Minggu, 25 September 2011

Jambi Harus Dipertahankan Jadi Produsen Karet di Indonesia

Sadap : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyadap karet unggul milik petani karet, Dahlan Hamid, di Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Kamis (22/9/11). Foto batakpos/rosenman manihuruk


Jambi, BATAKPOS

Provinsi Jambi harus dipertahkan menjadi salah satu daerah produsen karet terbesar di Indonesia. Prkebunan karet di Jambi seperlima dari luas perkebunan karet nasional atau 600 ribu hektar lebih, dari 3,4 juta hektar perkebunan karet di Indonesia.

Demikian dikatakan Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disela-sela penyadapan karet milik petani karet, Dahlan Hamid, di Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Kamis (22/9/11).

Presiden SBY minta kepada Gubernur dan Bupati/Walikota se Provinsi Jambi agar memperhatikan industri pengolahan karet di Jambi, jangan sampai kurang, karena ini dapat merugikan petani.

Presiden juga berjanji melalui Menteri Pertanian RI akan menambah anggaran bidang perkebunan karet, khususnya untuk Provinsi Jambi.

“Saya punya pengalaman, dimana saat harga karet turun Ibu Ani selalu mendapat SMS dari berbagai daerah, yang meminta agar pemerintah bisa menaikkan harga keret. Dan Ibu selalu menyampaikan kepada saya, tetapi ketika harga karet naik tidak satupun yang SMS, namun selaku orang tua, dengan kenyataan ini tetap bersyukur, ketika keluarga besarnya mendapat rezeki yang halal,”katanya.

Presiden SBY juga menyampaikan terimakasih peneliti, karena para peneliti juga merupakan pahlawan, pahlawan dibelakang layar, yang terus berusaha mendapatkan bibit yang terbaik, termasuk untuk bibit sawit, bibit jagung, bibit pada dan bibit-bibit yang lainnya.

“Saya berharap semua pihak yang terkait, termasuk Bupati dan Gubernur, untuk mengupayakan agar hasil perkebunan rakyat dapat meningkat. Karena perkebunan karet rakyat setiap hektar saat ini hanya dapat menghasilkan 800 kg/hektar/tahun, sedangkan perkebunan yang dikelola perusahaan bisa menghasilkan dua ton setiap hektar/tahun. Kedepan bagimana perkebunan karet rakyat bisa lebih dari 800 kg/hektar/tahun, setidaknya 1000, hingga 1000 kg lebih setiap hektar/tahunnya,”katanya.

Disebutkan, tata niaga karet juga harus diperbaiki sehingga harga yang diperoleh petani bisa baik. Bagi yang memproses memerlukan biaya, tetapi agar adil, adil bagi petani, adil bagi perusahaan yang memproses lebih lanjut, sehingga dengan demikian semuanya mendapat keuntungan yang lebih baik.

Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk mendapatkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk membantu mengembangkan tanama karet rakyat di Provinsi Jambi. Karena Jambi adalah salah satu daerah penghasil karet.

“Kita berusaha mewujudkan rakyat Jambi bisa kembali bersemangat mengembangkan perkebunan karet di Jambi, sebagaimana yang pernah terjadi 100 tahun yang lalu, Jambi menjadi pengahasil karet terbesar,”katanya.

Disebutkan, saat ini lebih kurang ada 650 ribu hektar, dari luasan itu masih ada lebih kurang 120 ribu hektar terdiri dari kebun karet tua milik rakyat, sehingga produktipitasnya rendah. Kemudian juga dari luasan tersebut Pemerintah Provinsi Jambi telah meremajakan seluas 85 ribu hektar, yang dimulai dari tahun 2006.

Kunjungan kerjanya di Jambi, Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan beberapa orang Menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke dua berkesempatan melakukan penyadapan perdana karet rakyat.

Penyadapan karet sebagai rangkaian kunjungan tiga hari SBY ke Jambi. Didampingi Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri UKM dan Koperasi Syarif Hasan, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menpora Andi Malaranggeng, Menteri Kebudayaan dan Parawisata Jero Wacik. ruk

Tidak ada komentar: