Kamis, 28 Agustus 2008

PT Jasaraharja Bantu Korban Sriwijaya Rp 25 Juta

Jambi, Batak Pos
Direktur Jasa Raharja, H Didin S Anwar di Jambi, Kamis (29/8)menjanjikan akan memberikan bantuan kepada para korban luka dalamkecelakan Pesawat Srijaya Air Jenis Boing 737-/200 penerbangan SJ 062Jakarta-Jambi, Rabu (27/8) pukul 16.25 WIB yang terperosok di ujunglandasan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi usai mendarat.


Bantuan masing-masing Rp 25 juta untuk biaya perobatan di Rumah Sakit.Kamis (29/8) siang H Didin memberi santunan kepada korban kecelakaan.Setidaknya ada 18 korban luka pada peristiwa terperosoknya pesawatSriwijaya Airline itu.

Penerbangan di Bandara Jambi, Kamis (29/8) siang sudah berangsur normal. Tampak Pesawat Sriwijaya Air lepas landas, sementara pesawat Sriwijaya yang terperosok di ujung landasan belum dievakuasi. Foto Asenk Lee Saragih.

Biaya Pengobatan


Sementara itu, Presiden Direktur (Presdir) Sriwijaya Air, Chandra Lie,Kamis (29/8) siang mengunjungi para korban di Rumah Sakit Asia Medika.Chandra Lie tiba di Jambi sekitar pukul 10.00 WIB, bersama rombonganKNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), dengan menggunakanpesawat Sriwijaya Air.


Pengamatan Batak Pos di Bandara Jambi, Kamis (29/8) menunjukkan,begitu sampai di bandara, Chandra Lie langsung menuju ke RS AsiaMedika Jambi untuk melihat tiga korban yang masih dirawat. Seno (50)Pasri (45) dan Rahmat Sadikin (4).


Saat jumpa pers, Chandra Lie mengatakan kunjungannya merupakan wujudkepedulian Sriwijaya Air terhadap penumpang dan para korban. "Kitatetap bertanggungjawab atas musibah yang terjadi,"katanya.

Kepala Bandara Jambi Basuki Mardianto SE MM saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya, Kamis (29/8).

Menurut Chandra Lie, semua biaya pengobatan korban ditanggung penuhpihak Sriwijaya Air. "Pihak Sriwijaya Air bertanggungjawab penuh ataskejadian ini. Termasuk semua biaya pengobatan korban akan kitatanggung. Baik biaya pengobatan selama di rumah sakit maupunpengobatan di luar,"ujarnya.


Sementara itu, korban Rahmat (4) anak dari pasangan Seno-Pasri yangturut menjadi korban terperosoknya pesawat Sriwijaya Air PK-CJG, Boing737-200 itu, mendapat beasiswa pendidikan dari pihak Sriwijaya Air.


"Sebagai wujud simpati dan kepedulian kami. Maka pendidikan Rahmat,dari sekarang sampai nanti selesai, pendidikan apapun yangdijalaninya, akan ditanggung sepenuhnya oleh Sriwijaya Air,"ujarnya.


Hingga Kamis (29/8) siang, Rahmat masih dalam kondisi terbaring dirumah sakit. Menurut informasi, Rahmat Kamis (29/8) malam akanmenjalani operasi. Sementara, ayahnya, Seno, Rabu (28/8) malam sudahmenjalani operasi. Tangan kanan dan kaki sebelah kiri Seno diamputasi.Sedangkan Sri, ibu Rahmat, mengalami shok berat dan masih menjalanirawat inap di RS Asia Medika.


Polda Bentuk Tim


Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi, Brigejen Polisi BudiGunawan, membentuk tim penyidikan, terkait musibah terperosoknyapesawat maskapai Sriwijaya Air tersebut.


"Tujuan dibentuknya tim penyidik ini adalah untuk membantu sekaligusmemberi masukan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)tentang masalah terjadinya musibah pesawat Sriwijaya Air. Pihaknyajuga sudah membuat skema kronologi kejadian,"kata Kabid Humas PoldaJambi, AKBP Syamsudin Lubis, Kamis (29/8).


Menurutnya, tim tersebut tergabung dari unsur Reskrim dan Intel."Sejauh ini belum ada saksi yang kita minta keteranganya. Para saksimasih dalam keadaan shock. Mungkin dalam waktu dua hari ini kita sudahmulai memanggilnya,"katanya.


Sementara itu Kelapa Bandara Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, BasukiMardianto SE MM mengatakan, landasan pacu bandara itu masih idealyakni dengan panjang 2250 meter dengan luas bandara 157 hektar (ha).


"Landasan pacu bandara Jambi normal dan sudah biasa didarati olehpesawat jenis Boing. Kalau bandara semua bagus. Namun kita bersyukurtim pemadam kebakaran cepat bergerak sehingga asap dari bandarakemarin dapat segera dipadamkan,"katanya.


KNKT Turun


Sementara itu, dua orang anggota KNKT dari Jakarta, Kamis (28/8) pukul10.00 WIB pagi mulai melakukan investigasi terhadap pesawat naastersebut. Dua orang petugas KNKT itu Capten Chaerudin dan CaptenPrita. Keduanya bekerja dengan dibantu oleh petugas Polda Jambi danPetugas Bandara Jambi.


Belum ada keterangan resmi dari pihak KNKT, tentang hasil investigasimereka, terkait terperosoknya pesawat Sriwijaya Air tersebut.


Berdasarkan pengamatan Batak Pos, bagasi pesawat Sriwijaya Air yangterperosok tersebut, hingga Kamis (28/8) sore belum bisa dibuka.Menurut petugas cargo bandara setempat, setidaknya butuh semingguuntuk mengeluarkan bagasi pesawat.


Tanaman sayuran di lahan Bandara Jambi yang dikelola warga. Foto Kamis (29/8) sore.


Menurut informasi yang diperoleh Batak Pos di Bandara Jambi, Kamis(28/8) didalam bagsi tersebut ada dua ekor anjing pelacak dan sejumlahsenjata api polisi dalam rangka pengamanan kunjungan kerja KapolriSutanto ke Jambi, Jumat (29/8).


Empat Polisi Wanita (Polwan) tamu Polda Jambi juga ikut dalam pesawatSriwijaya Air yang terperosok itu. Selain itu ada juga kandidat calonwalikota Asnawi AB, Ketua LSM PAKSi. Honi IM, sembilan anggota DPRDKabupaten Merangin.


Pesawat Sriwijaya Air ini juga menjadi tontonan bagi masyarakat KotaJambi. Sebab kejadian ini baru pertama kali terjadi di Jambi. Jalanmenuju bandara menjadi macet akibat banyaknya warga yang melihatpesawat dari pinggir jalan raya. ruk

Petani Sayur yang Diseruduk Sriwijaya Air Masih Kritis

Jambi, Batak Pos
Seno (50) petani sayuran di ujung landasan Bandara Sulthan Taha Syaifuddin (STS) Jambi yang menjadi korban “diseruduk” pesawat Sriwijaya Air jenis Boing 737 seri 200 062 PK CJG, yang terperosok di ujung landasan, Rabu (28/8) pukul 16.25, hingga Kamis (28/8) sore masih kritis di Rumah Sakit Asia Medika Jambi. Sementara istrinya Pasri (41) berangsur pulih. Namun naknya Rahmat Sadikin (4) kini masih kritis.

Pasri, saat ditemui Batak Pos di RS Asia Medika Jambi, Kamis (28/8) mengatakan, kesehatannya beserta anaknya sudah mulai pulih. Namun mereka masih menjalni rawat inap di rumah sakit tersebut.

Terperosok : Pesawat Sriwisaya Air jenis Boing 737 seri 200 penerbangan SJ 062 PK CJG, yang terperosok di ujung landasan Bandara Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, Rabu (28/8) pukul 16.25, hingga Kamis (28/8) masih terenggok di lokasi kejadian. Minyak pesawat terus bocor sehingga menyebabkan air disekitar ladang bercampur minyak dan bau menyengat hingga radius 50 meter.

Menurut Pasri, suaminya mengalami patah leher dan kaki. Sementara 17 penumpang Sriwijaya Air yang luka ringan, termasuk lima awak pesawat, Rabu (28/8) malam sudah bisa pulang. Pihak rumah sakit belum memberikan keterangan terkait dengan kondisi korban pesawat Sriwijaya tujuan Jakarta ke Jambi.

Menurut penuturan Pasri, mereka petani penggarap ladang di pinggir Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi. Saat kejadian, Seno lagi mencuci piring di sumur, anaknya Rahmat bermain dihalaman sedangkan isterinya Sri membersihkan tanaman sayurannya yang baru dipanen.


Data Kronologis yang ditulis pihak kepolisian.

“Tiba-tiba anak saya berteraiak, ada pesawat sangat rendah sekali. Hanya dalam waktu sekejap sayap pesawat menghantam kami. Saya mendengar teriakan Rahmat, tapi suami saya tidak menggubrisnya. Karena tiap hari melihat pesawat yang akan mendarat,” Pasri.


Kata Pasri, pihaknya sudah menggeluti pertanian sayuran di ujung landasan itu sejak lima tahun lalu. Dia juga mengaku kalau mereka sudah berulangkali dilarang oleh pihak bandara. Namun karena tidak ada lahan lain, mereka memberanikan diri menggarapnya.


“Mata pencaharian kami hanyalah dari bertanam sayuran. Profesi lain tidak ada. Kalau boleh pemerintah daerah Kota Jambi dapat memberi lahan untuk kami garap. Kami pasrah atas kejadian ini, mudah-mudahan dengan kejadian ini seluruh petani yang menggarap lahan bandara mengambil sikap mundur. Janganlah sampai ada korban lagi,”katanya.


Pasri juga berharap biaya perobatan keluarganya di rumah sakit dapat ditanggulangi oleh Sriwijaya Air atau pihak bandara. “Terus terang kami tidak punya biaya untuk berobat ini. Kami mohon bantuan dermawan,”katanya.


Sementara itu, Kepala Bandara Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, Basuki Mardianto SE MM kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (28/8) mengatakan, pada tanggal 26 Agustus 2008 lalu, pihaknya telah memanggil sekitar 125 petani yang bercocok tanam di sekitar bandara.


“Kita sudah tegaskan tidak boleh mengelola lahan disekitar bandara. Kita sudah ingatkan betul itu. Kita sudah berikan penjelasan kepada mereka. Sebagian petani sudah ada yang mengerti. Namun sekitar 125 petani masih membandel. Kita juga sudah minta Pemerintah Kota Jambi untuk menertibkan warga yang bertani di sekitar landasan,”katanya.


Basuki saat kejadian mengaku berada di Bandung dalam acara Pendidikan Penanganan Gawat Darurat. “Saya dengar kabar itu, saya langsung menuju bandara Sukarno Hatta, dan tiba di Jambi naik pesawat Batavia Air pukul 20.00 wib Rabu (28/8),”katanya.


Cuaca Baik


Menurut Basuki, kondisi cuaca di sekitar bandara saat pesawat mendarat, jarak pandang delapan kilo meter, tekanan angin 4 knot atau kondisi calm (bersahabat). Namun Basuki tidak mau mengatakan penyebab terperosoknya pesawat Sriwijaya Air tersebut.


“Saya tidak berwewenang memberikan keterangan tentang penyebab terperosoknya pesawat tersebut. Penyidikan penyebab kejadian itu sudah turun dua petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Jakarta. Namun kita belum mendapatkan informasi dari KNKT tentang penyebab kecelakaan itu. Pihak KNKT masih melakukan penyelidikan,”katanya.


Normal


Sementara itu Bandara Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi sudah normal sejak Rabu (28/8) pukul 20.00 wib. Menurutnya sudah ada enam penerbangan dari dan ke Jambi, Rabu dan Kamis (29/8).


“Bandara sudah normal dan penerbangan berjalan seperti biasa. Sementara pesawat Sriwijaya Air yang terperosok itu belum dievakuasi dari lokasi kejadian. Polisi dan TNI disiagakan di sekitar pesawat untuk menjaga hal-hal yang dapat merugikan,”katanya.


Minyak Pesawat


Berdasarkan pengamatan Batak Pos disekitar terperosoknya pesawat, bau bahan bakar pesawat menyengat hingga radius 50 meter. Bahkan air disekitar ladang sayuran tersebut, sudah berlumuran dengan minyak pesawat.


Warga masyarakat yang hendak melihat pesawat, banyak di sekitar ladang lokasi pesawat terperosok. Areal ladang sayur tersebut sudah dipasang garis polisi. Sejumlah personil polisi disiagakan disekitar ladang sayur tersebut. ruk

Rabu, 27 Agustus 2008

Pesawat Sriwijaya Air Tergelincir di Bandara Jambi

Jambi, Batak Pos

Pesawat Sriwijaya Air seri Boing 200 dengan nomor penerbangan SJ 062 jutuan Jakarta-Jambi tergelincir di ujung landasan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Rabu (27/8) pukul 16.25 wib. Sembilan penumpang dan tiga warga Kota Jambi menjadi korban luka-luka akibat terkena sayap pesawat. Penyebab tergelincirnya pesawat itu akibat Sistem Hydraulix Break tidak berfungsi maksimal.

Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Jambi, Dedy, mengatakan, awak Pilot pesawat Sriwijaya Air itu adalah Kapten Abas. Hujan yang mengguyur Kota Jambi selama dua jam membuat landasan licin. Kini 11 penumpang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Asia Medika Jambi. Penumpang 123 orang dan lima awak pesawat. (Asenk Lee Saragih)





Sriwijaya Air Tergelincir Dalam Jepretan

Foto-Foto Pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir di Bandara Jambi, Rabu 27 Agustus 2008 Pukul 16.25 WIB.






Pesawat Sriwijaya Air Tergelincir di Bandara Jambi

Jambi, Batak Pos

Pesawat Sriwijaya Air seri Boing 200 dengan nomor penerbangan SJ 062 jutuan Jakarta-Jambi tergelincir di ujung landasan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Rabu (27/8) pukul 16.25 wib. Sembilan penumpang dan tiga warga Kota Jambi menjadi korban luka-luka akibat terkena sayap pesawat. Penyebab tergelincirnya pesawat itu akibat Sistem Hydraulix Break tidak berfungsi maksimal.

Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Jambi, Dedy, awak Pilot pesawat Sriwijaya Air itu adalah Kapten Abas. Hujan yang mengguyur Kota Jambi selama dua jam membuat landasan licin. Kini 11 penumpang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Asia Medika Jambi.

Tergelincir : Pesawat Srijaya Air Boing 200 penerbangan SJ 062 Jakarta-Jambi, Rabu (27/8) pukul 16.25 WIB tergelincir di ujung landasan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi usai mendarat. Menurut Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Jambi, Dedy, pesawat tergelincir akibat Sistem Hydraulix Break tidak berfungsi maksimal. Hujan yang mengguyur Kota Jambi selama dua jam membuat landasan licin. Foto batak pos/rs manihuruk.

Pengamatan Batak Pos di lokasai kejdian menunjukkan, ribuan warga Kota Jambi berduyun-duyung memadati bandara untuk melihat pesawat yang tergelincir tersebut. Sementara ratusan polisi dari Poltabes dan Polda Jambi diturunkan untuk mengamankan lokasi tergelincirnya pesawat.
Menurut Kemas Rudi dan Arifin, penumpang pesawat yang tergelincir kepada Batak Pos menuturkan, pesawat tersebut mendaratnya mulus. Namun dalam landasan pacu pesawat berjalan terus hingga ke ujung landasan.
“Kami mendengar suara debrak tiga kali. Namun tiba-tiba pesawat nyungsep dan seluruh bangku terbelik kedepan. Untung saja penumpang cepat membuka pintu darurat, sehingga penumpang yang diperkirakan 125 orang itu panik dan berlomba menuju pintu darurat. Kai juga sempat melihat percikan api pada sayap kiri pesawat. Untung saja tidak ada yang korban parah dalam kejadian ini,”ujar keduanya.
Hal senada juga disebutkan Haddrami, penumpang lainnya. Dirinya bersama sembilan Anggota DPRD Merangin dan tiga staf DPRD Merangin, Provinsi Jambi ikut dalam pesawat. Mereka baru pulung dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dalam rangka kunjungan kerja.
Hingga berita ini diturunkan, evakuasi barang penumpang masih dilakukan. Ratusan penumpang masih menunggu di bandara. Sementara jalan Sukarno Hatta-Bandara macet akibat kenderaan warga menuju bandara.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi H Soewarno Soerinta yang turun kelokasi kejdian kepada wartawan mengatakan, pengecekan pesawat di Jakarta oleh petugas terkait kurang baik. Menurutnya, pemeriksaan pesawat di Jakarta kurang baik sehingga mengakibatkan hidrolik break pesawat tidak berfungsi. ruk

Daftar Korban Pesawat di Rawat di RS Asia Medika Jambi :
1.Putri Mei Indrayani (21) Pramugari-luka tangan2.Lady (21) Pramugari-luka tangan3.Makota Tachigi (40) penumpang asal Jepang4.Rahmat Sadikin (4) warga Paal Merah Tukang kebun sayur5.Pasri (41) ibu Rahmay warga Paal Merah tukang kebun sayur6.Seno (50) suami Pasri warga Paal Merah tukang kebun sayur7.Didin Basidin (53) penumpang8.Ambo Upek (34) penumpang9.Bunyan A (37) penumpang10.Eka Feriyani (45) penumpang11.Nirwan Yahya (45) penumpang. Sumber dari Sani dan Thesa Petugas Sriwijaya Air Jambi di RS Asia Medika Jambi.

Selasa, 19 Agustus 2008

Penantian Panjang Jembatan Batanghari II yang Diduga Jadi Lumbung Korupsi

KPK Didesak Usut

Jambi, Batak Pos
Masyarakat Provinsi Jambi sudah lama mengidam-idamkan realisasi pembangunan jembatan Batanghari II yang terletak di wilayah Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur. Jembatan itu merupakan jawaban untuk membuka akses keterisolasian wilayah Timur Provinsi Jambi.

Selama ini wilayah Timur Jambi belum mampu mendongkrak perekonomian rakyat karena sarana infrastruktur jalan dan jembatan masih minim. Dibangunnya jembatan Batanghari II diharapkan mewujudkan impian masyarakat Provinsi Jambi.

Namun pada kenyataannya, pembangunan jembatan pelaksanan pembangunan jembatan dengan total panjang 1.351,4 meter, lebar 9 meter itu, hingga pertengahan Agustus 2008 ini masih terbengkalai. Bahkan Presiden SBY gagal meresmikan jembatan itu saat Harganas di Jambi 29 Juni 2008 lalu. Tidak sedikit statemen Gubernur Jambi menjanjikan kalau pembangunan jembatan itu selasai awal tahun 2007 lalu.
Padahal jembatan itu dibangun sejak Tahun Anggaran (TA) 2003 dengan surat penawaran pembangunan tahap kedua No.01/HK-PP-AGRA.JO/VI/2003, tertanggal 18 Juni 2003 dengan harga penawaran sebesar Rp.94.059.887.000 dengan jangka waktu pengerjaan selama 760 hari.

Tak Kunjung Selesai : Pembangunan Jembatan Batanghari II Jambi hingga kini takkunjung selesai. Penyelesaian pekerjaan jembatan itu kini meliputi pemasangan besi beton, beton lantai dan realiing, agrreget kelas A,B dan pengaspalan. Diduga kuat pembangunan jembatan tersebut menjadi “lumbung” korupsi oknum pejabat dan oknum pengusaha di Jambi. Foto batak pos/rs manihuruk.

Pembangunan jembatan Batanghari II Jambi yang dibanggakan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu hingga kini telah menghabiskan uang Negara Rp 161.392.128.000. Bahkan penyelesaian pembangunan jembatan oleh PT. Hutama Karya (HK) dan PT. Pembangunan Perusahaan (PP) sudah mundur tiga tahun.
Pemerintah Pusat juga sudah menyetop anggaran untuk kelanjutan pembangunan jembatan Batanghari II itu karena takkunjung selesai.
Direktur Eksekutif Pusat Advokasi dan Kajian Strategis untuk Indonesia (PAKSI) Joni IM SE kepada Batak Pos, Selasa (19/8) mengatakan, latar belakang pembangunan jembatan Batanghari II adalah baik.

Fungsinya adalah rencana pengambangan wilayah Utara Kota Jambi, optimalisasi operasional kawasan Muarasabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), pengembangan kawasan industri Kota Jambi dan Tanjabtim. Namun pada pelaksanaannya pembangunan jembatan itu diduga menjadi “lumbung” korupsi oknum pejabat dan oknum lainnya.

Dirinya meminta agar Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin dan kontraktor proyek Jembatan Batanghari II diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Sejumlah LSM yang kontra dengan korupsi sudah mendesak Kejati Jambi bahkan sudah melaporkan dugaan korupsi jembatan Batanghari II ini kepada KPK. Namun hingga sekarang pembangunan Jembatan Batanghari II tersebut masih terbengkalai,”katanya.
Sementara itu, Juru bicara Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Jambi (KMPJ) Zulbadri, mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI perwakilan Jambi untuk mengaudit secara transparan pembangunan megaproyek tersebut. KMPJ juga mendesak pemerintah untuk mem blacklist perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.

Menurut Zulbadri, pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menugaskan aparat penegak hukum terutama KPK dan BPK RI menyelidiki seluruh proyek berskala besar dilingkungan Dinas Kimpraswil (Pemukiman dan Prasarana Wilayah) Provinsi Jambi.

“Pembangunan Jembatan Batang Hari II ditargetkan selesai selama 760 hari kalender, ditambah masa pemeliharaan selama 120 hari. Namun, jadwal penyelesaiannya tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pengerjaan pembangunan proyek itu dimulai pada bulan Agustus 2003 lalu dan direncanakan selesai di bulan Juli 2005 dengan nilai kontrak mencapai Rp. 94.059.887.000. Tapi hingga April 2008 proyek tersebut masih terbengkalai,”katanya.

KMPJ juga mendesak Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin untuk segera menonaktifkan Kepala Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi Nino Guritno. Karena pihaknya menilai yang paling bertanggung jawab atas proyek itu adalah Nino Guritno.

“KMPJ juga meminta BPK RI untuk memblacklist perusahaan PT. Hutama Karya (HK) dan PT. Pembangunan Perusahaan (PP) sebagai kontraktor dan membayar denda atas keterlambatan proyek pembangunan Jembatan Batang Hari 2,” katanya.

Kasubdin Praswil dan Tata Ruang Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM saat hendak dikonfirmasi Batak Pos, Selasa (19/8) tidak berada di kantor. Menurut seorang staf Kimpraswil Provinsi Jambi, Bernhard Panjaitan sering tidak masuk kantor karena dicari-cari banyak wartawan dan calo proyek.

Bahkan ketika Batak Pos mencoba menghubungi lima nomor telepon genggam (HP), satupun tidak ada yang aktif. Menurut informasi Berndhard sering berada di Jakarta, namun tidak jelas apa tujuannya.

Menurut data yang diperoleh Batak Pos dari Kimpraswil Provinsi Jambi menunjukkan, progres pembangunan jembatan Batanghari II kini sudah 89,22 persen dengan dana yang sudah terserap Rp 144.003.227.000.
Sedangkan kekurangan dana guna penyelesaian jembatan tersebut sebesar Rp 17.389.901.000. Dana keseluruhan untuk jembatan Batanghari II sebesar Rp 161.392.128.000.

Pekerjaan saat ini dalam penyelesaian jembatan itu diantaranya erection rangka baja pelengkung (Arch) 150 meter (dalam proses kontruksi), pekerjaan lantai segmen rangka baja truss 2 X 60 meter (dalam proses kontruksi) dan pekerjaan jalan pendek/oprit dan pengaspalan.

Kronologis PendanaanKronologis pendanaan pembangunan jembatan Batanghari II adalah TA 2003 APBN murni Rp 15 miliar, APBD Provinsi Jambi Rp 6,5 miliar, APBD Kota Jambi Rp 3.448.862.508,67, APBD Tanjabtim Rp 3.448.862.508,67 atau total keseluruhan Rp 28.397.725.017,34.
Sementara rencana sebelumnya TA 2003 sebesar Rp 32 miliar. Kabupaten Muarojambi nihil dalam pendanaan TA 2003.

Selanjutnya rencana pendanaan TA 2004 sebesar Rp 37 miliar. Namun realisasinya yakni APBN Murni Rp 15 miliar, APBD Provinsi Jambi Rp 11,5 miliar, APBD Kota Jambi Rp 3,5 miliar atao total Rp 30 miliar. Pendanaan dari Muarojambi dan Tanjabtim nihil TA 2004.

Sedangkan pendanaan TA 2005 rencana Rp 55.821.182.000. Namun realisasinya APBN Murni Rp 33.821.182.000, APBD Provinsi Jambi Rp 10 miliar atao total Rp 43.821.182.000. Sementara Kota Jambi, Muarojambi dan Tanjabtim nihil dalam pendanaan.

Rencana pendanaan jembatan Batanghari II TA 2006 sebesar Rp 22,5 miliar. Namun realisasinya terdiri dari APBD Provinsi Jambi Rp 3.545.230.000, APBD Muarojambi Rp 6,5 miliar, APBD Tanjabtim Rp 3,5 miliar. Sementara APBN Murni dan APBD Kota Jambi TA 2006 nihil.

Pendanaan TA 2007 terhadap jembatan itu, hanya bersumber dari APBD Provinsi Jambi Rp 28.239.090.000. Total kebutuhan dana untuk penyelesaian jebatan Batanghari II sebesar Rp 161,392 miliar.
Kekurangan untuk penyelesaian jembatan itu April 2008 sebesar Rp 17,389 miliar. Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi Jambi agar mengalokasikan dana tersebut pada APBD Perubahan TA 2008.

Keberadan jembatan Batanghari II juga direncanakan menjadi jalan negara jalur Lintas Timur Sumatera. Jembatan batanghari II akan mengurangi beban transportasi di Jembatan Aurduri yang sudah tua. Akses Jembatan Batanghari II nantinya menjadi jalkur utama Lintas Timur Sumatera Provinsi Jambi. Asenk Lee Saragih