Kamis, 06 November 2014

Serangan Gajah di Jambi Kian Resahkan Petani

TEWAS: Seorang warga di Desa Pematang Pauh, Kecamatan Tungkal Ulu tewas diinjak seekor gajah liar, Jumat sore (31/10) sekitar pukul 17.00. Korban diketahui bernama Bakhtiar (60) yang berprofesi sebagai petani sawit. FOTO ANDRI DAMANIK/HARIAN JAMBI


JAMBI-Serangan gajah Sumatera yang telah merenggut nyawa manusia dan merusak puluhan hektare perkebunan kelapa sawit kian meresahkan para petani di Desa Pematangpauh, Kecamatan Tungkalulu, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi. Keresahan petani memuncak karena kawanan gajah Sumatera masih berkeliaran di areal perkebunan. Para petani khawatir kawanan gajah tersebut menyerang perkampungan mereka.

Camat Tungkalulu, M Salim (45), kepada wartawan di Desa Pematangpauh, Tungkalulu, Tanjabbar, Jambi, Rabu (5/11) mengatakan, para petani di desa mereka tidak ada yang berani ke kebun karena takut diserang gajah. Ketakutan itu dipicu tewasnya seorang warga Desa Pematangpauh, Bahtiar (62) di kebun sawit akibat diinjak gajah Minggu lalu.

“Bahtiar tewas diinjak gajah ketika berupaya menghalau kawanan gajah nersama beberapa warga desa di areal perkebunan kelapa sawit, Jumat (31/11). Akibat peristiwa itu, para petani di desa ini takut ke kebun. Bahkan warga desa resah karena takut kawanan gajah menyerang desa ini,”katanya.


Menurut M Salim, gajah yang masuk ke kawasam perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tungkalulu, Tanjabbar, Jambi lebih tiga ekor. Serangan gajah tersebut ke kawasan perkebunan sulit diperkirakan. 

Kawanan gajah tersebut sering masuk ke kebun sawit petani dengan tiba-tiba. Gajah yang masuk ke kebun petani selalu merusak tanaman sawit petani. Petani sulit menghalau gajah tersebut karena tidak memiliki peralatan yang memadai. Petani yang berupaya mengusir gajah tersebut dengan peralatan sederhana seperti senjata tajam bahkan sering diserang gajah.

Sementara itu Kepala Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Haris kepada wartawan di Jambi, Rabu (5/11) menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan  polisi kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan Dinas Kehutanan Kabupaten Tanjabbar hingga sejak Minggu (2/11) hingga Rabu (5/11) masih terus berupaya menangkap kawanan gajah yang masuk ke kawasan perkebunan petani di Kecamatan Tungkalulu, Tanjabbar.

Untuk menghalau gajah liar tersebut kembali ke habitatnya di hutan, lanjut Haris, pihaknya sudah mendatangkan enam ekor gajah Sumatera bersama enam orang pawangnya dari Provinsi Riau. Gajah asal Riau dan pawangnya itu nanti bertugas menggiring gajah yang masuk ke kebun petani kembali ke hutan. Kawanan gajah tersebut akan diupayakan bisa kembali ke habitatnya, kawasan hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Tebo, Jambi.

“Sebelum kawanan gajah sawit tersebut berhasil dihalau dari kawasan perkebunan, para petani setempat diimbau tidak ke kebun dulu. Jika petani mengetahui keberadaan gajah tersebut, para petani diminta segera melaporkannya kepada pemerintah setempat dan petugas BKSDA Jambi yang siaga di Tungkalulu,”katanya.

Menurut Haris, kawanan gajah Sumatera sudah beberapa kali masuk ke kawasan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanjjabar sebulan ini. Serangan gajah di daerah itu telah merusak puluhan hektare tanaman sawit petani. Serangan gajah tersebut bahkan menewaskan seorang petani Desa Pematangpauh, Tungkalulu, Tanjabbar. Korban ditemukan tewas akibat diinjak gajah liar di kebun sawit miliknya.

Haris mengatakan, kawanan gajah masuk ke kawasan perkebunan di Jambi disebabkan kerusakan hutan di daerah itu. Kerusakan hutan menyebabkan gajah semakin sulit mencari makanan, sehingga masuk ke kawasan perkebunan.

“Masuknya kawanan gajah ke kawasan perkebunan di Tungkalulu, Tanjabbar ini tidak terlepas dari berkurangnya hutan yang menjadi habitat gajah. Berkurangnya habitat tersebut membuat gajah masuk ke kebun petani untuk mencari makan,”katanya. (nik/lee)

Tidak ada komentar: