Jumat, 22 Oktober 2010

REDD Dinilai Bukan Solusi Mitigasi Perubahan Iklim

Jambi, BATAKPOS

Reducing Emissions From Deforestation and Degradation (REDD) yang dimunculkan dalam perundingan di badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk perubahan iklim (UNFCCC) dinilai bukan solusi mitigasi perubahan iklim. REDD yang secara sederhana adalah upaya untuk menurunkan emisi karbon yang berasal dari penggundulan dan kerusakan hutan.

Demikian dikatakan Koordinator Aliansi Aktivis Lingkungan Gerakan Pecinta Manusia, Rivani Noor saat melakukan unjukrasa teatrikal di depan lapangan Kantor Gubernur Jambi, Kamis (21/10) dalam rangka memperingati Hari Agraria Nasional ke 50 (21 Oktober 2010).

Aliansi aktivis lingkungan yang terdiri dari Aliansi Gerekan Reforma Agraria (AGRA), Community Alliance for Pulp-Paper Advocacy (CAPPA), Fron Mahasiswa Nasional (FMN), Kelompok Masyarakat Peduli Lahan, Forum Mahasiswa Jambi, Kelompok Makekal Bersatu, LIRRA, Mapala Himapastik, Mapala Gitasada, Mapala Pelangi Biru, Mapala Oase, OPA Gita Buana, Perkumpulan Hijau, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Otonomi Daerah (PSHK-ODA) dan Serikat Petani Indonesia (SPI).

Aliansi menyatakan, skema REDD yang digagas untuk mengatasi perubahan iklim bukanlah solusi yang baik untuk menurunkan emisi karbon. Karena Negara-negara insdustri (annex I) seperti Amerika Serikat, Jepang, Nurwegia, Inggris, Cina tidak bersedia menurunkan emisi carbon yang dihasilkan oleh aktivitas industri mereka.

“Negara itu hanya memberikan konfensasi kepada Negara-negara yang diminta untuk menjaga hutan. Sedangkan negera-negara berkembang seperti Indonesia yang diminta untuk menjaga hutan sebagai kawasan penyerap karbon yang dihasilkan Negara industri hanya setengah hati,”kata Rivani.

Disebutkan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya izin Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit serta izin pertambangan yang dikeluarkan dikawasan pertambangan di kawasan hutan melalui RTRW merupakan contoh dari ketidak seriusan pemerintah dalam melakukan mitigasi perubahan iklim.

Aliansi ini dalam orasinya melakukan sejumlah pameran foto kerusakan hutan, serta penyerobotan lahan petani oleh perusahaan. Aksi unjukrasa dengan pameran foto lingkungan ini berjalan damai dibawah pengawasan kepolisian setempat. ruk

Tidak ada komentar: