Ujian
Nasional (UN) seharusnya tidak dilakukan lagi karena tidak sesuai dengan
tujuannya apa yang dinginkan. Jika hal tersebut terus dilakukan maka
pendidikan tidak akan melahirkan anak-anak berkarakter. Karena UN dianggap bertolak belakang dengan Kurikulum
2013. Jika UN tetap dilakukan, maka akan menimbulkan gerasi pembohong. Karena
banyak sekali kebohongan dalam pelaksanaan UN itu.
Hal
itu dikatakan pengamat pendidikan Dr Fadilah Husain Mpd. Dia menambahkan,
hal tersebut bertolak belakang dengan pemerintah untuk membangun karakter dan
bertentangan dengan Kurikulum 2013 yang bercirikan membangun karakter.
Tapi
coba lihat ujian nasional jika ingin
jujur silahkan dari Sabang sampe Merauke yang
menurutnya menimbulkan pertanyaan. Apakah pelaksanaan UN itu terjamin bahwa apa
yang didapatkan sesuai proses yang telah dilakukannya.
“Seharusnya
ada sebuah sistem yang mengatur untuk ukuran standar pendidikan sehingga hasil
dari pendidikan melahirkan manusia yang bekarakter,” katanya.
Dia
melanjutkan, yang tidak benar dalam ujian nasional adalah cara pelaksanaanya
yang kurang bagus karena setiap sekolah dituntun untuk lulus hingga ahirnya
mengikuti kebijakan UN dan setiap sekolah-sekolah yang ada di provinsi harus
lulus.
Seperti
pihak dinas menekan kepala sekolah, kepala sekolah mekan guru, dan guru menekan
siswa. “Jadi UN itu yang paling menderita itu siswa, karena tekanan harus lulus,”
katanya.
Dari
apa yang diamati selama ini, berkaca dari ujian nasional tingkat SMA sederajat
tidak ada pelaksanaan yang jujur hal itu diakibatkan adanya tuntutan siswa
harus lulus. Menurutnya kenapa yang menguji itu sifatnya sentral padahal
seharusnya pendidikan itu desentralisasi.
Biarkan
orang daerah yang menentukan dan memberikan kepercaan kepada pihak sekolah dan
guru untuk memberi penilaian. “Seharusnya sekolah yang berperan penting untuk
mendidiknya dan mereka juga yang mengujinya,” kata Dr Fadilah Husain Mpd.
Sementara
menurut Dosen Psikologi IAIN STS Jambi, Mas Suhartono mengatakan, UN dapat
memberikan dampak yang baik maupun dampak buruk pada psikologi siswa. Tentu
yang menjadi masalah adalah dampak buruk atau negatifnya.
Salah
satu dampak negatif tersebut adalah dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan
yang bermuara pada tingginya tingkat stres pada siswa. Sehingga anak tidak
konsen dalam menjawab soal ujian, karena ketakutan-ketakutan yang selalu
menghantunya.
“Gejala
ini disebabkan karena adanya kekhawatiran tidak lulus. Hal itu membuat siswa
merasa malu, minder, mengecewakan orang tua dan sekolah,” katanya.
Dia
menambahkan, kecemasan dan ketakutan ini dapat membuat fisik dan psikologis
siswa terganggu sehingga konsentrasi pada ujian ikut terganggu pula. Selain
mengalami gangguan kecemasan dan ketakutan yang bermuara pada depresi.
“Jika
hal telah menimpa siswa otomatis mengganggu konsentrasi siswa pada saat
ujian. UN lebih berdampak pada masa depan siswa apa bila pada
saat anak tidak lulus,” katanya.
Persiapan SMP N
11 Kota Jambi
Kini
berbagai cara yang dilakukan pihak SMP N 11 Kota Jambi dalam mencapai lulus
ujian 100 persen. Seperti sekolah SMP sederjat lainnya, SMP N 11 Kota Jambi juga
telah mempersiapkan siswa dan dulunya untuk menempuh UN yang akan dilaksanakan
pada tanggal 5 Mei mendatang.
Telah
banyak yang telah dipersiapkan oleh pihak SMP N 11 Kota Jambi dalam
mempersiapkan mental siswanya untuk mengahadapi UN nantinya.
Kepala
Sekeloah SMP N 11 Kota Jambi Yonedi SPd MPd mengatakan, persiapan yang telah
dilakukan dalam menempuh UN mendatang adalah mempersiapkan siswa dalam segi
mental untuk menghadapi UN.
Dalam
mempersiapkan UN telah lama dilakukan seperti mempersiapkan guru-gurunya dalam
artian guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang akan diujikan harus bekerja ekstra
untuk memberikan pelajaran tambahan kepada siswanya.
“Telah
banyak yang kita persiapkan untuk menempuh UN ini salah satunya memerintahkan
guru bidang studi yang diujiankan memberi pelajaran tambahan kepada
siswanya," katanya.
Dia menambahkan, untuk saat ini siswa nya telah siap melakukan melaksanakan UN kerena telah banyak upaya yang dilakukannya untuk mencapai target lulus seratus persen. Seperti dengan cara mempersiapkan siswanya dengan melakukan tryout yang bertujuan agar siswa terbiasa dengan soal-soal nantinya.
Dia menambahkan, untuk saat ini siswa nya telah siap melakukan melaksanakan UN kerena telah banyak upaya yang dilakukannya untuk mencapai target lulus seratus persen. Seperti dengan cara mempersiapkan siswanya dengan melakukan tryout yang bertujuan agar siswa terbiasa dengan soal-soal nantinya.
Selain
itu pihaknya juga mengajak siswa siswinya untuk melakukan Do'a bersama setiap
hari Jum'at setelah membaca Yasin dan Tahlil. “Untuk kelancaran ujian nanti
kita melakukan Do'a bersama setiap hari Jum'at, namun untuk kelas 9 ada khusus
yang dibacakan," katanya.
Dia melanjutkan, dalam menempuh ujian nasional pihaknya juga menghimbau kepada siswanya agar tetap mengulangi pelajaran di rumah dan memahami soal-soal tryout yang telah dilakukan di sekolah.
Dia melanjutkan, dalam menempuh ujian nasional pihaknya juga menghimbau kepada siswanya agar tetap mengulangi pelajaran di rumah dan memahami soal-soal tryout yang telah dilakukan di sekolah.
Dia
juga menghimbau kepada siswanya agar tidak lagi banyak berada di luar sekolah
pada waktu malam hari karena hal tersebut akan mempengaruhi kondisi fisiknya.
“Kita
mengimbau siswa agar mereka terus belajar di rumah dan mendalami soal-soal tryout yang sudah pernah diberikan. Dan
kami juga meminta agar siswa mengurangi waktu bermainnya
terutama pada waktu malam hari,” ujarnya.
Selain
itu pihaknya juga memberi imbauan kepada orang tua agar mengawasi anak-anak dan
terus memberikan motivasi kepada anak agar anak tidak takut dalam menghadapi ujian nasional.
Pihaknya
pun selelu memberikan masukan-masukan yang membangun dan selalu memberikan motivasi kepada para siswanya agar siswanya
tidak merasa takut atau was-was dalam menghadapi UN nanti.
“Kita
juga meminta kepada orang tua agar dapat berkerja sama dengan kita untuk
sama-sama memberi motivasi terhadap anak dan siswa kita," katanya.
Pada
tahun ini jumlah siswa yang mengikuti UN di SMP N 11 Kota Jambi berjumlah 308 siswa dari 16 lokal kelas 9. Pihaknya agar semua
siswanya lulus semua dan mendapatkan nilai yang terbaik.
Mendapatkan
nilai yang tinggi sehingga jika ingin melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi dapat masuk ke sekolah-sekolah vaforit yang ada di Kota Jambi mereka
tidak terkendala oleh nilai.
“Kita
selalu memotivasi siswa setiap saat agar siswa tetap semangat untuk menempuh
ujian nasional," katanya.
Ketika
Harian Jambi tanyakan tentang setuju
tidaknya UN dilakukan. Pihaknya mengatakan kurang setuju dengan di
lakukan UN karena bagai manapun guru-gurunya lah yang mengetahuai kemampuan
siswanya.
Namun
jika meluluskan anak menggunakan UN semua anak bisa lulus meski menurut gurunya
tidak layak untuk diluluskan karena etika siswa yang tidak baik. “Pihak sekolah
lebih memahami karakter siswanya dibandingkan orang-orang pusat,” katanya.
Menurutnya
dalam melaksanakan ujian nasional banyak kecurungan seperti adanya beredar
kunci-kunci jawaban yang belum tentu benar. Dan hal itu dapat memperburuk citra
pendidikan.
Pihaknya
mengharapkan lulus tidaknya siswa ditentukan oleh sekolah karena gurunya yang
lebih tau watak dan prilaku siswanya pantas tidaknya siswa diluluskan atau tidak.
“Jadi ujian nasional ini berimbas ketidakpatuhan anak terhadap guru sehingga
rasa manut anak terhadap guru tidak ada lagi,” ujarnya.
Dengan
adanya ujian nasional ini siswa kurang manut dengan gurunya atau bersifat masa
bodah dengan gurunya. Namun jika kelulusan sekolah ditentukan dengan pihak
sekolah maka siswa akan takut dan hormat kepada gurunya.
Karena
kelulusan di tangan guru-gurunya. Dengan demikian siswa dapat diarahkan. “Namun
jika ingin mengetahui kompetensi anaknya boleh diadakan UN itu, tapi bukan
dalam rangka meluluskan siswa. Maunya kita gitulo,”
katanya. (*KAHARUDDIN,
Jambi/lee) (Harian Jambi Edisi Cetak Pagi Selasa 29 April 2014)
Yonedi SPd MPd |
SMP N 11 Kota Jambi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar