Banjir di Legok Kota Jambi. |
Jambi, Simantab
Banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi kini sudah merendam sedikitnya 3.227 rumah warga. Banjir paling parah terdapat di Kabupaten Kerinci, Merangin, dan Kabupaten Sarolangun. Sedangkan banjir di Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Bungo, Tebo dan Kota Jambi belum separah banjir di Kerinci, Merangin dan Sarolangun.
Sementara pantauan di Stasiun Duga Air Automatik (AWLR) Sungai Batanghari milik Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Jambi di Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Kamis(7/2/13) pukul 16.00 wib menunjukkan, ketinggian luapan Sungai Batanghari mencapai 13, 90 meter.
Kasi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto kepada wartawan, Kamis (7/2) mengatakan, akibat meningkatnya intensitas hujan yang terjadi beberapa hari ini di Provinsi Jambi, mengakibatkan sedikitnya 3.227 unit rumah di tiga kabupaten tergenang air, dua diantaranya hanyut, dan satu rusak berat.
“Banjir terjadi karena meningkatnya intensitas hujan sejak tgl 5 Februari 2013 sehingga menyebabkan banjir di 3 Kabupaten yaitu Kerinci, Merangin, dan Sarolangun. Di Kabupaten Kerinci, banjir telah menggenangi sedikitnya 211 rumah di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Siulak 61 unit rumah, dan Kecamatan Air Hangat Timur 150 unit rumah,”ujarnya.
Sedangkan di Kabupaten Sarolangun 1.097 rumah telah menggenangi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Singkut 40 rumah, Kecamatan Limun 179 rumah, dan Kecamatan Sarolangun sebanyak 878 rumah. Sementara di Kabupaten Merangin terjadi peningkatan jumlah rumah yang terendam banjir, sebelumnya sebanyak 1.271 rumah terendam banjir.
“Kabupaten Merangin sudah 1.919 rumah, diantaranya 2 hanyut, dan 1 rusak berat. Banjir menggenangi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Nalo Tantan sebanyak 855 rumah, 2 hanyut, 1 rusak berat, Kecamatan Batang Masumai 17 rumah, serta Kecamatan Tabir Ilir 916 rumah, dan Kecamatan Pamenang 131 rumah,”katanya.
Banjir di Kecamatan Sarolangun mulai surut, namun di hilir seperti Kecamatan Pauh dan Mandiangin, air justru mulai naik. Jalan lintas Tembesi - Sarolangun pun terendam genangan banjir. Akibatnya kendaraan terpaksa pelan-pelan melintas dan antri karena air yang mengenangi badan jalan terbilang cukup besar sekitar setengah meter.
Disebutkan, ada empat titik jalan provinsi tersebut yang terendam, yang kesemuanya di Desa Karang Mendapo dan Desa Batu Ampar. Saat ini kendaraan masih bisa lewat namun harus antri dan jalan pelan karena air yang mengenangi jalan cukup besar.
Sementara debit air Sungai Batanghari di Provinsi Jambi semakin meluap akibat hujan yang mengguyur daerah itu sepekan terakhir. Bahkan luapan sungai yang terus meningkat rata-rata 10 sentimeter (cm) per hari itu membuat ribuan rumah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) kini mulai terisolir. Ketinggian air kini terpaut satu meter dari status waspada. Warga yang bermukim disepanjang DAS diminta waspada terhadap banjir.
Sementara warga yang melakukan aktivitas di luar rumah, terpaksa menggunakan sampan kecil (ketek). Namun, banjir belum sampai membuat sekolah diliburkan. Pemerintah meminta warga untuk tetap siaga banjir jika sewaktu-waktu debit sungai Batanghari terus meluap.
Pantauan di Stasiun Duga Air Automatik AWLR Sungai Batanghari, Kamis (7/2) sore menunjukkan ketinggian luapan Sungai Batanghari mencapai 13, 90 meter, naik 3,30 meter.
Ketinggian luapan sungai tersebut naik drastis dari ketinggian normal permukaan Sungai Batanghari antara 9-10 meter. Ketinggian luapan Sungai Batanghari kini masuk level Siaga I, ketinggian permukaan atau luapan Sungai Batanghari sekitar 13,83 meter.
Sementara itu, di Kelurahan Legok dan Pulau Pandan, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, warga yang rumahnya terkepung banjir menggunakan ketek untuk ke luar rumah. Anak-anak sekolah juga terpaksa menggunakan ketek untuk pergi sekolah.
Sementara iru areal parkir sebuah pusat perbelanjaan terbesar (Hypermart) yang dibangun di pinggir sungai Batanghari Angso Dua Pasar Jambi terendam banjir. Ketinggian air sudah mencapai sebatas lutut orang dewasa.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemantauan Banjir Dinas Kesatuan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kota Jambi, Yoyo mengatakan, permukiman warga Kota Jambi yang terisolir akibat banjir di kawasan DAS Batanghari tersebar lima kecamatan.
Permukiman warga yang terisolir tersebut, di Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Pasar, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Pelayangan dan Pasir Putih. Sedangkan areal tanaman pangan yang tertunda tanam akibat banjir di Kota Jambi mencapai 150 hektare (ha). Areal sawah yang tertunda tanam paling luas terdapat di kawasan Jalan Baru Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur.
Pengungsi Banjir Keracunan Mei Kadaluasra
Sementara itu, bantuan mie instan untuk korban banjir di Perumahan Pesona Berlian Asri III RT 10 Beliung Kotabaru yang diserahkan Walikota Jambi Bambang Priyanto Kamis (6/2), kadaluarsa sehingga membuat korban banjir mengalami pusing-pusing dan muntah.
Sekretaris Daerah Kota Jambi, Daru Pratomo memanggil Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (dinsosnaker) Kota Jambi, Kaspul karena bantuan tersebut berasal dari posko dinsosnaker.
Halim, salah seorang warga, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/1) mengatakan, pada bungkus mie tersebut tertulis tanggal kadaluarsa 15-01-13. “Taunya sesudah mie dimakan, timbul gejala sakit perut dan pusing-pusing,”ujarnya.
Halim merasa kecewa dengan bantuan yang diberikan tersebut, karena sudah kadaluarsa. Hal senada juga dikatakan Efran, korban banjir setempat. Menurutnya setelah mengkonsumsi mie instan tersebut, ia merasa mulas dan pusing.
Tokoh pemuda setempat, Candra Purnama, meminta pihak terkait mengusut tuntas temuan ini. “Kami sangat kecewa dengan bantuan yang tidak layak konsumsi ini. Inilah kinerja Pemerintah Kota Jambi yang tak becus,”katanya.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (dinsosnaker) Kota Jambi, Kaspul usai menemui Sekretaris Daerah Kota Jambi, Daru Pratomo mengatakan kejadian itu terjadi karena pihaknya terburu-buru untuk menyalurkan bantuan itu.
“Memang kadaluarsa karena kemarin terburu-buru. Kami baru tahu hari ini, dan kami akan langsung ke sana untuk menggantinya. Kami mohon maaf atas kelalaian kami dalam menyalurkan bantuan tersebut,”katanya.
Terendam : Ribuan rumah penduduk di Provinsi Jambi kini terendam banjir. Banjir juga kini telah merendam rumah warga di Kelurahan Legok, Telanaipura, Kota Jambi, Kamis (7/2/13). Foto rosenman saragih.
Banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi kini sudah merendam sedikitnya 3.227 rumah warga. Banjir paling parah terdapat di Kabupaten Kerinci, Merangin, dan Kabupaten Sarolangun. Sedangkan banjir di Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Bungo, Tebo dan Kota Jambi belum separah banjir di Kerinci, Merangin dan Sarolangun.
Sementara pantauan di Stasiun Duga Air Automatik (AWLR) Sungai Batanghari milik Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Jambi di Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Kamis(7/2/13) pukul 16.00 wib menunjukkan, ketinggian luapan Sungai Batanghari mencapai 13, 90 meter.
Kasi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto kepada wartawan, Kamis (7/2) mengatakan, akibat meningkatnya intensitas hujan yang terjadi beberapa hari ini di Provinsi Jambi, mengakibatkan sedikitnya 3.227 unit rumah di tiga kabupaten tergenang air, dua diantaranya hanyut, dan satu rusak berat.
“Banjir terjadi karena meningkatnya intensitas hujan sejak tgl 5 Februari 2013 sehingga menyebabkan banjir di 3 Kabupaten yaitu Kerinci, Merangin, dan Sarolangun. Di Kabupaten Kerinci, banjir telah menggenangi sedikitnya 211 rumah di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Siulak 61 unit rumah, dan Kecamatan Air Hangat Timur 150 unit rumah,”ujarnya.
Sedangkan di Kabupaten Sarolangun 1.097 rumah telah menggenangi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Singkut 40 rumah, Kecamatan Limun 179 rumah, dan Kecamatan Sarolangun sebanyak 878 rumah. Sementara di Kabupaten Merangin terjadi peningkatan jumlah rumah yang terendam banjir, sebelumnya sebanyak 1.271 rumah terendam banjir.
“Kabupaten Merangin sudah 1.919 rumah, diantaranya 2 hanyut, dan 1 rusak berat. Banjir menggenangi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Nalo Tantan sebanyak 855 rumah, 2 hanyut, 1 rusak berat, Kecamatan Batang Masumai 17 rumah, serta Kecamatan Tabir Ilir 916 rumah, dan Kecamatan Pamenang 131 rumah,”katanya.
Banjir di Kecamatan Sarolangun mulai surut, namun di hilir seperti Kecamatan Pauh dan Mandiangin, air justru mulai naik. Jalan lintas Tembesi - Sarolangun pun terendam genangan banjir. Akibatnya kendaraan terpaksa pelan-pelan melintas dan antri karena air yang mengenangi badan jalan terbilang cukup besar sekitar setengah meter.
Disebutkan, ada empat titik jalan provinsi tersebut yang terendam, yang kesemuanya di Desa Karang Mendapo dan Desa Batu Ampar. Saat ini kendaraan masih bisa lewat namun harus antri dan jalan pelan karena air yang mengenangi jalan cukup besar.
Sementara debit air Sungai Batanghari di Provinsi Jambi semakin meluap akibat hujan yang mengguyur daerah itu sepekan terakhir. Bahkan luapan sungai yang terus meningkat rata-rata 10 sentimeter (cm) per hari itu membuat ribuan rumah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) kini mulai terisolir. Ketinggian air kini terpaut satu meter dari status waspada. Warga yang bermukim disepanjang DAS diminta waspada terhadap banjir.
Sementara warga yang melakukan aktivitas di luar rumah, terpaksa menggunakan sampan kecil (ketek). Namun, banjir belum sampai membuat sekolah diliburkan. Pemerintah meminta warga untuk tetap siaga banjir jika sewaktu-waktu debit sungai Batanghari terus meluap.
Pantauan di Stasiun Duga Air Automatik AWLR Sungai Batanghari, Kamis (7/2) sore menunjukkan ketinggian luapan Sungai Batanghari mencapai 13, 90 meter, naik 3,30 meter.
Ketinggian luapan sungai tersebut naik drastis dari ketinggian normal permukaan Sungai Batanghari antara 9-10 meter. Ketinggian luapan Sungai Batanghari kini masuk level Siaga I, ketinggian permukaan atau luapan Sungai Batanghari sekitar 13,83 meter.
Sementara itu, di Kelurahan Legok dan Pulau Pandan, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, warga yang rumahnya terkepung banjir menggunakan ketek untuk ke luar rumah. Anak-anak sekolah juga terpaksa menggunakan ketek untuk pergi sekolah.
Sementara iru areal parkir sebuah pusat perbelanjaan terbesar (Hypermart) yang dibangun di pinggir sungai Batanghari Angso Dua Pasar Jambi terendam banjir. Ketinggian air sudah mencapai sebatas lutut orang dewasa.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemantauan Banjir Dinas Kesatuan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kota Jambi, Yoyo mengatakan, permukiman warga Kota Jambi yang terisolir akibat banjir di kawasan DAS Batanghari tersebar lima kecamatan.
Permukiman warga yang terisolir tersebut, di Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Pasar, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Pelayangan dan Pasir Putih. Sedangkan areal tanaman pangan yang tertunda tanam akibat banjir di Kota Jambi mencapai 150 hektare (ha). Areal sawah yang tertunda tanam paling luas terdapat di kawasan Jalan Baru Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur.
Pengungsi Banjir Keracunan Mei Kadaluasra
Sementara itu, bantuan mie instan untuk korban banjir di Perumahan Pesona Berlian Asri III RT 10 Beliung Kotabaru yang diserahkan Walikota Jambi Bambang Priyanto Kamis (6/2), kadaluarsa sehingga membuat korban banjir mengalami pusing-pusing dan muntah.
Sekretaris Daerah Kota Jambi, Daru Pratomo memanggil Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (dinsosnaker) Kota Jambi, Kaspul karena bantuan tersebut berasal dari posko dinsosnaker.
Halim, salah seorang warga, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/1) mengatakan, pada bungkus mie tersebut tertulis tanggal kadaluarsa 15-01-13. “Taunya sesudah mie dimakan, timbul gejala sakit perut dan pusing-pusing,”ujarnya.
Halim merasa kecewa dengan bantuan yang diberikan tersebut, karena sudah kadaluarsa. Hal senada juga dikatakan Efran, korban banjir setempat. Menurutnya setelah mengkonsumsi mie instan tersebut, ia merasa mulas dan pusing.
Tokoh pemuda setempat, Candra Purnama, meminta pihak terkait mengusut tuntas temuan ini. “Kami sangat kecewa dengan bantuan yang tidak layak konsumsi ini. Inilah kinerja Pemerintah Kota Jambi yang tak becus,”katanya.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (dinsosnaker) Kota Jambi, Kaspul usai menemui Sekretaris Daerah Kota Jambi, Daru Pratomo mengatakan kejadian itu terjadi karena pihaknya terburu-buru untuk menyalurkan bantuan itu.
“Memang kadaluarsa karena kemarin terburu-buru. Kami baru tahu hari ini, dan kami akan langsung ke sana untuk menggantinya. Kami mohon maaf atas kelalaian kami dalam menyalurkan bantuan tersebut,”katanya.
Terendam : Ribuan rumah penduduk di Provinsi Jambi kini terendam banjir. Banjir juga kini telah merendam rumah warga di Kelurahan Legok, Telanaipura, Kota Jambi, Kamis (7/2/13). Foto rosenman saragih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar