Rabu, 13 Juni 2012

Gubernur Jambi Resmikan Bandara Muara Bungo


Jambi, BATAKPOS

Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus (HBA) meresmikan Bandara Muaro Bungo, Sabtu (9/6) bertempat  Bandara Muara Bungo, Provinsi Jambi. Keberadaan bandara sebagai infrastruktur yang penting dalam meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas  masyarakat maupun barang dan jasa.

“Kehadiran Bandara Muara Bungo ini mampu menjawab persoalan aksesibilitas bagi perkotaan Muara Bungo dan kota-kota  disekitarnya. Dengan diresmikan bandara tersebut, dapat memberikan dampak positif berganda terhadap peningkatan investasi yang bermuara pada pengembangan wilayah,”katanya.

Menurut Gubernur Jambi, sesuai dengan rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi berkomitmen penuh untuk membantu secara proporsional untuk memujudkan keinginan masyarakat. Provinsi Jambi masih memiliki keterbatasan, untuk itu upaya stimulus kepada Kabupaten/Kota dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, efisiensi dan efektifitas.

Terkait dengan maskapai yang akan menggunakan dan beroperasi di Bandara Muara Bungo, HBA mengingatkan, maskapai dapat melakukan langkah-langkah menajemen dan bisnis dengan tidak mengabaikan unsur keselamatan sambil terus meningkatkan kualitas pelayanan.

Sambutan Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti mengatakan, mengedepankan sinergisitas pemerintahan Pusat dan daerah dalam percepatan pembangunan bandara, pihaknya mengharapkan sinergisitas Pusat, Tingkat I dan Tingkat II dalam menyelesaikan bandara.

Sementara itu Pemerintah Pusat mengucurkan dana APBN 2009 sebesar Rp 18 miliar guna pembangunan Bandara Udara Bungo. Sementara Pemerintah Kabupaten Bungo menganggarkan APBD 2009 sebesar Rp 84 miliar. Pemkab Bungo melakukan penganggaran dengan sistem multi years.

Pemkab Bungo awalnya menargetkan Bandara Bungo selasai tahun 2011. Bandar udara itu merupakan yang terbesar di Provinsi Jambi setelah Bandara Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Bandara tersebut direncanakan mulai beroperasi akhir tahun 2009 lalu, namun banyak kendala.

Tujuan Pemkab Bungo membangun bandar udara ini bukan saja untuk warga Bungo, melainkan juga warga di seputaran Kabupaten Bungo. Seperti potensi penumpang yang berasal dari Kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, bahkan Kabupaten Dharmasraya di Sumbar yang letaknya berdekatan. Penumpang bisa mencapai 1,2 juta jiwa.

Selama ini 100 persen mereka menggunakan angkutan darat untuk transit di Padang dan Jambi menuju Jakarta. Bandara itu sendiri kini mendekati penyelesaian. Dari 2.500 meter runway yang direncanakan (lebih panjang dibanding bandara Jambi yang tercatat 1.800 meter). Pada tahap awal akan diselesaikan 1.800 meter. Areal lahan yang diperuntukkan buat bandara itu sendiri seluas 300 hektare.

Pada saat awal operasi, Bandara Bungo direncanakan bisa disinggahi minimal dua pesawat ukuran Boeing 737 setiap hari. Beberapa waktu lalu, anggota Komisi III DPR yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Panja) Panitia Anggaran (Panggar), Rizal Djalil yang juga anggota dewan dari Kerinci itu sempat melihat langsung pembangunan bandar udara Bungo tersebut.

Berfungsinya bandara itu kelak, akan mendongkrak perekonomian Bungo, baik sektor dagang, industri, pertanian, telekomunikasi, perkebunan, tambang, maupun di sektor parawisata. Bandara Bungo selesai, tahap pertama akan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-50 dengan jalur penerbangan rencana Kota Murabungo-Jambi-Jakarta pulang pergi (PP). RUK

Tidak ada komentar: