Ela Jarang Diberi Makan Nasi
Kekerasan seorang ibu terhadap anak seharusnya sudah tak
jamannya lagi. Namun kekerasan dengan tak memberikan makan anak dan
menelantarkannya sungguh perbuatan tak manusiawi. Kasih seorang ibu terhadap
anaknya harusnya sepanjang masa. Namun hal itu tak berlaku bagi seorang ibu ini
yang tega menyiksa anak tirinya dengan tak memberikan makan hingga akhirnya
meninggal dunia.
Seorang anak bernama Ela Hartati (17), warga RT 18,
Sekernan, Kabupaten Muarojambi diduga menjadi korban kekerasan oleh ibu
angkatnya berinisial HRT.
Gadis berusia 17 tahun itu, kabarnya, disiksa oleh HRT, dari
setahun lalu. Kini, korban terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Kabupaten Muarojambi
Ahmad Rifin. Sejak seminggu belakangan ini atau tepatnya Jumat pagi pekan lalu.
Waktu itu, korban dijemput ayah kandungnya Safaruddin. Kemudian
di bawa kerumah sakit, yang mana saat itu, HRT tak ada dirumahnya.
“Saya tak tahu persis selama ini dia disiksa. Malah setelah
kejadian ini saya tahu barulah Ela bercerita jika dia kerap disiksa oleh HRT,” bebernya.
Tampak korban masih dalam kondisi terbaring di tempat
perawatan di ruang penyakit dalam. Korban ditunggui ayah kandungnya Safaruddin
beserta keluarganya.
Menurut keterangan Nita, salah satu orang terdekat dari
keluarga tersebut, korban ialah anak angkat yang sengaja diangkat sejak
berusia 2 tahun. Saat itu menjadi anak angkat almarhum Sulaiman beserta
isterinya HRT itu.
Almarhum Sulaiman adalah adik kandung dari Safaruddin atau
ayah kandung Ela.
Safaruddin, saat ditanyai Harian Jambi terkait penyiksaan Ela, membenarkan hal itu.
Safaruddin, saat ditanyai Harian Jambi terkait penyiksaan Ela, membenarkan hal itu.
Memang Ela, sepertinya menjadi korban penyiksaan oleh ibu
angkatnya sendiri. Hingga menyebabkan Ela tak mampu berbicara.
Dikatakan pula, bahwa perlakuan itu betul-betul membuat
mental dan pergaulan anak itu terganggu. Wajar saja, HRT selain menyiksa korban.
Ela juga acapkali tak dikasih makan oleh ibu angkatnya itu.
Bahkan tetangga sekitar yang kerap memberikan makan si
korban. Tambah Nita, bahwa ibu angkatnya itu jarang memberi makan.
“Iya, setahu saya dia jarang dikasih makan oleh ibu angkatnya
itu. Soal pemukulan ndak tahu persis. Soalnya si anak, kesehariannya sering
dirumah. Bukan hanya itu, kata anak-anak tetangga, kadang pergi kesekolah, tak
bawa uang sepeserpun. Ibu nya juga sering meninggalkannya dalam keadaan sendiri
dirumah," sebut Nita.
Selain ayah, kerabat dekat, di ruang yang ditunggu, tampak
Ela juga dikunjungi oleh para tetangganya. “Ela ini anak angkat HRT yang diduga
melakukan penyiksaan itu,” ujarnya.
Ia pun bercerita panjang lebar hal yang diketahuinya dari
Ela. Menurutnya, Ela sudah lama diambil sebagai Anak oleh HRT dan almarhum
suaminya.
Saat pertama diambil anak, Ela tampak bahagia, namun sejak
beberapa tahun lalu, ayah angkatnya meninggal dunia.
Setelah itu, tambahnya, bahwa Ela kerap menangis, dia juga
menjadi murung, hingga kurang perhatian, baik pangan maupun perlengkapan
lainnya.
“Padahal kami dengar dia nangis. Ela jugo kurus. Tapi memang
kenyataannya, sering tetangga yang memberi makan kepada dia. Dari bentuk
tubuhnya yang kurus kita tahu dia jarang dikasih makan. Dia jarang dikasih
jajan saat sekolah. Selama ini, hanya temannya saja yang merasa kasihan,”
katanya.
Terungkapnya kasus dugaan penyiksaan itu, setelah para
tetangga Ela tak tega lagi melihatnya dalam keadaan sakit. Kemudian,
berinisiatif untuk mencari tahu, dan menelpon ayah kandung Ela.
Kini dengan kondisi yang tak diharapkan, Safaruddin,
terlihat hanya pasrah, sambil menunggu anaknya itu sembuh dari sakitnya.
Meski tidak bisa berbicara, dia selalu berkomunikasi dengan ayahnya menggunakan
tulisan di telepon genggam.
Terpisah, Kapolres Muarojambi, AKBP Ayi Supardan mengatakan,
bahwa belum tahu persis persoalan itu, dan belum mengetahuinya.
Namun, dia berjanji akan turun menyelidiki kasus tersebut. “Ya
kalau memang ada indikasi ke sana (penganiayaan) kita akan lihat nanti. Kita
segera turun menjenguk korban,"ujarnya.
Diungkapnya bahwa saat ini, pihak polisi belum bisa
mengambil tindakan. “Kita kan baru tahu sekarang. Ya kita tengok. Saya suruh
polwan ke sana," cetusnya.
Tidak hanya menurunkan personil saja. Dia juga akan
berkoordinasi dengan pihak sosial lain. “Biasanya kalau anak seperti itu
kasusnya, tingkat troumanya cukup berat. Coba saya koordinasi dengan pihak
sosial,"tutupnya.
Ela Hembuskan Nafas Terakhir
Ela Nursati, Kamis (30/10) subuh menghembuskan nafas
terakhir di Rumah Sakit Umum Mat Rifin, Kabupaten Muarojambi.
Ela meninggal dihadapan keluarga dan ayah kandungnya
Safarudin. Ela warga RT 8 Desa Sekernan, Muarojambi, sempat dirawat medis
selama satu minggu, sejak Jumat pekan lalu.
Meninggalnya Ela langsung disikapi polisi. Polisi langsung
bergerak menangkap HT berdasarkan laporkan paman. Dari keterangan polisi,
penangkapan HT sempat diwarnai ketegangan, sebab, pihak keluarga HT tidak
terima saat HT diringkus.
“Sempat terjadi ketegangan. Keluarga HT tidak menerima dia
ditangkap,"ujar Kapolres Muarojambi, AKBP Ayi Supardan melalui Kasat
Reskrim, AKP Mochamad Fajar Gumilang Kamis sore.
Fajar juga menerangkan kronologis penangkapan. Saat itu,
korban sudah dikebumikan, ibu angkat korban HT yang saat itu berada di
rumahnya, lansung diringkus.
“Warga setempat hampir saja mengamuk saat melihat HT. Warga
ternyata juga gerah dengan aksi kekerasan yang diduga dilakukan HT. Untunglah,
kita bertindak cepat dan membawa HT ke Polres untuk proses," terang Fajar.
Disebutkan, sementara ini, HT masih diperiksa. Untuk tindaklanjut,
polisi masih mengumpulkan bukti dan beberapa saksi. Namun, jika dari
penyelidikan awal, HT terbukti melakukan penganiayaan, HT bisa dikenakan
beberapa pasal.
“Nanti kita lihat. Bisa saja HT dijerat dengan pasal
penganiayaan dan Undang-undang perlindungan anak," kata Fajar. Sebelumnya
sempat diberitakan, Ela merupakan korban dugaan penganiayaan dan anak terlantar
yang dilakukan oleh ibu angkatnya HT.
Keterangan tetangga korban, penganiayaan terhadap Ela ini
sudah berlansung 4 tahun lalu. Bahkan, kondisi fisik Ela yang terlihat kurus
seperti busung lapar, menguatkan keterangan tetangga korban jika Ela jarang
diberi makan oleh ibu angkatnya itu. Ela malah sering diberi makan oleh
tetangganya. Kamis dinihari, gadis malang itupun dipanggil Tuhan guna
meninggalkan dunia fana ini.
Ayah Korban Minta HT Dihukum Berat
Ketegangan tidak saja terjadi saat penangkapan HT di Desa
Sekernan saja. Ketegangan ini, malah juga merembet ke Polres Muarojambi.
Pasalnya saat HT dibawa ke Polres oleh polisi, dia juga
dijenguk oleh pihak keluarga. Kondisi saat itu masih aman. HT yang diperiksa di
ruangan Reskrim, juga tidak ada gangguan, bahkan, keluarga HT setia menunggu di
luar ruangan.
Namun, beberapa menit berlalu, tiba-tiba ayah Ela datang
bersama puluhan teman sejawat Ela, serta beberapa tetangga korban.
Mulailah, para tetangga korban ini berceloteh mengutuk
tindakan HT terhadap anak angkatnya itu.
Semua yang datang, juga mengaku bersedia menjadi saksi dan
memberikan keterangan terkait kelakuan HT saat Ela masih hidup.
“Kami semua siap jadi saksi. Apa yang ditanyakan, biar kami
jawab,"ujar seorang ibu tetangga korban.
Ibu itupun menguatkan, jika dirinya sering memberi makan Ela
saat Ela didera lapar.
“Pernah dia di kurung di rumah. Bahkan, tadi maaf, saat dimandikan ada ditemukan beberapa luka lebam. Ada juga cairan kental yang terus keluar dari mulut Almarhum,"ucapnya.
Bahkan, Ela juga sempat mengaku jika dia di siksa oleh HT kepada ayah kandungnya, Safarudin. Safarudin yang juga hadir di situ, tampak masih murung. Sesekali, dia terlihat menarik nafas dalam, dan seperti tersedak menahan kesedihan.
“Pernah dia di kurung di rumah. Bahkan, tadi maaf, saat dimandikan ada ditemukan beberapa luka lebam. Ada juga cairan kental yang terus keluar dari mulut Almarhum,"ucapnya.
Bahkan, Ela juga sempat mengaku jika dia di siksa oleh HT kepada ayah kandungnya, Safarudin. Safarudin yang juga hadir di situ, tampak masih murung. Sesekali, dia terlihat menarik nafas dalam, dan seperti tersedak menahan kesedihan.
“Dua minggu lalu saya jemput anak saya di rumah Ibu
angkatnya. Saya selama ini diam saja. Tapi sekarang tidak,"ucapnya.
“Saat saya jemput, Ela terus menangis. Dia bercerita pada
saya kalau dia terus di siksa bunda (panggilan Ela untuk HT) di
rumahnya,"terusnya.
Lalu, mengapa selama ini, Ela tidak pulang saja ke rumah
orang tua kandungnya di Rengas Bandung? Safarudin juga tidak mengerti. Dia
menduga, Ela diancam.
“Saya baru tahu setelah tetangganya nelpon saya. Dia
beritahu Ela sakit. Sempat kami bawa kerumah, namun karena kondisinya yang
lemah, maka kami bawa ke rumah sakit,"tukasnya.
Sayangnya, takdir bertindak lain. Ela yang diharapkan terus
bernafas oleh teman dan keluarganya, kini tidak lagi bisa bergerak. Dia
meninggal dunia, meninggalkan kenangan kelam yang sukar untuk dilupakan
semuanya.
“Saya minta tegakkan hukum untuk anak saya. Hukum yang
bersalah. Jika bundanya yang bersalah, saya minta dia dihukum sesuai kelakuannya
yang mengakibatkan anak saya meninggal,"tandasnya. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar