Rabu, 24 Februari 2016

Zola: RS Raden Mattaher Jambi, Megah Gedunya, Minim Peralatan Medisnya

  


Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi

Jambipos Online, Jambi-Pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi memang diakui megah dan mentereng. Namun kemegahan gedung rumah sakit itu tidak ditunjang dengan peralatan medis yang cukup serta loyalitas para medis dalam melayani masyarakat. 
Demikian ditegaskan Zumi Zola saat kunjungan dan peninjauan di RSUD Raden Mattaher, Kamis (18/2) sore. “Saat ini, kamar untuk perawatan pasien tidak kurang, tidak kurang jumlahnya. Tetapi, fasilitasnya, kondisinya yang tanda tanya, belum dapat dimaksimalkan. Itu sudah saya tegur tadi. Tolong, siapapun yang bertanggungjawab terhadap ini, cepat selesaikan. Kalau tidak bisa digunakan, kita rugi, lebih rugi lagi masyarakat. Tidak bisa seperti itu,” katanya.
Sebelumnya, dalam dialog dengan jajaran pimpinan dan beberapa orang dokter RSUD Raden Mattaher, Zola mengungkapkan bahwa dia memutuskan untuk turun kelapangan yang pertma sekali sebagai Gubernur Jambi adalah untuk melihat RS Raden Mattaher Jambi karena di rumah sakit inilah salah satu harapan besar untuk melayani masyarakat.
Zola juga mengungkapkan, saat dirinya masih Bupati Tanjung Jabung Timur, dia sering datang ke RS Raden Mattaher, melihat pasien-pasien yang dirujuk dari Tanjung Jabung Timur, begitu pula saat sosialisasi calon Gubernur Jambi, juga sering datang ke RSUD Raden Mattaher. 
“Dalam catatan saya, RS Raden Mattaher ini dan RS Bungo menjadi harapan besar masyarakat kita, sebagai rujukan dari RS kabupaten/kota di Provinsi Jambi,” kata Zola.
Zola menyatakan, dirinya datang untuk memberikan kesempatan untuk berdialog kepada para medis, serta menegaskan bahwa pelayanan, baik dari sisi tenaga media maupun dari sisi fasilitas harus ditingkatkan.
Zola membeberkan, dia aktif di media sosial. “Saya aktif di twittter, saya aktif di instagram, itu sengaja untuk menampung aspirasi dan keluhan masyarakat, nomor telepon saya juga sering disms. Saya minta, calon pasien bisa segera ditangani, jangan berlama-lama. Saya juga sengaja datang ke bagian obat, itu juga sering sekali mendapatkan keluhan karena obatnya tidak ada. Contohnya tadi, obat DBD (demam berdarah tidak ada),” kata Zola.
Dikatakan, dia mendapatkan laporan bahwa jumlah pegawai di RSUD Raden Mattaher sangat banyak, baik PNS maupun tenaga honornya. 
“Pertanyaaan saya, apakah itu semua dibutuhkan. Oke, kalau memang dibutuhkan silahkan. Pertanyaan selanjutnya, apakah kinerjanya bagus atau tidak, rajin atau malas. Kalau bapak Ibu malas-malasan, bukan di sini tempatnya karena kerja di rumah sakit ini adalah untuk melayani masyarakat. Tolong bantu saya karena selama ini banyak keluhan terhadap rumah sakit ini, padahal rumah sakit ini haruslah menjadi kebanggan Provinsi Jambi,” tegas Zola.
“Kalau ada yang kurang, diautokririk, mengkrieik diri sendiri, kalau tidak bisa mengkritik diri sendiri, saya yang akan mengkritik, karena itu kewajiban saya. Seperti tekad kami dengan pak Fachrori Umar, mejadikan Jambi lebih baik, ini salah satunya, harus signifikan perubahannya,” ujar  Zola.
Zola menambahkan, dia mengambil kebijakan menanggapi keluhan tentang penginapan dari masyarakat yang penyakitnya tidak bisa di-handle di Jambi dan dirujuk ke Jakarta. 
“Kalau dirujuk ke Jakarta kan pasti berat penyakitnya, pasti lebih dari 3 hari. Saya punya program, dengan surat rujukan dari rumah sakit, mereka bisa menempati Mess Perwakilan Pemerintah Provinsi Jambi di Jakarta. Gunakan itu. Dengan demikian, masyarakat (pasien) terbantu dan Perwakilankita akan lebih bermanfaat,” katanya.
Zola sangat menekankan pentingnya evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja di RS Raden Mattaher. 
“Saya berpesan, tolong dievaluasi seluruh tenaga kerja di rumah sakit berdasarkan yang paling muda (absensi), rajin atau tidak. Kalau tenaga honor silahkan dilepas, kalau tidak bisa bekerja dengan baik. Kalau PNS, laporkan kepada saya dan akan saya tindak. Semua yang ada di sini harus punya panggilan nurani untuk melayani masyarakat, memang berat, tidak mudah, tetapi harus melayani masyarakat yang sakit,” pungkas Zola. (Asenk Lee Saragih)

Tidak ada komentar: