Jumat, 22 Juli 2011

Harga Semen di Provinsi Jambi Melonjak Hingga Rp 90 Ribu

Jambi, BATAKPOS

Harga bahan bangunan seperti semen berbagai merek kini melonjak drastic di Provinsi Jambi. Harga semen di Kota Jambi kini melonjak hingga mencapai Rp 90 ribu per zak, padahal sebelumnya hanya berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu. Kenaikan harga semen tersebut disebabkan kerusakan jalur transportasi hingga langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah daerah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Drs A Haris AB, Rabu (20/7/11) mengatakan, semen di semua daerah di Provinsi Jambi dilaporkan sudah mulai merangkak naik bahkan kian sulit didapat alias langka.

Disebutkan, kenaikan drastis terjadi di Kota Jambi dan Kualatungkal, Tanjabar. Harga di dua daerah tersebut kini Semen Padang sudah mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu perzak. Padahal sebelumnya hanya Rp 55 ribu perzak.

Dikatakan, pengurangan tonase yang membawa semen tersebut bukan saja diterapkan Pemprov Jambi, akan tetapi juga diterapkan Pemprov lain tempat produksi semen. Semen Padang misalnya, Pemprov Sumbar juga telah melarang kendaraan yang membawa semen melebihi tonase yang telah ditentukan.

Menurut Haris, dalam waktu dekat, harga tersebut akan turun dengan sendirinya. BBM sudah tidak langka lagi, jalan bakal bagus, maka harga tersebut akan turun sesuai degan HET (Harga Eceren Tertinggi).

Salah seorang pembeli semen, Sudirman warga Jelutung Jambi mengatakan, dirinya kini membeli semen mencapai Rp 85 ribu perzak. Hal senada juga diakui Sulardi Usman, warga Kotabaru Jambi. Menurutnya, bahkan dirinya membeli semen dengan harga Rp 90 ribu perzak.

Kenaikan harga semen tersebut ternyata dipicu soal kerusakan jalur transportasi dari luar daerah menuju Jambi serta kelangkaan BBM yang terjadi belakangan ini di setiap SPBU dan pembatasan muatan tonase di jembatan timbang.

“Pembatasan tonase dilakukan untuk mengurangi kerusakan jalan. Sebelumnya diperbolehkan membawa 150 ton, kini hanya dibatasi 60 ton. Sekarang peraturan di jembatan timbang sudah ketat,” kata S Rumahorbo, pengemudi ekpedisi semen dari Padang ke Jambi.

Menurut Rumahorbo, mobil mereka saat membawa semen ditimbang di jembatan timbang di Padang dan tidak boleh melewati 60 ton. Sebelumnya boleh hingga 150 ton. Dengan muatan yang sedikit otomatis biaya menjadi besar, karena harus bolak balik.

“Kemungkinan karena hal inilah makanya harga semen menjadi naik. Kemudian minat konsumen saat ini juga sangat tinggi dan tidak sebanding dengan stok semen. Jambi ini berbeda dengan daerah lain yang punya pabrik semen sendiri. Kalau kita di sini semen dipasok dari luar daerah. Salah satunya dari Sumatera Barat (Sumbar) seperti Semen Padang,”kata Rumahorbo.

Ketua Aspekindo Provinsi Jambi, Jefri Amas Hutagalung mengatakan, jika pemerintah lambat bertindak, maka harga semen dimungkinkan akan naik terus. Apalagi, kenaikan tersebut sangat dirasakan oleh kontraktor yang bergerak di bidang pembangunan.

Dampak lain atas kenaikan harga semen, berdampak pada para kontraktor yang telah memasukkan penawaran untuk mengikuti tender. Sebab, penawaran tersebut harus ditarik kembali untuk dilakukan revisi.

Menurut Hutagalung, harga semen di sejumlah daerah kabupaten seperti Kabupaten Tebo kini dikisaran Rp 65 ribu perzak, di Sarolangun harga semen naik sekitar 10 persen, dari Rp 58 ribu-Rp 65 ribu perzak, di Merangin Rp 59 ribu perzak. ruk

Tidak ada komentar: