Rabu, 15 Juni 2011

Jangkat, Daerah Potensi Holtikultura yang Terabaikan

Panen Kentang : Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus didampingi ssteri Hj. Yusniana Hasan Basri saat panen kentang di Desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat, Sabtu (11/6/11). Kentang jangkat merupakan andalan Provinsi Jambi dimasa mendatang. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Jambi, BATAKPOS

Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi sudah dikenal sebagai lumbung tanaman holtikultura di Provinsi Jambi. Belasan desa di kecamatan itu merupakan sentra holtikultura yang selama ini masih terabaikan oleh pemerintah. Sara infrastruktur jalan dan jembatan merupakan kendela utama guna mengangkat perekonomian warga setempat.

Pada umumnya warga desa di Kecamatan Jangkat berprofesi sebagai petani tanaman holtikultura. Jangkat dapat ditempuh dari Kota Jambi dengan waktu 12 jam perjalanan dengan jarak tempuh 450 kilometer libih. Kecamatan Jangkat merupakan wilayah Barat Provinsi Jambi dan masuk di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) serta berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan.

Sejumlah desa yang menjadi sentra pertanian holtikultura seperti Kentang, Kopi, Cabei, terdapat di Desa Kemuning, Tanjung Syam, Sungai Hangat, Perikan Tengah, Air Mumuh, Selang Pauh, Masgo, Desa Kebun, Lembah Masurai, Sungai Tenang, Desa Renah Alai.

Kecamatan penyanggah seperti Kecamatan Lembah Masurai, juga merupakan sentra tanaman holtikultura. Desa tersebut yakni Desa Koto Rami, Desa Siau Duo, Desa Tuo, Dusun Sungai Tebal, Desa Nilo Dingin, Desa Sungai Lalang.

Kondisi infrastruktur yang rusak disejumlah desa itu membuat akses pemasaran hasil pertanian sulit dipasarkan. Jumlah titik kerusakan jalan yang tidak bisa dilewati kenderaan, membuat Kecamatan Jangkat semakin terpinggirkan.

Kepada Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Wahidin kepada wartawan, Sabtu (11/6/11) mengatakan, potensi pertanian holtikultura cukup menjanjikan. Namun selama ini pemerintah masih mengabaikan kondisi infrastruktur dari dan ke Jangkat.

Disebutkan, Kecamatan Jangkat merupakan penghasil kentang yang cukup besar untuk Provinsi Jambi. Menurut ketua toke dan petani kentang Desa Pulau Tengah, H Arfaad, produksi kentang dari Kecamatan Jangkat mencapai 150 ton perhari.

Namun kini menurun drastic dan hanya 25 ton perhari. Provinsi Jambi cukup potensial untuk pertanian dan penghasil sayur mayor terlebih kentang yang merupakan tanaman daerah dingin dan cocok sebagai komoditi utama untuk Kecamatan Jangkat.

Menurut H Arfaad, berkurangnya produksi atau hasil panen kentang dikarenakan faktor jalan, kelangkaan pupuk dan bibit ,itu yang sekarang dirasakan oleh petani.

Kentang Jangkat sudah menembus daerah luar Provinsi Jambi seperti Curup, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, sampai Bukit Tinggi. Sayur mayur yang selama ini dikhawatirkan dari daerah lain tidak terbukti namun ada beberapa yang masih belum maksimal di produksi.

“Terkait dengan penurunan produksi diakui oleh petani disebabkan anjloknya harga. Harga ditentukan dari tingginya produktifitas panen. Pasar lokal harga kentang berkisar pada Rp 3600 per kilogram dan untuk di pasar Angso Duo Kota Jambi berkisar Rp 4300 per kilogram.

Gubernur Panen Kentang

Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus bersama Isteri Hj. Yusniana Hasan Basri panen kentang di Desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat, Sabtu (11/6/11). Panen kentang juga disaksikan Kepala Dinas Perkebunan Ir Tagor Nasution, Bupati Merangin Nalim, SH, MM Wakil Bupati Merangin Hasan Basri Harun.

Pemerintah Provinsi Jambi telah menyiapkan anggaran untuk daerah Jangkat sekitar Rp 215 milyar untuk pembangunan serta perbaikan jalan bahkan anggaran ini merupakan yang terbesar dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.

“Saya membangun dearah Jangkat dan sekitarnya bukan disebabkan oleh hubungan pribadi, rakyat disini sudah cukup lama menderita dan seharusnya sekarang kita perhatikan dan ditambah lagi dengan potensi alam di daerah Jangkat ini yang akan kita kembangkan,”katanya.

Disebutkan, petani di Jangkat masih sering merugi. “Kentang yang ditanam hasilnya membludak yang banyak tidak bisa terjual karena akses infrastruktur jalan, itu sebabnya program memperbaiki jalan itu sudah tepat,”katanya.

Menurut HBA, kelangkaan benih, kini sudah mulai dalam tahap proses penanaman yang ada di Balai Benih Umum Jambi. Hal itu dalam rangka mengatasi kelangkaan benih. ruk

Tidak ada komentar: