Kamis, 08 September 2011

Kabut Asap di Jambi Semakin Tak Terkendali

Bagikan Masker : Karyawan PT WKS Jambi dibantu anggota kepolisian membagikan masker gratis kepada warga di Lampu Merah Gatot Subroto Jelutung Jambi, Rabu (7/9). Kabut asap kini sudah mengganggu aktivitas warga Jambi, khususnya anak sekolah. foto batakpos/rosenman manihuruk

Jambi, BATAKPOS

Kondisi kabut asap di Kota Jambi dan sekitarnya semakin tak terkendali atau semakin parah. Jarak pandang normal kini hanya berkisar 400 meter pada pagi hari mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Taha Syaifuddin, Jambi, terganggu. Bahkan Pemerintah Provinsi Jambi sudah mengintruksikan kepada seluruh sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk diliburkan. Pemberian masker oleh sejumlah instansi swasta dan pemerintah sudah mulai dilakukan.

Kabut asap yang sudah terjadi sepekan sudah mengganggu kesehatan. Walau pemerintah setempat belum memberikan pernyataan resmi kepada warganya agar mengenakan masker, sebagian perusahaan yang peduli membagi-bagikan ribuan masker secara gratis kepada masyarakat di daerah ini, seperti yang dilakukan PT Wirakarya Sakti.

Kondisi kabut asap ini disebabkan meluasnya kebakaran lahan gambut di Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi yang mencapai 500 hektar. Kabut asap di Jambi juga ditambah parah akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah provinsi tetangga, seperti Sumatera Selatan dan Riau. Sementara Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota jambi kini sudah masuk pada angka 140 atau tidak sehat.

Berdasarkan pantauan Satelit NOAA, pada September ini saja di wilayah Provinsi Jambi terpantau sedikitnya 92 titik panas atau nomor dua dibandingkan kawasan Sumatera Selatan dengan 315 titik panas. Posisi ketiga ditempati Riau dengan 81 titik panas. Hari ini, titik panas di Provinsi Jambi terpantau di lima lokasi, sebagian di antaranya berada dalam kawasan perkebunan kelapa sawit dan HTI.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Hasvia didampingi Kepala Bidang Pengendalian Lahan dan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Frans Tandipau, Rabu (7/9/11) mengatakan, pihaknya telah menerjunkan sedikitnya sembilan tim dengan peralatan lengkap ke lokasi-lokasi di mana terjadi kebakaran lahan dan hutan. Kebakaran lahan gambut akibat musim kemarau yang berkepanjangan kini meluas di Kabupaten Muarojambi dan Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

Anggota prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jambi, Muslim, mengatakan akibat kabut asap ini, jarak pandang hanya berkisar 400-1.300 meter sehingga belum dinyatakan aman untuk pendaratan dan keberangkatan pesawat. Kondisi tersebut telah terjadi sejak H-7 Lebaran lalu dan kian memburuk mulai 1 September. Sedangkan perkiraan hujan akan turun secara merata di daerah ini baru bulan Oktober mendatang.

Secara terpisah, Kepala Bandara Sultan Taha Syaifuddin Jambi, Abiyoso, mengakui penerbangan di daerahnya sejak sepekan terakhir mengalami gangguan. Setiap hari, 26 aktivitas penerbangan dari dan ke Jakarta, Palembang, dan Batam, baru bisa mendarat dan berangkat di atas pukul 11.00 WIB. Banyak jadwal penerbangan terpaksa ditunda, menunggu hingga siang hari. Pihaknya juga selalu menghubungi bandara kedatangan dan tujuan untuk memberi informasi kapan dilakukan aktivitas penerbangan tujuan Jambi.

Gubernur Jambi Bantah

Sementara itu Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) membantah kabut asap yang menimpa sebagian besar wilayah Provinsi Jambi, Riau dan Sumatera Selatan sepekan terakhir, bukan dari kebakaran hutan dan lahan di Jambi. Kabut asap di Riau dan Sumatera Selatan dipastikan dari kebakaran hutan dan lahan di dua provinsi tersebut.

Hal itu ditegaskan Hasan Basri Agus kepada wartawan di Jambi, Rabu (7/9/11) terkait dengan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah Jambi, Riau dan Sumatera Selatan.

“Saat ini kondisi kabut asap terparah di Provinsi Riau. Kabut asap di Provinsi tetangga itu bukan berasal dari Jambi. Riau jangan salah-salahkan kita. Tidak sepenuhnya kabut asap itu dari kebakaran hutan di Jambi. Saya heran, setiap Riau kabut asap, Jambi yang disalahkan,” kata HBA.

Menurut HBA, kabut asap yang terjadi di Riau, juga disebabkan oleh kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan. Tapi kebarakan hutan yang terbanyak itu, terjadi di Provinsi Riau sendiri, bukan dari Jambi.

“Pasukan Damkar Manggalani sudah diturunkan ke lapangan, untuk pemadaman titik-titik api. Di musim kemarau sering terjadi kebarakan hutan dan lahan gambut. Karena itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan menghidupkan api atau membuang puntung rokok sembarangan. Kita himbau masyarakat tolong hati-hati buang api karena sekarang musim kemarau,”katanya.

Pantauan BATAKPOS, Rabu (7/9) di Jambi beberapa hari terakhir menunjukkan, kabut asap kebakaran lahan dan hutan menyelimuti Kota Jambi dan sekitarnya. Bahkan gara-gara kabut asap, sejumlah jadwal maskapai penerbangan terpaksa tertunda akibat jarak pandang landasan yang terbatas. Kemudian sekolah PAUD juga telah diliburkan dengan alasan udara tidak sehat. ruk

Tidak ada komentar: