Jumat, 24 September 2010

Gubernur Jambi Minta Asrama Mahasiswa jambi di Yogyakarta Direhap


Jambi, BATAKPOS

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus meminta Dinas PU Provinsi Jambi dan Biro Umum Provinsi Jambi untuk segera merenovasi asrama mahasiswa Jambi di Bausasran Danurejan 3 No 717, Yogyakarta yang kondisinya kini memprihatinkan. Gubernur Jambi juga meminta agar asrama tersebut khusus buat mahasiswa asal Jambi di Yogyakarta bukan untuk warga Jambi yang bekerja di Yogyakarta.

Demikian dikatakan H Hasan Basri Agus (HBA) di Jambi, Kamis (23/9) usai menghadiri gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional XII 2010 di Yogyakarta dua hari lalu.

Menurut HBA, antara kemauan mahasiswa penghuni asrama (mahasiswa) dengan hasil renovasi yang dilakukan Pemprov Jambi belum ada kesepakatan. Kondisi kamar terlalu kecil, hanya bisa diisi satu orang.

Disebutkan, pada 2011 Pemprov Jambi menganggarkan dana Rp 400 juta untuk merenovasi asrama Yogya. Pemprov akan duduk satu meja dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat Jambi di Yogya, membicarakan konsep dan sistem renovasi, sesuai bentuk yang diinginkan mahasiswa.

“Kita minta Dinas pekerjaan umum (PU) dan biro umum kantor Gubernur Jambi segera merenovasi asrama sesuai harapan mahasiswa. Kita mengakui kondisi asrama saat ini tidak baik. Harus segera diperbaiki. Yang sudah biarlah berlalu,” katanya.

Gubernur Jambi juga meminta agar mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut adalah mahasiswa asal jambi yang orangtuanya kurang mampu. “Asrama ini kan untuk yang tidak mampu. Orang Jambi yang tidak punya keluarga disini bisa tinggal di asrama,” katanya.

Setelah asrama direnovasi HBA berharap mahasiswa tinggal di asrama paling lama dua tahun. “Cukup dua tahun. Setelah itu pindah. Jangan beranak pinak di asrama. Penempatan nanti diatur dengan SK Gubernur Jambi agar teratur. Mahasiswa yang tinggal disini tidak dikenakan biaya, hanya bayar uang listrik dan air saja.

Asrama Jambi di Yogya awalnya sebuah rumah yang dibeli Pemprov Jambi pada 1959. Kini kondisinya sangat berantakan. Perlengkapan di dalam kamar asrama tidak tampak lagi, seperti kasur dan lemari pakaian. Asrama memiliki 30 kamar tanpa penghuni. Pintunya sudah terlepas akibat kusen keropos. Ruangan kumuh, ranjang berantakan dan plafon jebol.

Heri, pengurus asrama, mengungkapkan, asrama tidak pernah dihuni sejak direnovasi, setelah gempa 2007 lalu. Ukuran kamarnya juga kecil. Dulu ukuran kamarnya 3 x 4 meter dan bisa ditempati 3 orang. Sekarang hanya berukuran 2 x 2 meter. Mahasiswa yang dulu menempati asrama dikenakan biaya Rp 30 ribu per bulan untuk listrik, air dan kebersihan. ruk

Tidak ada komentar: