Sabtu, 08 September 2012

Kabut Asap Semakin Menebal, Aktifitas Bandara Suntan Thaha Ditutup

 Puluhan hektar perkebunan sawit milik warga di Sungai Gelam, Muarojambi terbakar,sehingga menyebabkan kabut asap kian menebal di Kota Jambi sehingga aktifitas penerbangan dihentikan. Foto : batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, BATAKPOS

Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Jambi mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi. Hari ini, Jumat (7/9/12) aktivitas bandara terpaksa ditutup akibat kabut asap semakin tebal yang menyebabkan jarak pandang hanya berkisar 400 meter.

Kepala Bandara Sultan Thaha Jambi, Dorman Manalu melalui Manajer Operasional Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Alzog Pendra Budhi, SSiT kepada BATAKPOS Jumat (7/912) pagi mengatakan, asap di Jambi sangat tebal, dua pendaratan (Lion Air dan Garuda Air) di Jambi terpaksa dialihkan ke Palembang (Sumatra Selatan) .

Menurut Alzog jarak pandang Jumat (7/9/12) pukul 06.00 WIB hingga 08.20 WIB hanya berkisar antara 300-500 meter. Sementara, jarak pandang untuk keselamatan pendaratan pesawat harus diatas 2.000 meter.

Menurutnya, gangguan asap itu biasa terjadi saat pagi hari antara pukul 06.00-09.00 WIB. Sehingga, dua kali pendaratan terpaksa dialihkan ke Palembang, Sumatra Selatan, untuk kemudian ditunda selama satu hingga dua jam.

Alzog juga tidak mau memprediksi sampai kapan aktifitas penerbangan di Jambi bisa kembali normal. “Sebab, pendaratan saat pagi hari sangat tergantung kondisi cuaca. Hal ini memang sangat mengganggu lalulintas pendaratan di Jambi,”katanya.

Kasi Pengendalian Hama Penyakit dan Kebakaran Hutan, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jambi, Sucipto mengatakan, hingga Jumat (7/9/12) titik api di Provinsi Jambi yakni berlokasi di Kabupaten Muarojambi, Tebo dan Batanghari.

Sejak Januari-September 2012 tercatat ada 1.370 titik api di Provinsi Jambi. Dari jumlah tersebut paling banyak terdapat di Kabupaten Tebo dan Batanghari. Bahkan di Kabupaten Muarojambi sekitar 1000 hektar lahan gambut sudah terbakar dengan kedalaman 10 meter. Sehingga Tim Manggala Agni kesulitan melakukan pemadaman di lahan gambut tersebut.

Prakirawan di Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Kurnianingsih mengatakan, hingga September 2012 masih merupakan puncak kemarau di Jambi.

Menurutnya, kondisi kemarau itu terjadi sejak awal Juni hingga akhir September 2012. Diperkirakan, musim hujan akan terjadi pada pertengahan Oktober 2012. RUK

Tidak ada komentar: