Brigjen Basaria Panjaitan |
Brigjen Basaria Panjaitan |
"SOSOK MURAH SENYUM, TAPI TEGAS
MENINDAK YANG NAKAL"
Brigjen Basaria Panjaitan mendaftar ke Panitia Seleksi
(Pansel) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagaimana pandangan
pengusaha Kepri terhadap sosok dia? Setiap ada pergantian kepala kepolisian di daerah, termasuk
pergantian bagian Reserse Kriminal, sudah jamak diketahui kalau oknum-oknum
pengusaha menjadi orang pertama yang merapat ke petinggi kepolisian tersebut.
Termasuk pengusaha-pengusaha yang bisnisnya “abu-abu” dan “hitam”. Tujuan
mereka tentu berharap bisa berteman, agar bisnis mereka bisa langgeng, tidak
diusik. KLIK ( 6 Orang Batak Masuk Tahap Berikutnya Seleksi Pimpinan KPK)
Nah, ketika Basaria bertugas sebagai Direskrim Polda Kepri
tahun 2007, ada juga beberapa pengusaha hitam yang merapat. Namun, sebelum
ditempatkan di Kepri, Basaria sudah memiliki data tentang pengusaha di Batam.
Termasuk yang diduga bisnisnya “abu-abu” dan “hitam”, sehingga tidak mudah
dilobi untuk kepentingan bisnis mereka.
Bagi Basaria, sebagai seorang anggota kepolisian,
bersahabat dengan kalangan mana saja itu penting. Termasuk pengusaha. Apalagi
sudah menjadi kewajiban kepolisian menjaga keamanan di wilayahnya, agar
kehidupan bermasyarakat dan dunia usaha berjalan dengan aman.
“Semua kita lindungi dan ayomi, sepanjang tidak menggangu
keamanan dan tidak melakukan tindakan kriminal. Kalau melanggar aturan atau
melakukan kejahatan siapapu saya sikat,” tegas Basaria dalam beberapa
kesempatan kala itu di Mapolda Kepri yang saat itu masih berkantor di Bida Anex
BP Batam di Batam Centre.
Basaria membuktikan saat ia bertugas. Pengusaha nakal yang
melakukan pelanggaran hukum ia tindak. Antara lain oknum pengusaha yang
terlibat penyelundupan mobil mewah yang sebagian mobilnya hasil curian dari
luar negeri ke Batam. Pelakunya sampai diseret ke meja hijau hingga vonis.
Begitupun para pelaku pembalakan hutan, penambang bauksit ilegal, pelaku
pencurian ikan, pelaku human trafficking, perjudian, narkoba, dan tindakan
kriminal lainnya.
Menariknya, Basaria tak memberikan kesempatan lobi-lobi
pada pengusaha nakal yang melakukan tindakan kejahatan. Baginya, tidak ada
negosiasi bagi para penjahat, apalagi tujuannya agar bisa terbebas dari kasus
hukum yang menjeratnya.
Lalu, apakah pengusaha di Batam dan wilayah lainnya di
Kepri pernah diperas?
Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri dan Batam Abidin Hasibuan mengatakan, selama Basaria bertugas di Kepri, tidak ada laporan pengusaha diperas.
“Kebetulan saat Basaria jadi Direskrim Polda Kepri, saya
masih menjabat Ketua Apindo, tidak ada satupun pengusaha yang mengeluh ke
Apindo kalau mereka diperas. Tapi kalau oknum pengusaha yang ditindak tegas
karena melakukan kejahatan ya ada dan kami menghargai dan mendukung sikap tegas
Ibu Basaria itu,” ujar Abidin, saat dihubungi pekan lalu.
Abidin mengungkapkan, sebenarnya Basaria bersahabat dengan
pengusaha manapun di Batam maupun di kota/kabupaten lainnya di Kepri. Bahkan,
Abidin menyebut pengusaha yang benar-benar menjalankan bisnis secara benar
merasa aman dan nyaman.
“Saya kenal betul Ibu Basaria, dia bersih dan tidak kenal
takut. Dia benar-benar tegas dan tak kenal kompromi pada pelaku kejahatan,
siapapun dia,” tegas Abidin.
Pengusaha elektronik yang vokal ini menilai, Basaria cocok
untuk menjadi salah satu unsur pimpinan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, KPK membutuhkan sosok seperti Basaria yang selain tegas dan tak
kenal kompromi pada pelaku kejahatan, juga tegas terhadap siapapun yang
melanggar di internal institusinya. “Dia sosok yang dibutuhkan untuk KPK,”
tegasnya, lagi.
Sekadar diketahui, setelah sukses di Batam, Basaria ditarik
ke Mabes Polri. Dia menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu
Bareskrim. Lalu, Basaria dipercaya sebagai kepala Pusat Provos Polri yang
dikenal sebagai satuan angker karena punya kewenangan menindak polisi “nakal”.
Saat menjabat sebagai Kapusprovos, Basaria mempunyai tugas
yang tidak ringan. Yakni, memeriksa tindakan tidak disiplin kerja yang kalau
itu diduga dilakukan Komjen Susno Duadji.
Setelah itu, dia menjadi kepala Biro Logistik Polri dan
sekarang menjadi pengajar di Sespim, Lembang, Jawa Barat. “Prinsip saya, di
mana pun ditempatkan harus sungguh-sungguh. Menjadi wanita itu bukan halangan
untuk meraih puncak prestasi,” tuturnya.
Awal karir perempuan kelahiran 1957 itu dimulai ketika dia
meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Jayabaya pada 1984. Saat itu tak
ada di benaknya akan menjadi seorang polisi. Orang tuanya serta tujuh
saudaranya juga tidak menjadi polisi.
“Saya ini orangnya tipe pekerja. Saat itu saya hanya
berpikir, selesai kuliah harus bekerja,” kata bungsu di antara delapan
bersaudara tersebut.
Ketika Polri mengumumkan penerimaan Polwan dari sarjana,
pada saat itulah Basaria mendaftar Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di
Sukabumi dan diterima. Lulus sebagai Polwan berpangkat Ipda, Basaria langsung
ditugaskan di reserse narkoba Polda Bali. “Kalau dihitung-hitung, memang saya
banyak di reserse narkoba,” katanya. (Humas Mabes Polri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar