Senin, 12 September 2011

Dampak Kabut Asap Ganggu Transportasi di Jambi Semakin Nyata

Surut : Akibat kemarau panjang yang terjadi di Provinsi Jambi mengakibatkan debit Sungai Batanghari surut drastis, tampak seperti pada gambar Sungai Batanghari, Kamis (8/9/2011). foto batakpos/rosenman manihuruk



Jambi, BATAKPOS

Dampak dari kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Provinsi Jambi sepekan terakhir semakin berdampak buruk dan semakin nyata bagi arus transportasi laut, udara dan darat. Hingga Kamis (8/9) jarak pandang di perairan Sungai Batanghari dan di laut lepas sudah mulai terbatas.

Jarak pandang di sungai dan di laut saat ini masih berada di atas 500 meter, namun nakhoda dan jurumudi diimbau tetap hati-hati dan menyalakan lampu sorot guna menghindari tabrakan. Dibutuhkan kehati-hatian dari nakhoda dan jurumudi, termasuk pemandu kapal.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Ir Benhard Panjaitan MM kepada wartawan, Kamis (8/9) terkait dengan peringatan bahaya kabut asap ditujukan pada semua moda transportasi di Provinsi Jambi.

“Kabut asap membahayakan atau berisiko tinggi pada semua moda angkutan, baik darat, sungai, laut apalagi angkutan udara. Pengelola semua moda transportasi diingatkan tetap mengacu dan berpatokan pada laporan cuaca dan mengingatkan pengemudi, nakhoda serta pilot akan bahaya kabut asap,”katanya.

“Hingga kini kabut asap di Jambi sudah nyata mengganggu kelancaran transportasi darat, sungai dan laut,”katanya.

Sementara itu General Manager PT Angkasa Pura II Jambi, Abiyoso ST mengatakan, jadual kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pagi hari harus tertunda, karena jarak pandang di bawah batas minimun, yakni 2.000 meter.

Abiyoso mengaku tidak bisa memberikan jadual keterlambatan kedatangan maupun keberangkatan pesawat dari masing-masing maskapai yang beroperasi di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Secara terpisah, Humas Pertamina BBM Ritail Palembang Reg II, Robert MV mengatakan, kabut asap dan gelombang besar yang terjadi di pantai timur Jambi belum mempengaruhi atau mengganggu pasokan bahan bakar minyak ke Jambi.

Disebutkan, semua kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk Provinsi Jambi dipasok lewat transportasi laut dan sungai. Pekatnya kabut asap serta adanya gelombang besar di pantai timur belum mengganggu pasokan BBM untuk Provinsi Jambi.

“Tiap bulan rata-rata kapal yang memasok tiga jenis BBM untuk Provinsi Jambi meliputi jenis premium, solar dan minyak tanah 20 hingga 25 kali. Pasokan BBM untuk Provinsi Jambi itu didatangkan dari tiga daerah yakni kilang minyak Plaju, Sumatera Selatan, terminal transit Tanuung Uban dan terminal transit Pulau Sambu, Kepulauan Riau,”katanya.

Ketua Asosiasi Pelayaran Nasional/INSA Jambi, Edy Best mengatakan, kabut asap dan gelombang besar saat ini belum mengurangi atau menghambat kelancaran arus kapal niaga dan pengangkut BBM.

Kondisi cuaca musim kemarau saat juga sudah menyebabkan surutnya sungai Batanghari dan sejumlah titik terdapat alur dangkal yang bisa menyebabkan kapal kandas.

Menghindari kandas, kapal niaga terpaksa mengurangi muatan hingga 50 persen, seperti angkutan batu bara yang biasanya mengangkut 3.000 ton menjadi 1.500 ton.

Hal itu dilakukan guna menunjang kelancaran arus pelayaran menuju pelabuhan Talang Duku, karena bila ada kapal kandas, maka akan menghalangi kapal niaga lainnya, termasuk kapal pengangkut BBM. ruk

Tidak ada komentar: