Halaman

Jumat, 28 Agustus 2009

Terbunuhnya Sheila, Bukti Lemahnya Komitmen Pemerintah

Jambi, Batak Pos

Dibunuh dan dicurinya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Sheila di Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi membuktikan betapa lemahnya komitmen pemerintah dalam menjaga satwa liar yang dilindungi.

“Satwa yang di depan mata saja bisa dibunuh apalagi satwa yang hidup di dalam hutan. Dalam hal menjaga populasi satwa liar yang terancam punah, bisa dibilang pemerintah sudah gagal,” ujar Krismanko Padang, SH dari Frankfurt Zoological Society (FZS), di Jambi, Senin (24/8).

Menurutnya, harimau sumatera yang masuk dalam kategori satwa sangat terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Harimau tidak hanya menjadi milik Jambi atau Indonesia saja, tetapi sudah menjadi milik dunia karena kelangkaannya.

“Peristiwa ini sudah mendapat sorotan dari pihak Australia. Kalau kita tidak mau ditertawakan orang, pihak penegak hukum harus bisa mengusut tuntas kejadian ini, menangkap otak pelaku dan mengganjarnya dengan hukuman setimpal,” ujar Krismanko.

Disebutkan, dari segi infrastruktur, Kebun Binatang Taman Rimbo memang sangat tidak layak. Kandang untuk beruang saja hanya berukuran 1x1 meter. Belum lagi minimnya penerangan pada malam hari serta lemahnya sistem keamanan.

Investasi awal untuk membangun sebuah kebun binatang memang tidak kecil. Harus ada komitmen bersama yang kuat untuk menjaga satwa-satwa liar yang dilindungi. Infrastruktur kebun binatang harus diperbaiki dan sumber daya manusia juga ditingkatkan.

“Membangun kebun binatang harus dengan perencanaan matang, tidak bisa dilakukan secara parsial. Secara kelembagaan, kebun binatang harus dikelola oleh otoritas tersendiri di bawah gubernur langsung. Ini bertujuan jika diperlukan ekspansi maka akan mendapat dukungan secara penuh oleh pemerintah daerah,” katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar