Selasa, 16 Agustus 2011

Gubernur Jambi Minta Masyarakat Jangan Menodai Percandian Muarojambi


HBA saat meninjau CandiMuarojambi.

Jambi, BATAKPOS

Gubernur Jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus, MM minta masyarakat Jambi untuk tidak menodai percandian Muarojambi dengan melakukan pembuangan sampah sembarang serta menjadikan lokasi itu tempat mesum. Pemerintah Provinsi Jambi kini kembali menemukan makara atau arca batu di situs Candi Muarojambi.

Gubernur Jambi mengatakan hal itu disela-sela kunjungannya ke komplek Percandian Muarojambi, Jum’at (12/8/11). HBA melihat makara yang baru ditemukan oleh Tim Ekskavasi di Candi Kedaton, yang ada di komplek percandian Muarojambi.

“Saya minta kepada semua pihak baik pemerintah daerah maupun masyarakat Jambi pada umumnya untuk tidak menodai komplek situs percandian Muarojambi. Apalagi dengan telah ditemukannya kembali makara di Candi Kedaton yang cukup berarti. Saya datang ke sini untuk melihatnya,”kata HBA.

Disebutkan, temuan tersebut merupakan temuan yang cukup berarti dari penggalian gundukan-gundukan yang ada di komplek percandian Muarojambi dan ini bukan dibuat-buat. Setidak-tidaknya ini semakin memperkuat bahwa komplek percandian Muarojambi ini betul-betul merupakan tempat yang sangat strategis dalam pengembangan agama Budha pada masanya.

Berkaitan dengan temuan ini Gubernur juga menghimbau kepada semua media baik cetak maupun elektronik untuk ikut mensosialisasikan keberadaan situs Candi Muarojambi ini kepada seluruh masyarakat Jambi, bahwa Jambi memiliki potensi budaya yang cukup besar.

Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jambi, Bangkulu dan Bangka Belitung, Drs. Winston Sam Douglas Mambo menyampaikan, saat ini pihaknya sedang konsentrasi dalam upaya mengungkap kawasan Candi Kedaton.

“Banyak yang dilakukan untuk mengetahui sebenarnya Candi Kedaton ini ada apa saja, dan ternyata setelah dilakukan penelitian, dapat dilihat adanya temuan-temuan yang cukup unik. Pertama yang ada di bagian depan Candi Kedaton, setelah dibuka gundukan tanahnya ternyata di sana ditemukan empat buah tempat berdirinya tiang, ini satu bukti baru bagi pihak BP3 bahwa peninggalan-peninggalan di Candi Muaro Jambi ini sebagian besar atapnya terbuat dari kayu, dan lebih lanjut ditemukannya sepasang makara ini,,”katanya.

Kedepan pihak BP3 akan meneruskan kegiatan secara bertahap, jika bagian ini selesai akan dilanjutkan meneliti bagian-bagian lain, seperti terlihat di areal ini terdapat banyak gundukan, dan dapat dipastikan gundukan-gundukan tersebut merupakan bangunan, sehingga kedepan akan diketahui persis, baik tata ruang, maupun bangunan-banguan yang ada di Candi Kedaton yang luasnya ada 250 X 250 meter ini, ujarnya.

Seorang petugas pengurus Candi Muaro Jambi Ahok menjelaskan, bahwa saat tim pemugaran Candi Kedaton melakukan penggalian pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2011 yang lalu, tiba-tiba di dalam gundukan tanah liat bercampur kerikil kurang dari satu meter ditemukan sepasang benda berupa batu berukir setinggi sekitar 140 sentimeter dan lebar 40 sentimeter.

Petama kali ditemukan yang disebelah Timur (sebelah ilir) pada pukul 08.30 WIB, kemudian pada pukul 08.50 WIB kembali ditemukan yang di bagian barat (sebelah hulu), kedua makara ini masih utuh berdiri pada kedudukannya menghadap kearah Selatan. Sedangkan temuan terakhir sebelum dua makara di Candi Kedaton ini ditemukan dua makara yang hampir sama di Candi Gedung Dua pada tahun 2002.

Drs. H. Junaidi T. Noor, MM, penutur sejarah Jambi/budayawan Jambi, menjelaskan, ini merupakan temuan yang sangat berarti, karena dari 84 manapo yang ada di percandian Muaro Jambi ini baru sembilan yang dipugar, termasuk Candi Kedaton ini.

Ternyata di Kadaton ini ditemukan bentuk makara, kemudian biasanya ada pintu gerbang, dan ini biasanya ditemukan disetiap candi, dan di percandian Muaro Jambi baru ditemukan beberapa saja, jadi sebenarnya masih banyak, tetapi karena teknologi kita yang masih terbatas, maka penemuannya masih terbatas juga.

Junaidi T. Noor menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di situs percandian Muarojambi agar bila menemukan benda-benda bersejarah apapun bentuknya, seperti tembikar dan sebagainya, jika bisa diserahkan kepada BP3 untuk diteliti, sehingga akan diketahui bentangan sejarah peradaban Jambi ini, tegasnya.

Menurut Junaidi T. Noor, Candi Muaro Jambi ini diperkirakan ada sejak abad ketujuh hingga abad ke-13, lebih kurang 600 tahun sudah ada kehidupan di lokasi ini, dan sampai saat ini belum diketahui bagaimana peradapannya bagaimana, dari temuan-temuan itu akan diketahui dengan merangkai sejarah peradabannya.

Disinggung mengenai adanya salah satu makara yang dibawa ke Sumatra Selatan, dijelaskan Jonaidi T. Noor, bahwa Kepurbakalaan Jambi ini masuk wilayah Palembang, dan saat dilakukan penelitian situs Candi Muarojambi ini saat ada temuan dibawa ke Palembang, demikian juga dengan salah satu makara yang ditemukan di Candi Gumpung tersebut saat ditemukan langsung dibawa ke Palembang guna dilakukan penelitian, namun hingga saat ini memang belum dikembalikan.

Sedangkan berkaitan dengan Situs Purbakala Kompleks Percandian Muarojambi, adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia. Kompleks percandian ini terletak di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tepatnya di tepi sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.

Koordinat Selatan 01* 28'32" Timur 103* 40'04". Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera. Di kawasan situs percandian Muaro Jambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Koto Mahligai.

Sejak tahun 2009 Kopleks Candi Muaro Jambi telah diajukan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia, sebagaimana juga pernah disampikan oleh Direktur Jendral (Dirjen) Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Arurora Tambunan, saat berkunjung ke Jambi 6 Januari 2011 yang lalu.

Disamping itu Arurora Tambunan saat itu menyampaikan, bahwa Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI, kedepan akan berupaya membantu mengembangkan situs candi Muaro Jambi, akan mendukung dengan pendanaan, kalau untuk tahun 2011 ini Provinsi Jambi mendapatkan bantuan khusus untuk mosium, jelasnya.

Ikut hadir pada kesempatan ini Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi DR. Ir. Didy Wurjanto MSc, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muaro Jambi dan rombongan, serta dari Masyarakat Peduli Candi Muaro Jambi/ The Society Of Muaro Jambi Temple (The SOMT). ruk

Tidak ada komentar: