Gelar Adat : Ketua LAM Jambi H. Hasip Kalimuddin Syam menyisipan keris dan pemasangan selempang kepada Presiden RI SBY serta pemberian seperangkat baju seragam adat Jambi di Balairung Sari Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi, Rabu (21/9) malam. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, BATAKPOS
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar adat Sri Paduko Maharajo Notonegoro oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi. Presiden SBY merupakan presiden pertama yang mendapat gelar adat kehormatan dari rakyat Jambi.
Pemberian gelar kehormatan kepada Presiden RI ini diselenggarakan dalam suatu prosesi yang berlangsung di Balairung Sari Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi, Rabu (21/9) malam.
Pemberian gelar dirangkaikan dalam acara Pembukaan Musyawarah Majelis Paripurna Lembaga Adat Rumpun Melayu se-Sumatera. Pemberian gelar kehormatan ini ditandai dengan penyisipan keris dan pemasangan selempang kepada Presiden RI SBY oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Jambi H. Hasip Kalimuddin Syam serta pemberian seperangkat baju seragam adat Jambi dan Penghargaan Karang Setio yang berupa liontin selilit yang diberikan oleh isteri Gubernur Jambi Hj. Yusniana Hasan Basri kepada Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono.
Presiden SBY dalam sambutannya menggunakan seloko adat Jambi menyampaikan beberapa himbauan dan harapan berupa 32 pantun.
“Penganugerahan gelar adat kepada saya dan istri dari Lembaga Adat Melayu Jambi, yang hakekatnya relevan, serta mengisi peran pemuka adat, yang akan mengadakan majelis paripurna, dengan harapan, musyawarah paripurna ini baik, menghasilkan sesuatu yang memenuhi harapan adat, baik masyarakat adat rumpun melayu maupun masyarakat adat lainya,”katanya.
Singasana : Presiden RI SBY gelar Sri Paduko Maharajo Notonegoro dan Karang Setio liontin selilit Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono duduk di singasana di Balairung Sari Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi, Rabu (21/9) malam. Foto batakpos/rosenman manihuruk
“Saya bersyukur mendapat gelar adat melayu Jambi, dan ucapan terima kasih kepada pemuka adat yang baik hati. Yang mana gelar adat ini adalah kemulian. Akan saya junjung tinggi sepanjang masa, dan dalam amanah untuk memimpin negeri ini banyak yang telah di capai didalam pembangunan, namun masih banyak yang harus di perbaiki,”katanya.
Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) yang bergelar Temenggung Putro Joyo Diningrat yang juga selaku Majelis Pembina Sekretariat Bersama Lembaga Adat Melayu Rumpun se-Sumatera menyampaikan, melalui musyawarah ini diharapkan untuk bisa mengevaluasi kinerja selama ini dan harus bisa melihat pengaruh dari budaya luar terutama pengaruh negatif yang masuk ke Indonesia pada umumnya dan Provinsi Jambi khususnya.
“Oleh sebab itu peran dari Lembaga Adat sangat besar didalam membangun budaya, termasuk kehidpan bermasyarakat. Agar musyawarah ini bisa dijadikan motivasi dan bisa Melestarikan adat istiadat melayu serta memperkuat generasi muda dari perilaku masyarakat yang berkebebasan dari ancaman tinggi oleh pengaruh global,”katanya.
Sekretaris Bersama LAM Se-Sumatera H. Azaly Djohan Datuk Bijak Bestari mengatakan, penganugerahan gelar adat ini tidaklah secara sembarangan melainkan sebelumnya telah dikaji dan dipertimbangkan terlebih dahulu.
Ketua LAM Provinsi Jambi, H. Hasip Kalimuddin Syam mengatakan, memori masyarakat Jambi terhadap Bapak Presiden RI SBY lah tertanam sejak memegang amanah sebagai Pangdam II Sriwijaya, dengan pendekatan persuasif cultural, dalam menjaga stabilitas Hankam di wilayah Sumbagsel.
Kemudian menjadi perekat dan peredam berbagai dinamika yang dapat memicu peregangan ditengah kehidupan bermasyarakat. Penghargaan yang dilekatkan ini merupakan tonggak spiritual, bagi masyarakat adat Jambi, yang menjunjung tinggi pemimpin negara dan pemerintahan yang tangguh, serta ketauladanan bagi negara, bangsa dan rakyat Jambi pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar