Benget Situmorang saat menunggu anak-anak sekolah di Xaverius 2 Kota Jambi. Foto-foto Asenk Lee Saragih. |
Profesi
yang dilakoni pria paruh baya ini tergolong penuh dengan tanggungjawab. Di saat
puluhan orang tua melepas anaknya kepada orang lain, tentunya bukan hal mudah.
Dibutuhkan kepercayaan yang lebih dan tanggungjawab yang mulia bagi orang yang
menerima tanggung jawab tersebut. Menjadi tukang antar jemput anak
sekolah belia, pebuh dengan tanggungjawab dan kedisiplinan yang tinggi. Lalu
bagaimana kisah Benget Situmorang sang tukang antar jemput sekolah ini? Berikut
petikannya.
ROSENMAN M,
Jambi
Pagi
itu, sebuah mobil Granmax BH 1890 BI warna putih tengah melaju di Jalan
Sumatera, Perumnas Jelutung Kota Jambi. Mobil yang penuh dengan anak-anak
sekolah itu ternyata menuju SD Xaverius 2
Kota Jambi yang berada di Puncak Jelutung Kota Jambi.
Sesaat
tiba di Xaverius 2 Jambi, tampak anak-anak dengan riang
keluar dari mobil dan menuju areal sekolah. Sementara Benget Situmorang (47)
tampak mengawasi anak-anak yang keluar dari mobil jangan sampai ada yang saling
dorong.
Pagi
itu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Beberapa jam
kemudian atau pukul 10.00 WIB,
mobil Granmax BH 1890 BI kembali tiba disekolah itu dan bersabar menunggu anak
sekolah yang pulang. Dengan penuh kesabaran, Benget Situmorang menanti seluruh
anak sekolah jemputannya hingga masuk mobil dan diantar pulang ke rumah
masing-masing dengan selamat.
Begitulah
keseharian Benget Situmorang yang mengantar dan jemput sekitar 30 orang anak
sekolah SD Xaverius 2 Kota Jambi. Dengan penuh tanggungjawab, dirinya menjaga
kepercayaan orang tua anak-anak tersebut terhadap keselamatan perjalanan.
“Saya
sudah memulai profesi ini sejak tahun 2008 lalu. Awalnya saya hanya wiraswasta
berdagang di Pasar Angso Duo Kota Jambi bersama dengan istri. Namun berbekal
mobil Espass BH 1246 GI, saya memulai tukang antar jemput anak sekolah ini,”
ujar Benget Situmorang saat berbincang dengan Harian Jambi di SD Xaverius 2
Kota Jambi, Jumat (25/4).
Menurut
Benget Situmorang, sebelumnya profesinya tak karuan, hanya mengantar istrinya
Mintauli br Simarmata untuk berdagang. Tapi karena banyak dorongan dari istri
tercinta dan orang tua siswa, dirinya memulai profesi tukang antar jemput anak
sekolah itu.
“Mobil
saya dulu Espass BH 1246 GI dan ini saya gunakan untuk antar jemput sekitar 30
orang anak setiap harinya. Titik jemputan mulai dari Mayang dan Paal V Kotabaru
Jambi. Usaha ini terus saya geluti dengan serius dan penuh tanggungjawab. Puji
Tuhan, orang tua siswa mempercayai anak-anaknya untuk saya jemput dan antar
pulang setiap harinya,” ujar Benget Situmorang.
Pekerjaan
yang dilakukan Benget Situmorang bukanlah pekerjaan mudah bagi sebagian orang.
Profesi ini butuh kedisiplinan, dedikasi dan tanggung jawab
moral dan sosial. Di saat para orang tua melepaskan anak-anaknya kepada
Benget Situmorang untuk dijemput dan diantar pulang sekolah, tentunya hal ini
bukanlah pekerjaan mudah.
Kini
tidak mudah untuk memberikan tanggungjawab dan kepercayaan kepada orang lain,
disaat gencarnya pemberitaan soal penculikan anak, dan kasus-kasus pelecehan
anak. Itulah yang menjadi tangungjawab berat Benget Situmorang sejak tahun 2008
lalu terhadap puluhan anak-anak sekolah yang masih belia yang diantar dan
dijemput sekolah.
Profesi Mulia
Profesi
yang dilakono Benget Situmorang, adalah profesi yang mulia. Dia harus
memberikan perhatian kepada seluruh anak-anak sekolah yang dia jemput dan
antar. Dia juga harus menjaga keselamatan perjalanan anak-anak sekolah hingga
sampai di sekolah dengan selamat dan begitu juga tiba di rumah orang tua
masing-masing dengan selamat.
Profesi
yang digeluti Benget Situmorang juga sangat membantu para orang tua yang penuh
dengan kesibukan masing-masing setiap hari. Sebagian besar orang tua yang
mempercayakan anaknya dijemput dan diantar oleh Benget Situmorang, tentunya tak
lagi harus buru-buru setiap pagi untuk mengantar anak dan jemput pulang anak
sekolah.
“Biaya
antar jemput anak sekolah ini saya tarif Rp 300 ribu per orang per bulan. Tarif
ini antar jemput dari titik Mayang. Jika dari titik Paal V Kotabaru Jambi
tarifnya Rp 200 ribu per orang per bulan,” katanya.
Dua Mobil
Seiring
meningkatnya permintaan antar jemput siswa, kini Benget Situmorang sudah
memiliki dua mobil pribadi antar jemput. Dua mobil itu yakni Espass BH 1246 GI
dan Granmax BH 1890 BI.
Mobil
antar jemput Espass BH 1246 GI itu kini
sopirnya Ap Novri Simarmata. Kini dua mobil itu menjadi sarana antar jemput
sekitar 30 murid SD Xaverius 2 Jambi.
“Puji
Tuhan, kini kita memiliki dua mobil untuk usaha kecil-kecilan ini. Dua mobil
ini ada hasil dari usaha antar jemput siswa. Mudah-mudahan ke depan
bisa tambah seiring dengan bertambahnya kepercayaan orang tua murid yang
menitipkan anak-anak mereka untuk antar jemput sekolah,” ujarnya.
Dirinya
juga bangga bisa menyekolahkan anaknya tiga dari hasil usaha antar jemput
sekolah itu. Tiga anaknya yakni Imelda Situmorang Kuliah Semester II di STIKOM
Jambi, Sanjaya Situmorang Kelas 3 STM Batanghari dan Febri Situmorang Kelas 3
STM Batanghari, Kota Jambi.
Menurut
sejumlah orang tua murid yang anaknya menggunakan jasa antar jemput sekolah
ini, mereka merasa terbantu dalam waktu soal antar jemput sekolah. Jasa antar
jemput sekolah ini menjadi salah satu harapan mereka untuk mengurangi beban
waktu untuk mengantar anak sekolah.
“Kami
sangat percaya dengan jasa antar jemput B Situmorang ini. Sebab mereka
menjadikan profesi yang penuh dengan tanggung jawab. Mereka
ini cukup berjasa dalam pendidikan anak-anak sehingga anak-anak tiba disekolah
dan pulang sekolah tepat waktu,” ujar B Purba, salah seorang warga Mayang Kota
Jambi. (*/lee)
Benget Situmurang. |
Anak-anak sekolah SD Xaverius 2 Kota Jambi yang diantar jemput Benget Situmorang. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar