Jakarta -Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini dibayangi sentimen dari politik dalam
negeri. Dolar AS sudah berhasil ditekan hingga Rp 12.100 di perdagangan
terakhir pekan ini.
Kemarin setelah Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi)
bertemu rivalnya di masa pemilu presiden (pilpres) lalu Prabowo Subianto,
rupiah langsung perkasa. Dolar AS pun ditutup di level Rp 12.110 dibandingkan
posisi hari sebelumnya di Rp 12.245.
“Itu hanya sentimen politik secara fundamental. Berita
politik hanya jadi bumbu penambah saja" Kata Pengamat Pasar Uang Farial
Anwar ketika dihubungidetikFinance, Minggu (19/10).
Lalu bagaimana dengan prediksi rupiah terhadap dolar AS di
hari pelantikan Jokowi sebagai presiden RI Senin mendatang? Menurut Farial
dolar AS masih akan berada di kisaran Rp 12.000.
Ia menjelaskan, menguatnya rupiah tidak disebabkan oleh
pemberitaan politik, tetapi lebih pada masih maraknya transaksi menggunakan
dolar AS di dalam negeri.
“Sekarang semua transaksi pembayaran menggunakan dolar
apapun bidangnya" ujarnya.
Farial menjelaskan bahwa semua transaksi mulai dari kontrak industri, bisnis,
hukum sekalipun mereka transaksi menggunakan dolar AS. Karena pelaku tidak
percaya terhadap rupiah yang nilai tukarnya tidak karuan yang masih belum
stabil.
“Nilai tukar rupiah masih berantakan," katanya.
Kurs rupiah masih fluktuatif karena Indonesia masih banyak
melakukan impor dan bayar utang berbentuk valuta asing.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar