Rabu, 02 Juli 2014

Menantikan Sentuhan PT Semen Indonesia Meretas Infrastruktur Lintas Sumatera

Jalan Beton di Lintas Timur Sumatera Tepatnya di Belilas Kabupaten Indra Giri Hulu Provinsi Riau. Foto Rosenman Manihuruk
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatatat bahwa pertumbuhan konsumsi semen Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan itu seiring dengan perkembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur jalan dan jembatan di berbagai daerah, khususnya di wilayah Sumatera. Gebrakan PT Semen Indonesia sebagai  regulasi semen utama di tanah air sangat dinantikan guna meretas infrastruktur jalan dan jembatan di Lintas Sumatera yang hingga kini masih menjadi persoalan serius.

ROSENMAN MANIHURUK, Jambi

“Jalan di Provinsi Jambi ini ibaratkan permukaan air yang tengah bergelombang. Jalan tampak dari jauh mulus, tapi saat dilintasi bergelombang. Perbaikan jalan kerap dilakukan setiap tahun, tanpa ada akhir.Kerap perbaikan jalan dijadikan lahan proyek setiap tahunnya guna mendapatkan kucuran dana. Seolah-olah kondisi jalan ini seudah menjadi “lokak” (proyek-red) oleh instansi tertentu,” begitulah ocehan Poniman Panjaitan, sopir pribadi Kepala Dinas Provinsi Jambi Ir Bernhard Panjaitan MM saat melintasi Jalan Lintas Timur Provinsi Jambi tujuan Kota Pekanbaru, Riau belum lama ini bersama Harian Jambi.

Ocehan Poniman Panjaitan patut saja menjadi perhatian instansi terkait dengan kondisi jalan Negara Lintas Timur Sumatera. Kondisi jalan yang kerap rusak dan bergelombang kerap mengancam bahaya pengguna jalan. Kondisi jalan beraspal (flexible pavement) namun bergelombang, sering membuat para sopir terjebak.

“Jalannya memang tampak mulus beraspal. Namun jalan itu bergelombang di sudut kanan kiri bahkan ditengah badan jalan. Ini yang kerap menjebak para sopir disaat berkendara. Jalan tampak mulus, tapi bergelombang hingga kedalaman 30 centi meter hingga 40 centimeter,” ujar Poniman Panjaitan yang mengaku kerap melakukan perjalanan lintas Sumatera dan jalan di Provinsi Jambi.

Apa yang dikeluhan Poniman Panjaitan, juga dirasakan M Siahaan, seorang Supir Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PT Indah Transport (INTRA) Jurusan Pematang Siantar-Kota Jambi (PP).

Menurut M Siahaan, kondisi jalan Lintas Timur Sumatera harus menjadi perhatian serius pemerintah. Kondisi jalan Lintas Timur Sumatera dari Siantar hingga Kota Jambi kondisinya berbeda-beda. Seperti ada jalan mulus beraspal, namun bergelombang dan ada juga bahu jalan bergeser karena struktur tanah yang labil.

Apa yang diutarakan Poniman dan M Siahaan, merupakan potret jalan Lintas Sumatera yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan jalan-jalan di Pulau Jawa. Kini sudah saatnya jalan beraspal digantikan menjadi jalan beton ( rigit pavement) guna memberikan kenyamanan berkendara.

“Namun sekarang ini saya sedikit lega saat membawa mobil ini. Karena jalan dari batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton yang dibangun selama tiga tahun lamanya. Dulu kondisi jalan di jalur itu rusak parah dan berkelanjutan, namun kini sudah mulus dengan jalan beton,” ujar M Siahaan.


Hal senada juga dirasakan Poniman Panjaitan, yang mengaku senang dengan kondisi jalan batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton. “Kini waktu tempuh Kota Pekanbaru-Jambi sudah bisa 9 jam, jika sebelumnya bisa hingga 12 jam lebih,” kata Poniman.

Saatnya Jalan Aspal Berevolusi Jalan Beton

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Jasa Konstruksi Dinas PU Provinsi Jambi Ir Ellyta Mona MT mengatakan, Kementrian Pekerjaan Umum maupun Dinas PU di Provinsi  maupun kabupaten /kota  sudah seharusnya membangun jalan Beton  (rigit pavement) untuk  menggantikan aspal (flexible pavement) khususnya diwilayah yang jalannya rawan tergenang air ataupun tanah nya labil.

Kenyataannya jalan aspal lebih cepat rusak dibandingkan  dengan jalan beton, selain menimbulkan biaya tinggi, jalan aspal juga rawan menyebabkan kecelakaan. Seperti dimusim hujan banyak jalanan yang tergenang air, apalagi drainase yang ada  memang tidak begitu baik, akibat tergenang air, banyak jalan yang dibuat dengan aspal menjadi rusak.

Hal itu jelas menambah ongkos pemeliharaan dan berbahaya bagi pengguna jalan. Saat ini harga aspal meningkat pesat, sehingga membuat harga jalan aspal tidak jauh berbeda dengan jalan beton,  kalau dulu  harga jalan beton memang dua kali lipat jalan aspal,   saat ini untuk mendapatkan aspal agak sulit dan harga dipasaranpun sudah cukup tinggi, sehingga kadang kadang harganya malah mahal.

Karena itulah perbedaan harga yang tidak terlalu besar, prediksi harga sekarang  hanya sekitar 20 persen. Dengan perbedaan yang sekitar 20 persen  ini maka  jalan beton lebih ekonomis, dibandingkan dengan aspal. Hal ini karena jalan beton tidak memerlukan pemeliharaan seperti halnya jalan aspal .

Jalan Semen Portland

Perkerasan jalan beton semen Portland atau lebih sering disebut perkerasan kaku atau juga disebut rigid pavement, terdiri dari pelat beton semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri.

Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban.

Maka faktor yang paling diperhatikan dalam perancangan perkerasan jalan beton semen Portland adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas structural perkerasannya (tebal pelat betonnya), tetapi untuk desain badan jalan (tanah dasar) perlu kajian geoteknik tersendiri jika ditemukan klasifikasi tanah yang masuk kategori tidak baik sebagai tanah dasar.

Lapisan pondasi atau kadang-kadang juga dianggap sebagai lapisan pondasi bawah jika digunakan dibawah perkerasan beton karena beberapa pertimbangan yaitu untuk kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar, untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, serta menjaga kerataan dasar dari pelat beton, (Sumber: http://www.pasirputih-jbi.com).

Kebutuhan Semen Naik

Kini sudah saatnya jalan aspal berevolusi jadi jalan beton dengan dukungan PT Semen Indonesia. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan kebutuhan semen secara nasional akan meningkat 8 sampai 10 persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Pada tahun 2012, kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton dan tahun tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen.

“Untuk itu sangat diperlukan peningkatan unit produksi dan optimalisasi produksi,” kata MS Hidayat saat peresmian semen Bosowa Line II di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu 21 Desember 2013, (Sumber: http://www.tempo.co).

Dia mengatakan, pengembangan industri semen masih sangat prospektif. Sehingga pemerintah terus membuka peluang bagi investor untuk mendirikan perusahaan semen di pulau Jawa, Kalimantan, dan Papua. Pemerintah juga telah berupaya melindungi perusahaan semen dalam negeri agar tidak dikalahkan semen dari luar negeri. "Dengan mengeluarkan aturan larangan impor semen," kata Hidayat.

Untuk kawasan timur Indonesia, kebutuhan semen akan meningkat karena pemerintah telah membentuk unit percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Akan banyak infrastruktur yang dibutuhkan oleh provinsi di Timur Indonesia ini. “Kami berharap kemajuan industri tetap menjaga kemanan dan kelestarian lingkungan hidup," kata Hidayat.

Presiden Direktur Bosowa Grup Erwin Aksa menyambut baik larangan impor semen. Karena akan mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor. Aturan ini juga sangat efektif karena perusahaan semen dalam negeri memiliki bahan baku yang melimpah. "Kami juga mampu produksi dalam jumlah banyak,” kata Erwin.

Erwin mengatakan, Bosowa telah menambah investasi Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan produksi semen Bosowa Maros. Semen Bosowa akan meningkatkan produksi klinker dari 5.500 menjadi 7.200 ton per hari. Dengan beroperasinya penggilingan semen bosowa line II itu, kemampuan produksi semen Bosowa Maros akan bertambah 1,8 juta ton. “Sehingga nantinya Bosowa Maros akan memproduksi 4 juta ton semen per tahun," katanya.

Dengan tambahan ini, total produksi semen Bosowa menjadi 5,2 juta ton per tahun. Produksi ini berasal dari pabrik semen milik Bosowa di Maros, Batam, dan Kepulauan Riau. “Sebagai satu-satunya perusahaan swasta nasional, kontribusi semen Bosowa sekitar 8 persen secara nasional. Dan 20 persen di Indonesia timur," katanya.

Pada tahun 2017, semen Bosowa menargetkan bisa memenuhi 20 persen pasar semen nasional. Untuk itu Bosowa sementara melakukan pembangunan pabrik baru di Cilegon-Banten, Rembang-Jawa Tengah, dan Banyuwangi-Jawa Timur. “Produksi semen ini untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di daerah yang masih tertinggal," kata Erwin.

Properti Dorong Konsumsi Semen

Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Widodo Santoso, mengatakan, kesadaran untuk memiliki rumah diyakini menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi semen. Faktor pendorong lainnya, lanjut Widodo, adalah pertumbuhan infrastruktur.

“Pada periode Januari hingga Juni 2012, total konsumsi semen dalam negeri diperkirakan mencapai angka 26 juta ton. Tahun lalu total konsumsi di pasar domestik sebesar 47,99 juta ton," ungkapnya di Jakarta seperti dikutip dari (http://www.kemenperin.go.id).

Menurut Widodo Santoso, Pulau Jawa masih menjadi pangsa pasar terbesar konsumsi semen nasional, yaitu sebesar 55,2 %. Sumatera menjadi pangsa pasar terbesar kedua, yaitu sebesar 23 %, disusul Sulawesi dan Kalimantan dengan angka 7 %. Widodo memperkirakan total konsumsi semen dalam negeri akan meningkat menjadi 54 juta ton tahun ini.

Widodo menuturkan konsumsi semen per kapita Indonesia terus tumbuh dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada 2007 konsumsi semen per kapita sebesar 141 kilogram. Angka ini melonjak menjadi 200 kilogram per kapita pada 2011.

Adapun konsumsi semen per kapita Indonesia menjadi yang ketiga terbesar di Asia setelah Cina dan India. Namun, jika dibandingkan dengan dua negara itu, konsumsi semen per kapita Indonesia masih tertinggal jauh, yaitu China sebesar 1.348 kilogram dan 1.201 kilogram per kapita.

Produsen semen akan fokus pada konsumsi dalam negeri. Menurut Widodo, pihaknya akan tetap memprioritaskan konsumsi dalam negeri sebelum melakukan ekspor. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dia optimistis dengan pertumbuhan konsumsi semen nasional. Kami tak (melakukan) ekspor sebelum dalam negeri aman," kata dia.

Direktur Jenderal Berbasis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, menyatakan Indonesia memiliki sembilan produsen semen yang berbasis di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Produsen ini masih sanggup memenuhi kebutuhan domestik Indonesia.

Kerangka Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia, khususnya pembangunan di luar Jawa, akan berpengaruh pada kebutuhan semen. Dia menyatakan industri semen nasional harus bisa memastikan kebutuhan ini akan terpenuhi.

Selain itu dia juga berjanji bahwa pemerintah akan terus mendorong sejumlah kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan industri semen nasional. "Misalnya memberikan insentif untuk pembangunan di wilayah tertentu," kata Panggah.

Pabrik Baru di Sarolangun

PT Semen Baturaja Tbk menyiapkan investasi pabrik baru di Sarolangun, Jambi dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,85 juta ton per tahun dengan cadangan batu kapur mencapai 100 tahun operasi.

Proyek pabrik baru ini masih dalam tahap pembebasan lahan dengan proyeksi sudah bisa mulai dibangun pada 2015 sejalan dengan pembangunan pabrik Baturaja II.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk Zulfikri Subli mengatakan desain proyek di Sorolangun itu masih disiapkan sambil melakukan pembebasan lahan untuk pabriknya.

“Yang di Jambi ini cukup besar cadang bukit kapurnya yang kami temukan. Cukup untuk produksi 100 tahun dengan kapasitas pabrik bisa sama dengan pabrik Baturaja II yang diproses pembangunannya. Kalau bisa begitu Baturaja II sudah jalan pembangunannya, pabrik di Sarolangun juga bisa dimulai," katan Zulfikri Subli seperti dikutip dari (http://news.bisnis.com).

Mengacu kepada proyek pabrik Baturaja II yang diperkirakan sama kapasitasnya dengan yang di Jambi itu, diketahui nilai investasinya mencapai Rp2,5 triliun. Kalau kebutuhan dana untuk Baturaja II didapatkan antara lain terdiri dari kas internal Rp1 triliun, Rp1 triliun dari initial public offering (IPO), dan Rp500 miliar dari kredit perbankan, maka proyek pabrik Sarolangun diupayakan dari rights issue, obligasi dan pinjaman dari kreditur.

Cadangan Bahan Baku di Jambi

Sementara Direktur Teknik PT Semen Baturaja (Persero), Ir Lilik Rudianto mengatakan, perusahaannya menyiapkan cadangan bahan baku semen di Jambi dan Padang Windu Baturaja, Sumsel untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan.

Cadangan tersebut belum diketahui besarnya karena masih dalam penelitian tim teknis PT Semen Baturaja tetapi diperkirakan bisa meningkatkan produksi ratusan ribu ton pertahun. “Potensi yang dimiliki di dua lokasi tersebut sudah diketahui tetapi seberapa besar cadangannya masih dalam penelitian tim teknis,” kata Lilik seperti dikutip dari (www.republika-online).

Ia mengatakan, cadangan batu kapur tersebut disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan semen dan akan ditambang bila produksi semen sudah diatas satu juta ton pertahun.

Dari lokasi tambang di Tiga Gajah Baturaja, PT Semen Baturaja memproduksi 900 ribu ton per tahun dan sebanyak 400 ribu ton dipasarkan di Sumsel sedangkan sisanya 600 ribu ton untuk kebutuhan Sumbagsel, Banten dan Batam.

Jambi Siap Bantu

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek Endra berjanji akan membantu fasilitasi PT  Semen Baturaja (Persero) dalam membuka pabrik baru di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. 

Hal itu dikatakan Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek Endra disela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jambi tahun 2015 di Ruang Mayang Bappeda Jambi, Kamis (27/3/2014). 

Musrenbang itu dibuka oleh Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo. Musrenbang RKPD ini dihadiri oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA), Wamen PPN dan seluruh bupati/walikota dan SKPD. 

Menurut Hasan Basri Agus, kehadiran PT Semen Indonesia dan PT Semen Baturaja di Sarolangun akan berdampak positf dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta pembangunan lainnya di Provinsi Jambi.

“Provinsi Jambi bercita-cita ingin membangun seluruh jalan dengan beton. Kondisi struktur tanah di Jambi cenderung labil sehingga dibutuhkan inovasi pembangunan jalan beton. Pembangunan jalan beton sudah dimulai di Jalan Provinsi lintas Muaratembesi-Sarolangun. Hal ini baru permulaan,” katanya.

Disebutkan, jalan raya lintas Sumatera dengan total panjang jalan 2.508,5 km yang membentang dari Utara sampai Selatan Pulau Sumatera sudah saatnya jalan beton. Jalan lintas Sumatera mulai dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung.

Sepanjang 398,731 km ruas jalan Provinsi Jambi saat ini dalam kondisi rusak. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi, panjang jalan provinsi 1.504,929 kilometer. Data ini berdasarkan SK Gubernur Jambi No 567/Kep Gub/DPU/2012.

Panjang tersebut mencakup jalan yang ada di 10 kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi, Mulai dari Kota Jambi sampai ke Kabupaten Kerinci. Kondisi jalan provinsi ini saat ini dikategorikan empat.

Pertama, untuk kategori baik sepanjang 581,085 km atau 38 persen, untuk kategori sedang 525,115 km atau 34 persen, untuk kategori rusak ringan 272,303 km atau 18 persen, dan untuk kategori rusak berat 126,428 km atau 8 persen. Kondisi jalan yang dalam kondisi bagus saat ini sepanjang ± 1.100 km atau 73,505 persen.

Hasan Basri Agus berharap, melalui PT Semen Indonesia atau perusahaan lainnya bisa berpartisipasi berinvestasi lebih bayak lagi di Sumatera, khususnya di wilayah Provinsi Jambi.

Tuan di Negeri Sendiri

Menjadi kebanggaan bermakna semakin besar tanggung jawab yang harus kita jalankan. Setelah menjadi Semen Indonesia, terbesar se Asia Tenggara dan menjadi BUMN pertama yang berstatus multinational company, selanjutnya prestasi apa yang akan kita torehkan.

Kalimat tersebut adalah kutipan sambutan Direktur Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk pada upacara peringatan HUT Pabrik Semen Indonesia ke 56 dan HUT Kemerdekaan RI ke 68, tanggal 17 Agustus 2013 di Gresik, (Sumber: http://www.semenindonesia.com).

PT Semen Indonesia yang sebelumnya adalah PT Semen Gresik telah berusia 56 tahun semenjak didirikan tahun 1957 dengan kapasitas 250.000 ton/tahun dengan salah satu tugas utama adalah menyediakan kebutuhan semen untuk menopang pembangunan  dimasa itu.

Selama kurun perjalanan tersebut perusahaan berkembang dengan pesat dan saat ini memiliki kapasitas 30 juta ton/tahun atau meningkat 11.900 persen dari kapasitas awal. Perusahaan saat ini memiliki 4 pabrik semen yang menyebar pada berbagai lokasi strategis yaitu di pulau Jawa, pulau Sumatera, pulau Sulawesi dan Vietnam.

Sekarang Semen Indonesia telah menjadi perusahaan terbesar di Asia Tenggara dari sisi kapasitas dengan mengalahkan Siam Cement. Melihat strategi pengembangan Semen Indonesia untuk senantiasa meningkatkan kapasitas melalui pertumbuhan organik dengan perluasan pabrik dan pertumbuhan anorganik dengan akuisisi perusahaan semen, serta telah dimulainya proses pembangunan pabrik di Rembang dan Padang, maka peringkat sebagai perusahaan terbesar di Asia Tenggara akan tetap ada di genggaman PT Semen Indonesia dalam beberapa tahun kedepan.

Dari sisi kinerja di pasar domestik pertumbuhan penjualan Semen Indonesia diatas rata-rata nasional. Sesuai dengan data penjualan dari Asosiasi Semen Indoensia sampai bulan Juli 2013, penjualan Semen Indonesia Group untuk domestik tumbuh 17 persen mencapai sekitar 14,37 juta ton dibandingkan sebelumnya sekitar 12,28 juta ton. Pertumbuhan pasar domestik Semen Indonesia jauh diatas rata-rata nasional yang sebesar 7 persen.

Berbagai keunggulan komparatif yang Semen Indonesia miliki tidak akan berarti jika tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Ekspansi perseroan ke Myanmar dan Bangladesh tentu juga membutuhkan SDM yang berkualitas. Kemampuan SDM perusahaan yang luar biasa dengan kemampuannya membangun pabrik Semen Tuban IV dan Semen Tonasa V secara swakelola menunjukkan SDM yang mumpuni, dan akan menjadi salah satu faktor bagi perseroan untuk memenangkan persaingan.

Oleh karena itu “Semen Indonesia Center of The CHAMPS” yang telah dilaunching pada acara Semen Indonesia Award on Innovation 2012 tanggal 7 Maret 2013 akan menjadi salah satu program utama perseroan yang memproses segala keunggulan yang dimiliki perseroan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja perusahaan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Keunggulan lain yang dimiliki Semen Indonesia adalah budaya inovasi yang sudah berakar dan menjadi DNA setiap karyawannya. Semakin besarnya jumlah inovasi dan penghematan inovasi yang dihasilkan setiap tahun tentu membuka mata kita bahwa masih ada ruang yang dapat dilakukan melalui inovasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Secara kumulatif selama 4 tahun mulai 2009 sampai 2012 potensi penerapan inovasi akan mampu memberikan penghematan biaya operasional mencapai sekitar Rp 1,884 triliun.

Atas keunggulan inovasi yang dimiliki perusahaan, maka pada ajang BUMN Innovation Award 2013 PT Semen Indonesia memperoleh 4 penghargaan yaitu : kategori The Best Corporate Innovative Culture & Management, The Best Innovative of Green Product, The Best Product Innovation Of Energy & Mining Sector, The Best Technology Innovative Energy & Minning Sectorterbanyak diantara BUMN yang lain. (Rosenman Manihuruk) 

(Tulisan Ini Sudah Dilombakan di Panitia Lomba Karya Tulis & Foto Jusnalistik ADICIPTA MEDIATAMA 2014). Namun Tidak Dapat Nominasi.

 
ID CARD HARIAN JAMBI


HARIAN JAMBI EDISI JUMAT 4 APRIL 2014

Pemenang Lomba Karya Jurnalistik (Diumumkan Juli 2014)


Pemenang Lomba Adicipta Media Tama Semen Indonesia 2013-2014 sebagai berikut :
Kategori Karya Tulis Jurnalistik

Juara I Herdiyan
Juara II Eko Yudiono
Juara III Corry Olifia
Harapan I Erik Purnama
Harapan 2 Ade Kurniawan
Harapan 3 Martina Prianti

Kategori Karya Foto Jurnalistik
Juara I Mokhamad Zubaidillah
Juara II Wahyu Sulistyawan
Juara III Yudhy Dwi Anggorao
Harapan I Bahauddin Raja Baso
Harapan 2 Cipnal Muchlip P
Harapan 3 Burhan Aris Nugraha/

Kategori Karya Tulis Akademisi
Juara I Wahyu Kuncoro
Juara II Dinar Ratih Tanjungsari &
Vika Rosmala Maninda
Juara III Renwi Noviantin
Harapan I Reski Deswinta
Harapan 2 Rizky Thaariqi Cahya Putra
Harapan 3 Sri Mona Nurhastuti


PEMENANG LOMBA JURNALIS (http://www.semenindonesia.com)

Tidak ada komentar: