Potret Kabut Asap Kota Jambi dari Sudut Pandang Lantai 11 Novita Hotel, Rabu 9 September 2015. Foto Sakti Alam Watir. |
Surat untuk Bapak Presiden RI dari Siswa SD di Jambi : Yth
Bapak Presiden Joko Widodo
Bapak Presiden Joko Widodo
Saat ini, bumi kami Pulau Sumatera juga tengah berkalang asap. Tiap
hari, kami menghirup udara kotor, berdebu hingga membuat mata kami
terasa perih. Sebagai anak-anak, sungguh kami tak berdaya melawan
bencana ini. Kami tidak tahu apa yang sudah dilakukan Pemerintah
Provinsi Jambi untuk mengatasi masalah ini.
Yang kami tahu, kemarau panjang dan titik api muncul silih berganti.
Partikel debu yang tajam itu terus mengancam kehidupan kami.
Noktah-noktah hitam akibat terbakarnya lahan gambut dan perkebunan,
membuat langit di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah kian gelap hingga
memacetkan banyak aktivitas kehidupan.
Kini "burung besi" yang tiap saat berterbangan di langit Jambi tidak mau lagi bertengger di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin. Kami sudah lama diliburkan dari sekolah. Kami tidak lagi bisa bermain dengan teman-teman di luar rumah. Asap karbon telah masuk ke rumah kami oleh tiupan angin. Rongga dada kami seperti ditusuk jarum. ISPA tengah mengancam kami, seperti mendekatkan kami kepada pintu kematian.
Kata berita di koran, beragam aktivitas dan sendi kehidupan ekonomi mulai lumpuh. Nelayan terpaksa berhenti melaut, sawah dan ladang kering kerontang. Anjloknya harga komidi pertanian dan perkebunan seperi karet alam dan buah kelapa sawit dewasa ini, kian menambah beban berat kehidupan mayoritas rakyat Provinsi Jambi.
Sumber air bersih untuk kehidupan juga kian sulit didapat. Sumur dan sungai kian mengering. Sayangnya, hampir setiap tahun bencana ini terjadi, tidak pernah ada solusi yang tepat dan konkrit dari pemerintah. Kami hanya bisa berharap dan berharap dari hari ke hari semoga Tuhan segera menurunkan hujan.
Bapak Presiden Joko Widodo yang kami sayangi, Kami ingin Bapak hadir di tengah kami. Sebab kami yakin dan percaya, Bapak sangat bijaksana dan bisa berbagi solusi dengan kami. Sehingga penderitaan kami bisa berakhir dengan cepat dan tepat. Hormat saya, Ananda BUKHTANSHOR CAESAR ZIDDAN, SDN 47 Kelas Va Jambi
Kini "burung besi" yang tiap saat berterbangan di langit Jambi tidak mau lagi bertengger di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin. Kami sudah lama diliburkan dari sekolah. Kami tidak lagi bisa bermain dengan teman-teman di luar rumah. Asap karbon telah masuk ke rumah kami oleh tiupan angin. Rongga dada kami seperti ditusuk jarum. ISPA tengah mengancam kami, seperti mendekatkan kami kepada pintu kematian.
Kata berita di koran, beragam aktivitas dan sendi kehidupan ekonomi mulai lumpuh. Nelayan terpaksa berhenti melaut, sawah dan ladang kering kerontang. Anjloknya harga komidi pertanian dan perkebunan seperi karet alam dan buah kelapa sawit dewasa ini, kian menambah beban berat kehidupan mayoritas rakyat Provinsi Jambi.
Sumber air bersih untuk kehidupan juga kian sulit didapat. Sumur dan sungai kian mengering. Sayangnya, hampir setiap tahun bencana ini terjadi, tidak pernah ada solusi yang tepat dan konkrit dari pemerintah. Kami hanya bisa berharap dan berharap dari hari ke hari semoga Tuhan segera menurunkan hujan.
Bapak Presiden Joko Widodo yang kami sayangi, Kami ingin Bapak hadir di tengah kami. Sebab kami yakin dan percaya, Bapak sangat bijaksana dan bisa berbagi solusi dengan kami. Sehingga penderitaan kami bisa berakhir dengan cepat dan tepat. Hormat saya, Ananda BUKHTANSHOR CAESAR ZIDDAN, SDN 47 Kelas Va Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar