Senin, 20 September 2010

PGIW Jambi Minta Kasus HKBP Cikitang Bekasi Diusut Tuntas

Jambi, BATAKPOS

Persatuan Gereja di Indonesia Wilayah (PGI-W) Jambi meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan Penatua Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Cikitang Bekasi, St Hasian Sihombing dan pemukulan Pdt Luspida br Simanjuntak. PGIW Jambi juga meminta Pemerintah menjamin dan melindungi setiap warga Negara menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan, agama masing-masing sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Demikian dikatakan Ketua PGIW Jambi, Pdt David Farel Sibuea MTh kepada BATAKPOS, Jumat (17/9). Menurutnya, Pemerintah harus mengambil tindakan sesuai dengan hokum yang berlaku, supaya aparat kepolisian mengusut tuntas tindakan oknum atau sekelompok warga yang menusuk dan melukai korban.

“Kita juga minta gereja jangan terpancing emosi pembalasan tapi dialog yang santun dan damai serta kita berdoa untuk setiap orang yang melakukan kekerasan terhadap sesame sebagai warga Negara RI. Kita juga himbau gereja anggota PGIW di Provinsi Jambi tetap menjaga keutuhan , kebersamaan dan keperdulian sesame gereja dan sesama warga masyarakat secara khusus di Provinsi Jambi,”kata Pdt David Farel Sibuea MTh yang juga Praeses HKBP Distrik XXV Jambi ini.

Secara terpisah, warga Jemaat HKBP Jambi, Donny Pasaribu SP mengatakan, persoalan HKBP di Bekasi bukanlah persoalan yang harus dijawab dengan memindahkan lokasi pendirian gereja, namun akar permasalahan adalah SKB 2 menteri itu yang sudah tidak sesuai dengan situasi kerukunan beragama saat ini serta harus diperjelas.

“Apakah rumah ibadah khususnya gereja tidak dapat didirikan diwilayah Republik Indonesia yang faktanya bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hanya perjuangan para founding father yang berasal dari 1 agama saja,”katanya.

Menurut mantan Ketua NHKBP Jambi ini, hal itu jelas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sudah mengalami krisis peradaban dan bangsa ini sudah harus disadarkan bahwa agama apapun tidak ada yang mengajarkan untuk menyakiti orang lain.

“Soal fanatisme diharapkan jangan menjadi sempit karena itu menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhannya masing- masing. Jangan pernah mengintimidasi kelompok manapun karena kita SAMA adalah bangsa Indonesia,”ujarnya.

Disebutkan, jika itu tidak disadari oleh bangsa ini, yakinlah AZAB yang akan selalu menimpa bangsa ini seperti yang saat ini selalu dialami oleh Indonesia.

“Mari semua introspeksi dan sadar diri, soal kebenaran keyakinan yang dianut oleh anak bangsa yang berbeda- beda ini kita kembalikan kepada Tuhan Yang Esa. Tantangannya sudah berbeda, kita telah menjadi negara demokrasi,”katanya. ruk

Tidak ada komentar: