Rabu, 15 April 2015

Pemprov Jambi Berupaya Lestarikan Kearian Lokal

Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA) memberikan arahan saat Pengukuhan Jenang Suku Anak Dalam Bukit Duabelas, bertempat di halaman Kantor Camat Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Selasa (14/4) siang. ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI

Pengukuhan Jenang SAD

JAMBI-Pengukuhan Jenang Suku Anak Dalam (SAD) merupakan upaya pemerintah mengakomodir dan melestarikan kearifan lokal di Provinsi Jambi. Kalau dulu, berbagai urusan dan permasalahan komunitas SAD diselesaikan oleh Jenang dengan kaidah budaya SAD, terutama kalau ada perselisihan dan tidak sampai ke ranah hukum. Namun sekarang, kondisi sudah berubah seiring terbukanya SAD dengan dunia modern.

Hal itu dikatakan Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA) saat Pengukuhan Jenang Suku Anak Dalam Bukit Duabelas, bertempat di halaman Kantor Camat Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Selasa (14/4) siang.

Seperti diketahui, Jenang adalah orang yang ditunjuk dan dipercaya dalam hubungan SAD dengan masyarakat luar secara turun-temurun.

Pengukuhan Jenang SAD Bukit Duabelas tersebut dilakukan oleh Bupati Sarolangun, H.Cek Endra dan disaksikan oleh Gubernur Jambi. Jenang SAD Bukit 12 yang dikukuhkan adalah Muhammad Azek Rozali (52 tahun), anak dari Muhammad Rozali (alm), juga Jenang SAD Bukit 12 yang meninggal pada tahun 1998 di usia 63 tahun.

Gubernur Jambi mengungkapkan, kalau dulu, berbagai urusan dan permasalahan komunitas SAD diselesaikan oleh jenang dengan kaidah budaya SAD, terutama kalau ada perselisihan, tidak sampai ke ranah hukum. Namun sekarang, kondisi sudah berubah.

“Pengukuhan Jenang SAD Bukit 12 Kecamatan Air Hitam merupakan upaya pemerintah untuk mengaktifkan kembali peran Jenang dalam kehidupan sosial SAD. Dimana keberadaan Jenang SAD adalah kekhasan tersendiri SAD, kearifan lokal SAD,” katanya.

Disebutkan, akhir-akhir ini, Provinsi Jambi menjadi sorotan nasional berkaitan dengan permasalahan SAD. Namun demikian, HBA menyatakan bahwa sebenarnya, pemerintah, baik Pemerintah Provinsi Jambi maupun Pemerintah Kabupaten sudah berusaha untuk melakukan pembinaan dan membantu pemenuhan kebutuhan SAD.

Dikatakan HBA, saat dirinya Bupati Sarolangun, pernah membangun 15 unit rumah yang diperuntukkan bagi SAD, tetapi rumah itu tidak ditempati oleh SAD, karena pola hidup SAD yang hidup berpindah-pindah atau nomadem.

Kendati demikian, HBA mengemukakan, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan dan pembinaan kepada SAD supaya mau hidup menetap. “Tahun 2014, 60 unit rumah dibangun di Kabupaten Bungo untuk SAD. Tahun 2015, 24 unit rumah dibangun bagi SAD di Kabupaten Merangin," ujar HBA.

HBA berharap, keberadaan Jenang SAD bisa berkontribusi besar terhadap pembinaan yang dilakukan pemerintah terhadap SAD.
Berkaitan dengan bantuan-bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada SAD, baik dari pemerintah maupun dari perusahaan dan pihak lainnya, HBA meminta agar bantuan tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Selanjutnya, HBA juga  meminta agar Jenang SAD yang dikukuhkan dicatat di Kesbangpol, sehingga ada dasar resmi pemerintah untuk memberikan bantuan bagi pembinaan SAD melalui Jenang SAD.

Sementara Bupati Sarolangun, H.Cek Endra, mengatakan, pengukuhan Jenang SAD Bukit 12 Kecamatan Air Hitam sudah melalui musyawarah Tumenggung-Tumenggung (Kepala Suku) SAD.

Kata Cek Endra, pemerintah akan terus berupaya memfasilitasi dan menerima aspirasi SAD. Cek Endra menekankan pelayanan pendidikan bagi SAD, yang diharapkan sebagai bekal bagi anak-anak SAD dalam menambah wawasan dan keterampilan anak-anak SAD untuk mendapatkan pekerjaan.

“Kita sekolahan anak-anak SAD. Tidak cukup hanya disekolahkan. Tetapi diasramakan. Termasuk makan dan minum dijamin. Karena kalau hanya disekolahkan tidak diasramakan, pulang sekolah mereka akan kembali Melangun (kehutan mencari makan). Sehingga sekolahnya tidak berjalan lancer,” kata Cek Endra.

Cek Endra mengemukakan, anak-anak SAD akan disekolahkan di Pondok Pesantren karena pondok pesantren memiliki asrama. “Kalau kita menunggu dibangun sekolah dan asramanya, nanti kelamaan," sebut Cek Endra.

Dengan demikian, Cek Endra minta kepada Jenang SAD yang baru dilantik untuk mendata anak-anak SAD usia sekolah. “Jangan ada anak-anak SAD yang tidak sekolah," tegas Cek Endra.

Camat Air Hitam, Feri Riswandi, S.IP, dalam laporannya menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jambi memberikan bantuan bagi SAD berupa 1 ton beras, 124 paket sembako, dan 50 paket peralatan sekolah. "Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sarolangun berupa tenda, tikar, dan sembako," ujar Feri Riswandi.

Feri Riswandi menyatakan, ada 1.200 jiwa SAD di Bukit 12, namun yang terdata baru 57 kk dengan jumlah 600 jiwa, sembari meminta bantuan Jenang SAD Bukit 12 yang baru dikukuhkan untuk mendata SAD Bukit 12 yang belum terdata.

Feri Riswandi mengatakan, pada tanggal 31 Maret 2015, Camat Air Hitam dan jajarannya bekerjasama dengan PT SAL telah mengadakan pengobatan gratis dan memberikan sembako gratis bagi SAD Bukit 12.

Selain itu, lanjut Feri Riswandi, Pemerintah Kabupaten Sarolangun telah memberikan BPJS kepada 536 orang SAD, yang diberikan oleh Wakil Bupati Sarolangun.  Feri Riswandi mengungkapkan, sejak Jenang Baharuddin meninggal, tidak ada lagi Jenang SAD Bukit 12, dan sekarang diaktifkan kembali.
Muhammad Azek Rozali, Jenang SAD Bukit 12 yang baru dikukuhkan, dalam sambutannya menyatakan, jenang adalah pemimpin di luar Rimba, yang juga sebagai perpanjangan tangan pemerintah. "Mengukuhkan Jenang SAD berarti mengaktifkan kembali adat dalam menyelesaikan masalah," tutur M.Azek Rozali.

M.Azek Rozali mengemukakan, musyawarah penentuan Jenang mendesak dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi SAD, seperti maraknya penggunaan senjata api, dan karena hutan sebagai tempat mendapat makanan, tempat berburu, dan tempat bercocok tanam, sudah sangat minim.

M.Azek Rozali juga mengungkapkan permasalahan lain yang dihadapi SAD, yakni tidak ber KB dan masalah pendidikan, yakni masih banyak yang belum bersekolah.

“Mari kita bina SAD, kita ayomi SAD, dan harapan kita supaya SAD sejajar dengan komunitas masyarakat lainnya," pungkas M.Azek Rozali.

Pada kesempatan tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (Jakarta), memberikan bantuan CSR  berupa 70 paket peralatan sekolah dan 228 paket sembako bagi SAD Bukit 12. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia adalah rekanan PT Sinar Mas yang bergerak dalam bidang kemanusiaan.

Selanjutnya gubernur, bupati, camat, dan Jenang SAD Bukit 12 meninjau pengobatan gratis bagi SAD yang dilakukan di Kantor Camat Air Hitam. (Lee) 

















Tidak ada komentar: