Jumat, 08 Februari 2013

Kelima nama yang telah diusulkan adalah Bandara Sultan Serdang,

Bandara Kualanamu, Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Bandara Haji

Adam Malik dan Bandara Tengku Amir Hamzah.  Nurdin juga mengajak

seluruh organisasi dan semua pihak berkompeten yang masih memiliki

ide terkait usulan nama, termasuk pihak yang pernah menyampaikan

usulan bukan kepada Tim Inventarisasi, untuk segera manyampaikannya

kepada tim inventarisasi yang dibentuk Pemprovsu.

"Tim memberi peluang hingga dua minggu ke depan sejak Senin 28 Mei

2012. Silahkan ajukan usulan kepada tim, termasuk yang pernah

mengajukan agar menyampaikannya kembali kepada tim," tuturnya.

Berdasarkan hasil rapat tim di Kantor Gubsu 24 Mei 2012 lanjutnya

usulan nama oleh masyarakat dan Pemkab/ Pemko jika diajukan harus

representatif dilengkapi dasar atau alasan pengusulan. Secara resmi

diajukan kepada Gubsu cq. Tim Inventarisasi Usulan Nama Bandar Udara

di Kualanamu, d/a Sekretariat Biro Hukum Setdaprovsu Lantai 7 Kantor

Gubsu Jalan P Diponegoro 30 Medan.

Dijelaskan, ketentuan yang diatur oleh Menhub bahwa nama bandara

diusulkan oleh Pemprovsu dengan persetujuan DPRD Sumut untuk

diputuskan atau ditetapkan oleh Menhub.  "Enam bulan sebelum

operasional nama itu sudah harus ditetapkan. Bandara ini dijadwalkan

operasional bulan Maret 2013 sehingga bulan September ini mesti

disosialisasikan ke dunia internasional," jelasnya.

Tim Inventarisasi Usulan Nama Bandara ini berdasarkan SK Gubsu H

Gatot Pujo Nogroho ST nomor 188.44/277/KPTS/2012 tanggal 9 April

2012 diketuai langsung oleh pejabat Sekdaprovsu.

Tentang ke lima nama yang telah masuk masing-masing Bandara Sultan

Serdang diusulkan Pengurus Daerah Masyarakat Adat Budaya Melayu

Indonesia Deliserdang tertanggal 7 Maret 2012. Alasannya spirit

pembangunan bandara ini sama dengan spirit Sultan Serdang ketika

membangun Kesultanan Serdang.

Nama Kualanamu diusulkan Bupati Deliserdang melalui surat tertanggal

4 Mei 2012 dan PD MABMI Deliserdang melalui surat tertanggal 7 Maret

2012.  "Alasan nama ini antara lain masyarakat Kualanamu sekitarnya

telah banyak menerima dampak selama proses pembangunan serta untuk

menghindari konflik antar masyarakat yang masing-masing mengusulkan

nama bandara yang berbeda," ujarnya.

Pengusul nama Kualanamu juga mengusulkan terhadap nama lain seperti

nama pahlawan nasional disarankan untuk ditabalkan menjadi sebutan

bagi terminal keberangkatan atau kedatangan dalam dan luar negeri.

Nama Raja Sisingamangaraja XII diusulkan oleh Parsadaan Pomparan Ni

Raja Sonak Malela Anak Dohot Boruna Medan sekitarnya dengan alasan

pahlawan nasional, memiliki semangat nasionalisme dan nilai historis

yang tinggi.

Nama Haji Adam Malik diusulkan Pengurus Daerah Wanita Satya Praja

Propinsi Sumut dengan alasan tokoh NKRI, Ketua PBB dan pemrakarsa

ASEAN, pernah Wapres dan putra daerah Sumut.  Sedangkan nama Tengku

Amir Hamzah diusulkan Tanfidzi Forum Umat Islam Sumatera Utara

dengan Surat Nomor AU.101/1/17/DRJU-2012 tanggal 27 Februari 2012. 

Juga dijelaskan bahwa Plt Gubsu sudah menerima surat dari DPRD Sumut

meminta agar Pemprovsu segera menyampaikan calon nama untuk bandara

baru ini untuk dibahas lebih lanjut pada Paripurna DPRD Sumut.



Dibaca : 359
Pin It
inShare
Kembangkan Kuala Namu AP II Gandeng Bandara Incheon
Kembangkan Kuala Namu AP II Gandeng Bandara Incheon
DOK

JAKARTA - Ingin jadikan bandara Kuala Namu, Medan sebagai salah satu

bandara pengumpul (hub) internasional di wilayah regional Asean, PT

Angkasa Pura II (AP II) secara resmi mengandeng Incheon

International Airport Corporation (IIAC) sebagai Sister Airport.

Dikatakan oleh Direktur Utama AP II, Tri S Sunoko bahwa pihaknya

memilih IIAC dikarenakan bandara tersebut telah membuktikan diri

sebagai best airport worldwide untuk pelayanan penumpang selama

tujuh tahun berturut-turut oleh Airport Council International.

"Tidak hanya itu, tujuan kita menjadikan IIAC sebagai Sister Airport

adalah mewujukan cita-cita sebagai kami sebagai World Class airport

AP II, terutama untuk mengembangkan bandara Kuala Namu. Untuk itulah

kami akan belajar lebih banyak dengan IIAC," kata Tri dalam

penandatanganan perjanjian kerjasama antara AP II dengan IIAC di

Jakarta, Senin (25/6).

Ia pun menabahkan dalam hal ini IIAC sebagai konsultan berdasarkan

pengalamannya sebagai best airport worldwide. Adapun kerjasama yang

dibangun antara lain meliputi asistensi dalam bidang teknik,

modernisasi, perbaikan dan investasi serta bidang evaluasi pasar.

Sedangkan target dari kerjasama ini adalah menjadi bandara Kuala

Namu sebagai bandara hub internasional yang pada lima tahun ke depan

agar dapat menyaing Bandara KLIA Malaysia dan Changi Singapura.

Namun untuk mewujudkan cita-cita besar ini, perlu dukungan sinergis

dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk dari maskapai.

"Sedangkan dipilihnya Kuala Namu sebagai hub internasional karena

letak geografisnya yang strategis, sama seperti KLIA dan Changi.

Mengapa masyarakat kita mesti melalui bandara di luar negeri itu

untuk menuju negara-negara lain, mengapa tidak dari Medan saja,"

kata Tri.

Ia juga menjelaskan dari sisi pembangunan pihaknya melakukan hal

yang maksimal dalam hal membangun bandara Kuala Namu dengan

fasilitas standar internasional yang ada. Kebutuhan dana, total

anggaran yang diperlukan untuk pembangunan Bandara Kuala Namu

sebesar 4,74 triliun rupiah, terdiri dari 1,81 triliun rupiah dari

AP II dan APBN 2,93 triliun rupiah.

Kapasitas Kuala Namu terletak di lahan seluas 1.365 hektare di

Kabupaten Deli Serdang, disiapkan untuk melayani 8,1 juta penumpang

per tahun dengan area terminal penumpang seluas 86.000 m2 untuk

tahap I.

Sedangkan terkait Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng,

Banten, Tri megatakan kalau bandara tersebut lebih difokuskan kepada

bandara hub domestik. Saat ini potensi pangsa pasar domestik masih

besar di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 220 juta.

"80 persen hub di Soekarno-Hatta domestik dan 20 persennya melayani

hub internasional. Untuk itulah kami akan memfokuskan Soekarno Hatta

sebagai hub domistik sedangkan Kuala Namu sebagai hub

Internasional," katanya.

Sementara itu, President dan Chief Executive Officer (CEO) IIAC, CW

Lee, menjelaskan, Incheon dan Kuala Namu mempunyai karakteristik dan

kondisi geografis yang sama, yaitu posisi strategis. Incheon

terletak di antara Jepang dan China, sedangkan Kuala Namu terletak

di antara Kuala Lumpur dan Singapura.

"Untuk menjadikan bandara hub internasional memang tidak mudah. Kami

harus berjuang selama lima tahun untuk dapat menggungguli Jepang dan

China untuk itu kuncinya hanyalah satu pelayanan. Dan saya yakin

jika Kuala Namu bisa memberikan pelayanan yang terbaik maka akan

bisa mengalahkan antara Kuala Lumpur dan Singapura," katanya

Terkait kerjasama yang akan dilakukan, Lee mengatakan dalam bidang

teknik, IIAC akan menyediakan dukunganya dalam bidang teknik kepada

AP II untuk pengoperasian, manajemen, pembangunan, pemasaran,

strategi pengumpul, serta pendidkan dan pelatihan.

Kemudian dalam bidang modernisasi, ruang lingkunya meliputi

perbaikan dan investasi yang diharapkan mendorong kedua belah pihak

dapat memilih untuk membagi informasi terkait dengan usaha perbaikan

maupun modernisasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna

jasa.

Selanjutnya, dalam bidang evaluasi pasar, kegiatan yang dilakukan

adalah melakukan pemasaran bersama, program pertukaran personel,

studi banding, maupun kerja sama lain yang tidak hanya berhubungan

dengan Bandara Kuala Namu, tetapi juga berhubungan dengan bandara

lain yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Perjajian Sister Airport

ini berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan

kesepakatan bersama.

"Dalam kerjasama ini nantinya tidak menutup kemungkinan, kami dapat

pula bersama-sama berinvestasi dalam proyek pembangunan bandara

baru," kata Lee. mza/E-3

Bandara Kualanamu (MEDAN)

Bandara Udara Internasional Kuala Namu

(dikenal sebagai Lapangan Terbang Baru Internasional Medan) adalah

sebuah Bandara Udara baru untuk kota Medan, Sumatera Utara

Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan

Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin,

Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan

menggantikan Banda Udara Internasional Polonia yang sudah berusia

lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu diharapkan

dapat menjadi lapangan terbang pangkalan transit AntarBangsa untuk

kawasan Sumatera dan Sekitarnya, akan menjadi Bandara Udara terbesar

kedua di Indonesia setelah Bandara Udara Internasional Soekarno –

Hatta di Jakarta.

Latar Belakang Pembangunan

Pemindahan lapangan terbang ke Kuala Namu telah dirancang sejak

tahun 1991. Dalam kunjungan kerja ke Medan, Azwar Anas, Menteri

Perhubungan saat itu, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan,

lapangan terbang akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan dimulai pada tahun 1997, namun krisis kewangan

krisis Moneter pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana

pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai lapangan terbang

ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi

kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh

sesaat setelah lepas dari Bandara Polonia. Kecelakaan yang merungut

nyawa Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga

menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar lapangan terbang

meninggal dunia akibat letak lapangan terbang yang terlalu dekat

dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali usulan agar

lapangan terbang di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih

sesuai.

Selain itu, kapasitas Polonia yang telah lebih batasnya juga

merupakan faktor direncanakannya pemindahan lapangan terbang.

Proses Pembangunan

Pembangunannya direncanakan akan dilaksanakan sepanjang tiga tahap.

Tahap I dimulai pada 29 Jun 2006 dan selesai pada tahun 2009 atau

paling lambat 2010. Tahap ini dibangun sendiri oleh pemerintah

dengan PT. Angkasa Pura II, dengan pembagian berupa sisi darat

(misalnya terminal, kawasan parkir) dibangun Angkasa Pura sementara

sisi udara dibangun Direktorat Jenderal Udara dari Departemen

Perhubungan. Dana untuk pembangunan Tahap I terdiri dari Rp. 1.3

trilion dari Angkasa Pura dan dana pinjaman sebesar Rp. 2.3 trilion

sehingga jumlahnya adalah Rp. 3.6 trilion. Prasarana awal berupa

pemagaran panel beton, pemulihan jalan, dan pembuatan pos jaga

senilai Rp 6 juta dilakukan dari November 2006 hingga Februari 2007.

Pada akhir November 2006 juga diumumkan pemenang tender untuk

pasukan perancang lapangan terbang. Dari 18 peserta, tujuh telah

melewati proses prakelayakan dan akan bersaing hingga dipilih tiga

peserta terbaik, dan seterusnya hanya satu yang terpilih. PT.

Wiratman & Associates kemudian terpilih sebagai pemenang tender

perancangan lapangan terbang pada Januari 2007. Setelah itu,

pemenang diberi waktu lapan bulan untuk merancang lapangan terbang

(hingga Agustus 2007). Setelah proses ini selesai, tender

pembangunan lapangan terbang yang diperkirakan akan berlangsung

selama dua bulan akan dilaksanakan. Jika sesuai jadwal, maka

pembangunan sisi darat akan dimulai pada November 2007 dan

diselesaikan dalam dua tahun. Tahap II yang direncanakan dibangun

bersama oleh pemerintah dan investor, akan dimulai tahun 2010.

Pengangkutan, Luas dan Kapasitas Bandara

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api

dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke lapangan terbang

yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung

ke Stasiun KA Medan dengan jarak 22.96 km. Diperkirakan jarak tempuh

dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30 minit.

Ada pula usulan pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu sebagai usaha

pengembangan prasarana pengangkutan dari dan ke lapangan terbang.

Namun pelaksanaan pembangunan selama waktu pembangunan jalan tol

tahun 2005-2010 menunggu persutujuan dari pemerintah pusat.

Tahap 1 lapangan terbang diperkirakan dapat menampung tujuh hingga

10 juta penumpang dan 10,000 pergerakan pesawat pertahun, sementara

setelah selesainya Tahap II lapangan terbang ini rencananya akan

menampung 25 juta penumpang pertahun.

Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6.5 hektar

dengan kemudahan kawasan komersil seluas 3.5 hektar dan kemudahan

kargo seluas 1.3 hektar. Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Namu

memiliki panjang landasan pacu 3,750 meter, dan boleh didarati oleh

pesawat berbadan lebar.

Lubuk Pakam — Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Desa

Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera

Utara, terbesar pertama di luar Pulau Jawa yang dibiayai melalui

dana APBN, Kementerian Perhubungan dan PT (Persero) Angkasa Pura II.

Hal tersebut dijelaskan Pimpinan Proyek, Joko Waskito kepada para

peserta Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Wilayah Sumatera tahuh

2012 di Medan yang berkunjung ke lokasi Bandara Internasional Kuala

Namu di Desa Beringin, Selasa (19/12).

Menurut Joko, dalam pembangunan bandara yang bertaraf internasional

itu, PT Angkasa Pura II mendanai Rp 2 triliun.

“Jadi pembangunan bandara yang cukup besar dan megah itu, PT Angkasa

Pura II berinvestasi mencapai nilai triliunan rupiah. Diharapkan

pada bulan Maret 2013 Bandara Internasional tersebut mulai

beroperasi untuk menggantikan Bandara Internasional Polonia Medan,”

ujar Joko Waskito.

Ia menambahkan, peresmian bandara internasional tersebut rencananya

oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Maret 2013.

Bandara internasional itu diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat

Sumatera Utara (Sumut) khususnya dan Indonesia pada umumnya, dapat

dioperasikan dengan tepat waktu.

Dengan kehadiran bandara internasional itu, juga diharapkan dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat Sumut.

Bahkan, jelasnya pembangunan fisik bandara internasional tersebut,

saat ini rampung dan mencapai sekitar 91 persen dan pembangunan

runway tinggal 300 meter lagi dari panjang runwai seluruhnya 2.900 x

45 meter.

Sedangkan luas area Bandara Internasional Kuala Namu mencapai 1.365

hektare, area terminal 118.930 meter persegi (M2), kapasitas

terminal 8.1 juta pax per tahun, luas area parkir 50.820 meter

persegi (M2), gudang kargo seluas 13.000 meter persegi (M2) dan

kapasitas parkir, 407 taksi, 55 bus dan 908 mobil.

“Kita juga merasa bangga, bahwa pengerjaan proyek bandara

internasional tersebut dilakukan seluruhnya dari arsitektur dan

pekerja ahli dan merupakan putra-putra terbaik bangsa. Peralatan

yang digunakan di bandara tersebut cukup canggih, mulai dari

pemeriksaan barang penumpang, penyimpanan dan lainnya. Termasuk

keamanan barang penumpang,” ujar Joko.
Bandara Terbaik Dunia

Sementara itu dalam membangun bandara Kuala Namu, PT Angkasa Pura II

(Persero) menggandeng Incheon International Airport Corporation

(IIAC) Korea Selatan, sebagai Sister Airport.

Perjajian Sister Airport ini berlaku selama tiga tahun dan dapat

diperpanjang sesuai dengan kesepakatan bersama.

Incheon Korea Selatan merupakan salah satu bandara terbaik di dunia.

“Kita berharap Bandara Kualanamu juga menjadi salah satu bandara

terbaik di dunia,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S

Sunoko, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Tri, kerja sama seperti itu memberikan banyak keuntungan

bagi Angkasa Pura II. “Bandara Kualanamu akan menjadi salah satu

bandara pengumpul (hub) yang cukup diperhitungkan di kawasan

regional,” kata dia.

Ia menambahkan, kerja sama ini juga akan memberikan dampak yang

cukup besar bagi Angkasa Pura II dalam mengelola Bandara Kuala Namu.

“Incheon, selain sebagai bandara terbesar di Korea Selatan dan

menjadi salah satu bandara tersibuk di Asia dalam hal pelayanan

penumpang, juga menjadi bandara tersibuk kedua dalam jalur pelayanan

kargo internasional,” kata Tri.

Tri menjelaskan, kerja sama yang dibangun antara lain meliputi

asistensi dalam bidang teknik, modernisasi, perbaikan, dan investasi

serta bidang evaluasi pasar. Dalam bidang teknik, IIAC akan

menyediakan dukunganya dalam pengoperasian, manajemen, pembangunan,

pemasaran, strategi pengumpul, serta pendidkan dan pelatihan.

Kemudian dalam bidang modernisasi, ruang lingkupnya meliputi

perbaikan dan investasi yang diharapkan mendorong kedua belah pihak

dapat memilih untuk membagi informasi terkait dengan usaha perbaikan

maupun modernisasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna

jasa.

Dalam bidang evaluasi pasar, kegiatan yang dilakukan adalah

melakukan pemasaran bersama, program pertukaran personel, studi

banding, maupun kerja sama lain yang tidak hanya berhubungan dengan

Bandara Kuala Namu, tetapi juga berhubungan dengan bandara lain yang

dikelola oleh Angkasa Pura II.

Kapasitas Bandara Kuala Namu yang terletak di atas lahan seluas

1.365 hektare disiapkan untuk melayani hingga 8,1 juta penumpang per

tahun, dengan area terminal penumpang seluas 86.000 m2 (Tahap I).

Bandara tersebut akan terus dikembangkan hingga mencapai kapasitas

maksimalnya.

Bandara Kuala Namu akan dilengkapi  dua runway paralel, apron seluas

30 ha berkapasitas maximum 33 pesawat, terminal kargo seluas 13.000

m2 dengan kapasitas 3 pesawat (65.000 ton/ tahun), area parkir

berkapasitas sekitar 1400 kendaraann roda empat taxi.

Untuk aksesibilitas, Bandara Kualanamu yang dilengkapi 10 gerbang

masuk, akan didukung oleh akses jalan tol dan kereta api khusus

bandara. (Berbagai Sumber)

Tidak ada komentar: