JAKARTA-Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The
Fed berencana untuk menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi di Negeri
Paman Sam. Langkah ini menyebabkan investor global berbondong-bondong membeli
aset dalam dolar AS, karena selain aman juga bunganya semakin menarik.
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kena dampaknya.
Arus modal keluar menyebabkan pelemahan nilai tukar, tidak terkecuali rupiah
yang sempat menyentuh level Rp 12.000 per dolar AS.
Berbagai kalangan, termasuk Bank
Indonesia (BI), menyarankan agar pemerintah menaikkan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi agar rupiah bisa menguat lagi. Apa hubungan kenaikan
harga BBM dengan penguatan rupiah?
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mencoba
memberikan gambarannya. Selain kebijakan The Fed, pelemahan rupiah juga
didorong oleh tingginya kebutuhan dolar untuk impor, khususnya impor minyak dan
BBM.
Sebagai infomasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor
migas Indonesia pada Juli 2014 sebesar US$ 4,15 miliar. Naik dibandingkan bulan
sebelumnya yaitu US$ 3,39 miliar.
Impor migas didominasi hasil minyak, yang salah satunya BBM.
Pada Juli 2014, impor hasil minyak tercatat US$ 1,39 miliar. Naik dibandingkan
bulan sebelumnya yaitu US$ 2,03 miliar.
BBM hasil impor ini kemudian dijual di bawah harga pasar, karena ada subsidi
yang tahun ini dianggarkan Rp 246,5 triliun. Harga BBM yang murah membuat
masyarakat boros dan impor BBM terus melonjak.
Sementara itu Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal
Reserves/The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi
di Negeri Paman Sam. Langkah ini menyebabkan investor global berbondong-bondong
membeli aset dalam dolar AS, karena selain aman juga bunganya semakin menarik.
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kena dampaknya.
Arus modal keluar menyebabkan pelemahan nilai tukar, tidak terkecuali rupiah
yang sempat menyentuh level Rp 12.000 per dolar AS.
Berbagai kalangan, termasuk Bank
Indonesia (BI), menyarankan agar pemerintah menaikkan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi agar rupiah bisa menguat lagi. Apa hubungan kenaikan
harga BBM dengan penguatan rupiah?
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mencoba
memberikan gambarannya. Selain kebijakan The Fed, pelemahan rupiah juga
didorong oleh tingginya kebutuhan dolar untuk impor, khususnya impor minyak dan
BBM.
Sebagai infomasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor
migas Indonesia pada Juli 2014 sebesar US$ 4,15 miliar. Naik dibandingkan bulan
sebelumnya yaitu US$ 3,39 miliar.
Impor migas didominasi hasil minyak, yang salah satunya BBM. Pada Juli 2014,
impor hasil minyak tercatat US$ 1,39 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya
yaitu US$ 2,03 miliar.
BBM hasil impor ini kemudian dijual di bawah harga pasar, karena ada subsidi
yang tahun ini dianggarkan Rp 246,5 triliun. Harga BBM yang murah membuat
masyarakat boros dan impor BBM terus melonjak.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar