Sekolah SMA Xaverius 1 Kota Jambi-Foto Kaharuddin Harian Jambi |
JAMBI-Kebijakan dua shif belajar mengajar di SMAN 2 Kota Jambi dan
SMAN 5 Kota Jambi yang kini tengah berlangsung merupakan kemunduran kualitas
dunia pendidikan di Kota Jambi. Sekolah Swasta yang selama ini menerapkan
belajar dua shif justru akan menerapkan satu shif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bagi anak didik.
Sekolah Xavarius 1 Kota Jambi yang selama ini menerapkan
sistem dua shif berupaya untuk menerapkan sistem satu shif untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Penerapan kembali satu shif di Xaverius untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, mengingat padatnya mata pelajaran yang harus diajarkan.
Namun kini yang membuat pertayaan, pihak swata ingin menerapkan
sistem single shif, justru sekolah negeri yang ingin menerapkan sistem dua shif
hanya dengan alasan tingginya animo masyarakat pada sekolah tertentu tersebut.
Kepala Sekolah Xavarius 1 Kota Jambi Paulus Purnama, Senin
(11/8) mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan pihaknya telah lama
terpikir untuk menerapkan single shif.
Pihaknya berusaha untuk menerapkan sistem single shif untuk
meningkat kan kualitas pendidikan di sekolahnya. “Kita aja berusaha menerapkan
single shif," katanya.
Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah sehurusnya menerapkan sistem single shif karena pembelajaran disiang hari sangat tidak efektif dilakukan. Karena pada siang hari siswa tidak lagi berkonsentrasi dengan pelajaran.
Hal tersebut terjadi karena telah banyak yang menjadi beban
pikiran mereka sebelum masuk kesekolah. “Sebenarnya sistem dua shif dapat
menurunkan kualitas pendidikan, dan itu harus dihentikan," katanya.
Dilanjutkan, jika dua shif terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Jambi maka kualitas pendidikan akan menurun. Jika alasan penerapan dua shif tersebut untuk membantu masyarakat, siswa limpahan dari sekolah negeri diberikan kepada sekolah swasta karena sekolah swasta merupakan patner pemerintah dalam melaksanakan pendidikan.
Penerapan dua shif tidak perlu dilakukan. “Jika masyarakat
terkendala dengan biaya pendidikan, pemerintah bisa saja mengambil kebijakan
untuk tetap menggratis siswa meski mereka sekolah di swasta,” katanya.
Pemerintah bisa saja membayar honor guru swasta sehingga
pendidikan tetap gratis meski di swasta. “Tidak harus membuka sistem dua shif,”
katanya.
Ada banyak dampak negatif dari penerapan sistem dua shif
tersebut. Seperti pada proses belajar mengajar. Tidak kondusifnya pembelajaran,
adanya pengurang jam pelajaran di setiap mata pelajaran.
Kegiatan ekstra kurikuler yang tidak telaksana. Hal tersebut
akan mengurangi kualitas pendidikan, dalam hal ini siswa akan dirugikan karena
sedikitnya jam pelajaran. “Sistem dua shif mempunyai beberapa kelemahan
sehingga pembelajaran dua shif tidak efektif dilakukan,” katanya.
Sementara Kepala Sekolah SMA Nusantara Jaya Sumantri
mengatakan, setelah menjadi kepala sekolah selama 15 tahun dan dalam proses
belajar mengajarnya menggunakan sitem dua shif tidak efektif.
Pihaknya berupaya untuk menerapkan sistem single shif.
Menurutnya pembelajaran sistem dua shif tidak semestinya dilakukan kerena hal
tersebut akan mengurangai kualitas pendidikan.
“Belajar siang itu tidak efektif karena pada jam 1 hingga jam
2 kondisi suhu sangat panas dan mengakibatkan mengantuk,” katanya.
Disebutkan, pembelajaran di waktu pagi sangat efektif kerena
pikiran anak masih segar dan belum terkontaminasi dengan keadaan lingkungan. Namun
belajar diwaktu siang siswa tidak lagi terfokus dengan pelajaran karena
pemikirannya telah terpecah akibat bermain sebelum masuk sekolah.
Hal tersebut akan terus mengganggu pikiran anak tersebut
sehingga tidak fokus dalam belajar. “Siswa yang masuk siang sewaktu pagi sebelum
sekolah anak-anak biasanya bermain. Setelah bermain anak harus pulang dan
sekolah. Pada saat itu kondisi dari anak kan sudah kecapaan, mana efektif untuk
belajar," katanya.(KAHARUDDIN/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar