Jakarta - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Bappenas) mencatat ada 2 juta hunian (rumah dan apartemen) tak dihuni di
seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 200.000 unit ada di Jabodetabek,
mayoritas merupakan rumah mewah.
“Justru dari 2 juta banyak rumah mewah yang kosong,"
kata Direktur Pemukiman dan Perumahan Bappenas Nugroho Tri Utomo usai
memaparkan materi di acara Industrialisasi Perumahan di Hotel Grand Kemang,
Jakarta baru-baru ini.
Walaupun ada 2 juta rumah yang kosong dan tidak dihuni,
Nugroho mengungkapkan umumnya sudah ada yang memiliki. Sayangnya sang pemilik
tidak menjadikan rumah itu sebagai tempat tinggal utama namun hanya sebagai
ladang investasi.
“Ini milik perorangan. Ada yang memiliki tetapi tidak dihuni
banyak untuk investasi. Bentuknya rumah tapak, rusunami, apartemen,"
imbuhnya.
Menurut Nugroho cara-cara seperti ini sangat tidak
dibenarkan. Hal itu karena Indonesia sedang mengalami defisit rumah tinggal,
hingga tahun ini jumlahnya sudah mencapai 15 juta backlog atau kurang pasok
rumah.
“Artinya ada konsentrasi kepemilikan yang tidak merata. Jadi
ada konsentrasi kepemilikan kepada pihak-pihak yang tidak perlu dan hanya
menggunakan rumah itu sebagai investasi yang mendongkrak harga rumah semakin
mahal. Di samping ini tidak sehat secara ekonomi," papar Nugroho.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar