* Disangka Penyusup, Pemburu Hebohkan Warga
* Pemuda Tanjung Pauh Siaga saat Salat Jumat Berlangsung
Satu lagi pelaku pengeroyokan yang menjadi penyebab terjadi
benrok berdarah warga Kumun Debai, Kota Sungaipenuh dengan warga Tanjung Pauh,
Kabupaten Kerinci menyerahkan diri ke polisi.
Saat ini, sudah tiga pelaku pengeroyokan terhadap Iskandar,
warga Desa Sandaran Galeh, Kumun Debai, diamankan di Mapolres Kerinci. Sebelumnya
dua orang pelaku benrama Rahmat dan Ferdiansyah menyerahkan diri ke polisi pada
Kamis (13/11) keamrin.
Kapolda Jambi, Brigjen Pol Bambang Sudarisman dikonfirmasi wartawan
membenarkan itu. Ia mengatakan, informasi terakhir tiga pelaku sudah diamankan
setelah sebelumnya dua pelaku. Hanya saja ia mengaku belum mengetahui
iddentitas pelaku ketiga yang diamankan tersebut.
Bambang Sudarisman, juga meminta kepada empat pelaku
penyebab kericuhan berdarah ini yang belum tertangkap untuk segera menyerahkan
diri, sebelum pihaknya mengambil tindakan tegas.
"Perkembangan terakhir, sudah tiga orang yang
menyerahkan diri. Saya imbau pelaku lainnya untuk menyerahkan diri. Ada sekitar
empat pelaku lagi yang belum menyerahkan diri," ungkapnya Jumat (14/11).
Kepada wartawan ia menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas
terhadap empat pelaku yang masih buron ini, jika tidak segera menyerahkan diri.
"Kita akan ambil tindakan tegas terhadap pelaku yang tidak menyerah,"
tegas Bambang.
Terkait kondisi terakhir di lokasi bentrok, Bambang mengatakan,
sejauh ini situasi di Kumun dan Tanjung Pauh sudah kondusif, aparat kepolisian
masih ditempatkan di lokasi, petugas akan ditarik setelah kondisi memang sudah
benar-benar aman.
"Situasi dan kondisi saat ini di dua desa sudah
kondusif, saat ini personil masih kita siagakan, ada 750 personil yang berjaga,
personil akan ditarik kembali jikan kondisi benar-benar aman," pungkasnya.
Disisi lain, meski telah kondusif, Jumat (14/11) kemarin warga
desa Tanjung Pauh Mudik sempat dihebohkan oleh segerombolan pemburu babi yang
berburu di jalan baru Tanjung Pauh. Warga awalnya mengira para pemburu babi
tersebut adalah warga Kumun yang menyusup sebelum salat Jumat dilaksanakan.
Karena panik, warga mengumumkan di Masjid hingga membunyikan
tiang listrik agar bersiap-siap menghadapi penyusup yang diduga warga Kumun.
Warga pun berhamburan keluar rumah.
Setelah ditelusuri, diketahui sekolompok pria yang membawa
senjata tajam itu merupakan pemburu babi.
Matono, salah seorang warga Tanjug Pauh Mudi membenarkan hal
itu. Ia mengaku awalnya pemburu babi muncul dari arah mudik (Kumun Debai,red),
sehingga masyarakat salah paham dan naik pitam.
Menurut dia, sebelumnya warga memang telah sepakat untuk
berjaga-jaga pada hari Jumat, terutama saat salah Jumat berlangsung. Bahkan,
warga sepakat para pemuda Tanjung Pauh dibolehkan tidak mengikuti salat Jumat,
untuk berjaga-jaga kemungkinan adanya serangan.
“Karena warga sudah siaga, kebetulan ada sekolompok orang
membawa sajam. Jadi warga langsung panik,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Kerinci AKBP Sri Winugroho Sik
melalui KBO Reskrim IPDA Khairusmen membenarkan hal tersebut. "Ya, tapi
dak bertemu orangnya (pemburu,red)," ujarnya singkat. (Harian Jambi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar