PEMILU 20014 cenderung menjadi titik balik bangkitnya kembali kekuatan berciri politik nasionalis. Wilayah-wilayah yang dulunya merupakan kantong wilayah 'kuning' dan 'merah' kembali menemukan oase politiknya.
Menguatnya kekuatan nasionalis di Sumut bisa terlihat dari kemenangan Golkar dan PDIP dalam sejumlah hasil survei pra-Pemilu 9 April dan quick count per provinsi. Dalam quick count LSI di Sumut, Partai Golkar dan PDIP adalah dua parpol yang meraih suara terbesar dengan prediksi masing-masing di atas 17 persen pada Pemilu 2014.
Panen suara dua parpol mapan ini diperkirakan berbagi suara terutama dari wilayah bagian utara, timur, dan barat Sumut, seperti Karo, Toba Samosir, Simalungun, serta Nias. Di wilayah-wilayah 'padat pemilih' seperti Medan, Deliserdang, dan Langkat, baik Golkar maupun PDIP juga terlihat saling kejar dalam hitung cepat yang ditabulasi LSI.
Kalah dalam Pemilu 2009 tak membuat Golkar Sumut beringsut. Sebaliknya, konsolidasi para kader dan caleg di bawah kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah diperkirakan akan mendudukan Golkar kembali memimpin perolehan suara pada Pemilu 2014.
Mengacu hasil quick count LSI, dari 33 kabupaten dan kota se-Sumut, Golkar tercatat berhasil menguasai 25 kabupaten/kota. Kemampuan Golkar menembus sekat-sekat agama dan suku dengan ideologi dan wajah 'baru' membuatnya mampu merebut suara di wilayah yang dimenangi Partai Demokrat dan PDIP pada pemilu sebelumnya.
Sementara itu, PDIP hanya mampu mempertahankan perolehan suaranya di wilayah yang merupakan basis fanatik kaum nasionalis sejak Pemilu 1955, yaitu Nias Barat, Tapanuli Utara, Karo, dan Deli Serdang. Saat ini, hasil Pemilu Legislatif 2014 menunjukkan kondisi peta politik Sumut kembali berubah. Perubahan dramatis terjadi dengan munculnya Partai Gerindra sebagai kekuatan baru dalam percaturan politik di Sumut.
Partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai presiden tersebut diperkirakan berhasil meraup suara yang cukup merata di 33 kabupaten/kota dengan raihan suara di atas 12 persen yang meliputi tiga daerah pemilihan (dapil ) DPR. Ada di urutan ketiga di bawah Golkar dan PDIP, partai berlambang burung Garuda ini diprediksi merebut posisi ketiga berimpit dengan Demokrat yang ditinggalkan pemilihnya pada Pemilu tahun ini.
Satu partai lagi yang mencuri perhatian publik pemilih, dan ikut mewarnai peta perpolitikan di Sumut adalah Partai Nasdem. Dalam hasil real count yang diturunkan oleh tim IT PDIP sejak hari pencoblosan 9 April, partai besutan pengusaha media Surya Paloh ini konsisten mengumpulkan suara 8-9 persen.
Jika mengacu hasil tabulasi anggota DPR yang dikombinasikan Sumut Pos dari hasil quick count LSI dan real count lokal, komposisi kemenangan Golkar diperkirakan bakal menghasilkan masing-masing 9 kursi dari 30 kursi DPR yang diperebutkan untuk wilayah Sumut. Sisa kursi diraih PDIP (8 kursi), Gerindra (4 kursi), Demokrat (3 kursi), Nasdem (2 kursi), PAN, PKB, PPP dan Hanura (masing-masing 1 kursi).
Modal politik dimana perolehan kursi Partai Golkar meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan Pemilu 2009 itu tentunya menjadi sebuah lembaran baru wajah nasionalisme di wilayah Sumut.
Dari hasil simulasi perhitungan, tampak hanya dua nama, apakah itu dari Golkar atau PDIP dari Dapil Sumut 1 yang mampu menembus angka bilangan pembagi pemilih (BPP) dengan perolehan suara di atas 190.000 (BPP Pemilu 2009, Red).
Golkar dan PDIP memperoleh banyak dukungan dari pemilih di inti Kota Medan. Dukungan suara dari kota ini juga banyak didulang caleg DPR dari Gerindra dan Nasdem yang ramai-ramai 'menggergaji' suara Partai Demokrat yang pesta besar di Pemilu 2009 silam.
Caleg Gerindra nomor urut 1, yang juga mantan cawagubsu, HR Muhammad Syafi'i atau akrab disapa Romo atau caleg Gerindra nomor urut 10 Posma Sitompul yang giat menyosialisasikan dirinya kepada pemilih, serta caleg Nasdem nomor urut 1 Prananda Surya Paloh diperkirakan bakal lolos ke Senayan menyusul dukungan pemilih Kota Medan dan Deliserdang kepada partai baru ini.
Beberapa caleg incumbent juga diprediksi akan melenggang dari dapil ini, termasuk caleg nomor urut 1 PKS yang juga Menkominfo Tifatul Sembiring, caleg nomor urut 1 dari Hanura Nurdin Tampubolon, caleg nomor urut 1 PPP, Hasrul Azwar, serta caleg nomor urut 1 Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Pengacara eksentrik yang dikenal sebagai juru bicara partai besutan Presiden SBY ini diperkirakan satu-satunya caleg Demokrat yang bakal menembus Senayan dari Dapil Sumut I dengan memanfaatkan kekuatan suara di Medan dan Langkat.
Ada pun Partai Golkar dan PDIP diprediksi akan meloloskan sedikitnya dua caleg ke Senayan dengan dukungan suara terbesar dari Medan, Langkat, dan Deliserdang. Satu kursi hampir dipastikan kepada caleg nomor urut 1 yang juga Koorwil Golkar Sumut, Leo Nababan.
Ada pun Meutya Hafid, kader Partai Golkar nomor urut 2 dari Dapil Sumut I, diperkirakan bakal mewarnai komposisi wakil rakyat Sumut kali ini. Meutya adalah caleg incumbent dari Partai Golkar setelah menjadi anggota DPR Pengganti Antar-waktu (PAW) periode 2009-2014 menggantikan tokoh senior Golkar Sumut Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.
Jika Meutya terpilih, kondisi ini sedikit lebih maju daripada pemilu-pemilu sebelumnya yang jarang sekali mendudukkan perempuan sebagai legislator Senayan. Selama ini kursi wakil rakyat Sumut di DPR masih lebih banyak diwakili kaum Adam. Dominasi laki-laki tetap mewarnai sosok wakil rakyat dalam Pemilu 2014 meskipun kini dari 30 anggota DPR dari tiga dapil di Sumut kemungkinan besar akan ada satu perempuan yang duduk di Senayan.
Selain itu, beberapa nama tokoh politik yang merupakan 'wajah lama' juga bakal masih menjadi wakil rakyat dari wilayah ini. Prediksi dua kursi PDIP untuk DPR dari Dapil 1 kemungkinan besar diraih oleh anggota DPR periode sebelumnya Irmadi Lubis, tokoh pendidikan Sofyan Tan, atau politisi senior Firman Jaya Daeli. Kendati maju dengan nomor urut 5, kemampuan mantan anggota DPR periode 2004-2009 ini dalam menggalang akar rumput tak perlu diragukan. Firman adalah politisi yang cukup cair sekaligus dikenal sebagai kader militan PDIP.
Dilihat dari latar belakang profesi dan tingkat pendidikan, wakil rakyat dari Dapil Sumut I cenderung didominasi oleh swasta dan politisi yang berpendidikan S-1 dan S-2.
Litbang Sumut Pos mencoba memprediksi calon peraih kursi DPR RI dari Dapil Sumut II, yang meliputi 19 kabupaten/kota dengan alokasi 10 kursi berdasarkan hasil quick count LSI dan analisis hasil Pemilu 2009. Aspek lainnya adalah popularitas, jaringan, dan kapital para caleg yang bertanding.
Dapil Sumut II terdiri atas Labuhanbatu, Labusel, Labura, Tapsel, Padangsidimpuan, Mandina, Nias, Nisel, Nias Utara, Nias Barat, Gunungsitoli, Sibolga, Tapteng, Taput, Humbahas, Tobasa, Samosir, Paluta, dan Padanglawas.
Dari analisis Sumut Pos, perolehan 10 kursi parpol pada Dapil Sumut II hanya memperebutkan kursi Demokrat pada Pemilu 2009. Prediksinya, PDIP dua kursi, Golkar dua kursi, PDIP masing-masing dua kursi, sementara Demokrat, PAN, PKS, Hanura, Gerindra, PKB, dan Nasdem mendapat jatah satu kursi. Dari Golkar, kemungkinan besar yang duduk di Senayan adalah caleg nomor urut 1 Rambe Kamarul Zaman, dan caleg nomor urut 2 Neil Iskandar Daulay.
Keduanya adalah juga anggota DPR periode 2009-2014 dari wilayah ini. Akan halnya PDIP, diprediksi meloloskan caleg incumbent Trimedya Panjaitan dan Yasonna Hamonangan Laoly yang masing-masing tercatat sebagai caleg nomor urut 1 dan 2. Boleh dibilang pertarungan kursi DPR di dapil Sumut II merupakan kompetisi antar-caleg incumbent, terutama diantara Golkar, PDIP, dan Demokrat.
Satu-satunya caleg Demokrat yang diprediksi lolos ke Senayan dari dapil ini cuma Jhoni Allen Marbun. Lima kursi lainnya akan terbagi secara merata. Mantan cagubsu Gus Irawan Pasaribu, caleg incumbent PKS Iskan Qolba Lubis, dan caleg PKB Marwan Dasopang akan menjadi caleg-caleg nomor urut 1 yang meloloskan diri ke Senayan. Dua kursi lagi yang menjadi jatah Nasdem dan Hanura belum tentu direbut oleh caleg nomor urut teratas.
Meskipun Martin Manurung tercatat caleg nomor urut satu Nasdem di Dapil Sumut II, namun popularitas Edward Sihombing yang berada di bawahnya tak bisa dianggap remeh. Di wilayah ini, Edward memiliki jaringan massa yang cukup kokoh. Edward dikenal caleg yang rajin turun ke bawah dan gemar menyosialisasikan diri lewat media massa.
Begitu pula Hanura. Kendati ada nama Armyn Gulton di nomor urut satu, namun Herry Lontung Siregar adalah sosok politisi yang memiliki kapital dan jejaring yang luas di wilayah. Entah apa penyebabnya, anggota DPR periode 2009-2014 oleh partainya diposisikan sebagai caleg nomor urut 5 dalam Pemilu 2014.
Hasil quick count LSI juga menjadi acuan Sumut Pos dalam melihat peta caleg di Dapil Sumut III. Sejauh pantauan, pertarungan di wilayah ini tergolong sengit. Keunggulan masing-masing caleg dapat dilihat dari kemampuan dan antusiasme mereka dalam 'menggarap' massa.
Sama dengan dua dapil sebelumnya, wilayah dapil yang mencakup Langkat, Kota Binjai, Tanahkaro, Dairi, Pakpak Bharat, Siantar, Simalungun, Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai ini juga punya kuota 10 kursi DPR.
Estimasi kasar Sumut Pos dari hasil quick count LSI dan real count tim TI PDIP, di dapil ini Golkar akan merebut kursi mayoritas yakni tiga kursi, disusul PDIP dengan dua kursi. Lima kursi sisa akan dibagi secara merata kepada Demokrat, Gerindra, Nasdem, Hanura, dan PAN. Kemenangan Golkar di wilayah ini disokong oleh kerja keras Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah yang rajin berkeliling seluruh wilayah Sumut, terutama kantong-kantong suara Golkar di Siantar, Simalungun, Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai.
Ajib sendiri tercatat sebagai caleg DPRD Provinsi dari dapil Sumut 10 yang mencakup wilayah Simalungun dan kota Pematangsiantar. ''Saya ingin mengembalikan kejayaan Golkar di masa lalu. Banyak simpatisan yang menjadi apatis lantaran partai ini lama tak diurus,'' ujar Ajib kepada Sumut Pos dalam percakapan menjelang hari pencoblosan. Wajar Ajib bertekad keras mengembalikan suara yang terserak mengingat Golkar punya historis yang kuat dalam mengiringi perjalanan pemerintahan Sumut dari masa ke masa.
Dalam pemilu 2014 ini, tiga kursi Golkar di Dapil Sumut III kemungkinan besar akan diraih caleg incumbent yang duduk di nomor urut satu yakni Anthon Sihombing dan caleg nomor urut 2 Ahmad Doli Kurnia. Satu kursi lagi untuk partai beringin ini diperkirakan jatuh kepada Ali Wongso Sinaga. Meskipun berada di nomor urut 4, Ali Wongso adalah caleg incumbent yang memiliki jejaring kuat di Langkat, Binjai, Siantar, dan Simalungun. Dia juga sosok yang rajin 'blusukan' semasa menjabat wakil rakyat, disamping giat menyosialisasikan diri lewat media massa.
Di dapil ini dua kursi PDIP diprediksi akan dimenangkan oleh caleg nomor urut satu caleg incumbent yang juga mantan cagubsu Tritamtomo, sementara satu kursi lagi kemungkinan diperebutkan secara sengit oleh caleg nomor urut 2 Sudirman Tarigan dan caleg nomor urut 4 Junimart Girsang. Kedua caleg itu memiliki basis massa di wilayah tersebut. Sudirman adalah politisi berdarah Karo yang punya jejaring di Tanahkaro dan Langkat, sedangkan kiprah Junimart sebagai pengacara terkenal tentulah tak bisa diremehkan.
Meskipun baru terjun di dunia politik, lelaki berdarah Simalungun ini punya modal sosial yang kuat karena bertarung di kampung halaman sendiri. Kursi sisa di dapil Sumut III tampaknya menjadi ajang pertarungan 'antar kawan' bagi para caleg Demokrat, Nasdem, dan PKS. Satu kursi Gerindra antara Sortaman Saragih dan caleg incumbent yang duduk di nomor urut satu Gerindra, Marthin Hutabarat dan caleg incumbent yang juga mendapat nomor urut satu PAN, Nasril Bahar. Nasril dikenal punya basis massa kuat di wilayah Langkat dan Binjai.
Di kubu Demokrat, pertarungan berebut satu kursi antara caleg nomor urut 1 Eddy Ramli Sitanggang dan caleg nomor urut 2 Hinca Panjaitan tak terhindarkan. Tapi diprediksi Eddy akan lolos ke Senayan lantaran diuntungkan nomor urut dan namanya yang telanjur dikenal sebagai anggota DPR periode 2009-2014.
Perebutan kursi juga diprediksi akan terjadi di PKS yang mendudukkan Anshory Siregar dan Sigit Pramono Asri. Anshory adalah caleg incumbent yang dijatah nomor urut 1, sementara di bawahnya ada Sigit yang kemampuan menggalang massanya tak perlu diragukan. Sigit juga tercatat beberapa kali menjadi anggota DPRD Sumut, dan terakhir menjabat wakil ketua DPRD Sumut.
Namun diperkirakan Sigit tak akan mampu melawan jejaring Anshory yang lebih dulu mapan di wilayah ini. Di dapil ini hasil mengejutkan mungkin terjadi di Nasdem. Pertarungan antara caleg nomor 1 Ali Umri dan caleg nomor 2 Elam Saragih akan berlangsung tajam dan keras. Ali Umri adalah mantan Wali Kota Binjai yang punya basis massa kuat di kota rambutan itu, sedangkan Elman yang mantan pemimpin redaksi Metro TV adalah putera asli Simalungun.
Ali Umri dan Elman Saragih akan berebut suara massa kultural di wilayah andalan mereka masing-masing. Boleh jadi Elman mengungguli Ali Umri secara riil, namun posisi Ali Umri diuntungkan oleh nomor urut dan marwah partai karena jabatannya sebagai ketua DPD Partai Nasdem Sumut. Satu suara DPR di Dapil III untuk Nasdem kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Ali Umri. (valdesz)
Prediksi Anggota DPR Periode 2014-2019
Dapil Sumut I
1. Leo Nababan (Golkar)
2. Meutya Hafid (Golkar)
3. Irmadi Lubis (PDIP)
4. Sofyan Tan (PDIP)
5. HR Muh. Syafi'i / Posma Sitompul (Gerindra)
6. Prananda Surya Paloh (Nasdem)
7. Nurdin Tampubolon (Hanura)
8. Tifatul Sembiring (PKS)
9. Hasrul Azwar (PPP)
10. Ruhut Sitompul (Demokrat)
Dapil Sumut II
1. Rambe Kamarul Zaman (Golkar)
2. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
3. Trimedya Panjaitan (PDIP)
4. Yasonna H. Laoly (PDIP)
5. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
6. Gus Irawan Pasaribu (Gerindra)
7. Iskan Qolba Lubis (PKS)
8. Marwan Dasopang (PKB)
9. Martin Manurung / Edward Sihombing (Nasdem)
10. Armyn Gulton / Herry Lontung Siregar (Hanura)
Dapil Sumut III
1. Anthon Sihombing (Golkar)
2. Ahmad Doli Kurnia (Golkar)
3. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
4. Tritamtomo (PDIP)
5. Sudirman Tarigan/Junimart Girsang (PDIP)
6. Sortaman Saragih / Marthin Hutabarat (Gerindra)
7. Nasril Bahar (PAN)
8. Eddy Ramli Sitanggang/Hinca Panjaitan (Demokrat)
9. Anshory Siregar / Sigit Pramono Asri (PKS)
10. Ali Umri / Elman Saragih (Nasdem)
Anggota DPR periode 2009-2014
Dapil Sumut I
1. Nurdin Tampubolon (Hanura)
2. M. Idris Luthfi (PKS)
3. Ibrahim Sakty Batubara (PAN)
4. Meutya Hafid (Golkar)
5. Hasrul Azwar (PPP)
6. Irmadi Lubis (PDIP)
7. Abdul Wahab Dalimunthe (Demokrat)
8. Sutan Bhatoegana (Demokrat)
9. Sri Novida (Demokrat)
10. Jafar Nainggolan (Demokrat)
Dapil Sumut II
1. Herry Lontung Siregar (Hanura)
2. Iskan Qolba Lubis (PKS)
3. Yahdil Abdi Harahap (PAN)
4. Chairuman Harahap (Golkar)
5. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
6. Trimedya Panjaitan (PDIP)
7. Yassonna H. Laoly (PDIP)
8. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
9. Saidi Butar-Butar (Demokrat)
10. Jonny Buyung Saragih (Demokrat)
Dapil Sumut III
1. Martin Hutabarat (Gerindra)
2. Ansory Siregar (PKS)
3. Nasril Bahar (PAN)
4. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
5. Anthon Sihombing (Golkar)
6. Maiyasyak Johan (PPP)
7. Tri Tamtomo (PDIP)
8. Ruhut Sitompul (Demokrat)
9. Edi Ramli Sitanggang (Demokrat)
10. Imran Muchtar (Demokrat).
(Sumber : JPPN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar