memicu adalah seringnya berganti-ganti partner seks.

Yang memicu serviks diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV, ujarnya.

Tidak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang) juga memicu kanker serviks. Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks dan tidak melakukan Pap Smear secara rutin. 

Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik,” ujarnya.(*/poy)

***
Cara Mencegah Kanker Serviks

Imunisasi Serviks

PKBI JAMBI
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Atau biasa disebut dengan imunisasi serviks. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear.

Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali. Yakni pada bulan ke nol, satu dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun, dibandingkan yang berusia 15 hingga 25 tahun.

Hindari Pakaian Kotor Penderita

Penyakit ini bisa Anda dapati saat mencuci pakaian yang sudah kotor penderita. Karena pada pakaian tersebut mengandung virus dari orang lain jika yang sudah mengalami penyakit kanker serviks. Jadi berhati-hatilah saat mencucinya. Bila perlu, mencobalah untuk menghindarinya.

Makanan sehat yang dapat mencegah kanker serviks adalah yang banyak mengandung anti oksidan serta sayur-sayuran. Selain itu juga harus dapat menjaga pola makan

”Makanan yang mengandung penyedap dan pengawet dapat menyebabkan kanker secara umum, tidak hanya kanker serviks tetapi juga kanker lainnya,” tutur Wahyu Setyaningsih Am Keb, Manajer Klinik Dara Jingga.

Periksa Rutin

Berdasarkan data yang ada di Klinik Kesehatan Reproduksi Dara Jingga, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Jambi selama satu tahun terakhir, yakni tahun 2013, dari 427 orang yang memeriksa, 33 orang diantaranya dinyatakan positif terkena kanker serviks. 

Bagi wanita ataupun ibu-ibu yang telah melakukan kontak fisik dengan pasangannya, dianjurkan untuk memeriksa minimal 6 bulan sekali. Namun bagi remaja mulai usia 10 tahun dapat melakukan imunisasi serviks guna mencegah terjadinya kanker serviks sejak dini.

Harapan ke depan PKBI adalah agar para wanita dapat lebih peduli dengan kesehatan reproduksi dan tidak canggung dalam menyampaikan keluhan. Karena klinik ini ramah remaja, dibandingkan mereka mendapatkan informasi yang salah akan lebih baik jika mereka langsung berkonsultasi kepada ahlinya.(hop/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 4 FEB 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar